Tino, tifanny, rose, lisa, jisoo dan adit sedang menikmati sarapan mereka, hanya keheningan dan detingan sendok dan garpu.
Setelah beberapa menit, mereka menyelesaikan sarapannya.
"Dit?".
"Iya yah?".
"Tadi malam kamu telfonan sama ara,gak?".
"Gak yah. Biasanya sih telfonan yah kalau malam, tapi kemarin nomernya aku hubungin tidak aktif, tapi tadi aku telfon masih tetap tidak aktif".
"Mungkin dia lagi sibuk sayang".
"Tapi sesibuk-sibuknya ara biasanya gak pernah matiin ponsel bun".
"Terus, kemana dia?".
"Rose akan mengeceknya, sebentar lagi rose akan ke new york, karena ada meeting dengan perusahaan Binherd,besok".
"Ayah sampai lupa, kamu yang menghadirinya bukan lisa?".
"Enggak yah, aku mengurus meeting rose yang ada di sini".
"Jisoo?".
"Kalau aku masih melatih trainee-trainee diagensi bun. Tapi beberapa hari lagi aku akan ke new york juga karena undangan Dior fashion weeks dan aku yang jadi perwakilanya".
Tino dan tiffany mengangguk paham.
"Kamu gak ada niatan nyusul ara,dit?".
"Nyusul bun, berangkatnya bareng kak jisoo nanti ke new york".
"Mumpung masih ada waktu bun, aku selesaikan kerjaanku disini, sama meeting gantiin papa kak jisoo karena aku yang handle selama papa kak jisoo di luar negri".
"Bagaimana kabar orang tua kamu ji?".
"Baik yah. Kemarin sempat telfonan sama mereka dan jennie juga".
"Rose, kamu berangkat pakai jet pribadi ayah saja biar cepat".
"Iya yah".
•
•
•
•
"Bagaimana dad?". Tanya adit yang duduk bersebrangan dengan versio
"Keputusan seperti ini seharusnya ara yang memutuskan dit, secara sekarang daddy hanya tinggal tanda tangan persetujuan saja".
"Ara dari tadi malam tidak bisa dihubungin dad, tadi perjalanan kesini juga masih tidak aktif nomernya".
"Sebentar, coba daddy telfon vernon". Mengambil ponselnya yang terletak diatas meja depannya
Menyalakan ponselnya, mencari nomer anaknya dan menghubunginya.
Berdering....
"Hallo pa? Ada apa?".
"Kamu tau dimana ara, dihubungin kok gak bisa?".
"Egi tidak tau pa. Ryska tadi juga nyari in dan telfon kak jennie katanya ara tidak pulang ke apartemen sejak tadi malam".
"Kabarin papa, kalau sudah bertemu ara".
"Baik pa".
Tut...tut...
Versio mematikan telfonnya."Gimana dad?".
"Vernon juga gatau dimana ara, ryska sudah tanya sama jennie, dia bilang juga tidak tau dimana ara".
"Gak biasanya, dia begini. Sejak tadi malam juga tidurku tidak bisa nyenyak dad karena tiba-tiba kepikiran ara".