04.30 Pagi
Ara sudah bangun,bahkan sudah mandi dan memakai pakaian kaos polos warna putih dan celana olahraga warna hitam dab sepatu putihnya,tak lupa rambut panjangnya yang tergurai.
Setelah merapikan rambutnya,ara berjalan kearah kasur dan duduk ditepi kasur.
Mengambil hpnya diatas nakas,lalu berjalan keluar kamar.
•
"Ayah,bunda. Ko sudah bangun?". Tanya ara sembari berjalan menghampiri kedua orang tuanya yang duduk diganda sofa
Lalu ara duduk disingle sofa.
"Lebih baik bangun sekarang. Dari pada nanti saat kamu mendidik kakak kakakmu". Ucap tino sedikit kesal
"Hhhh...,maaf yah. Tapi gapapa kan enak bangun pagi,ayah juga udah lama ga olahraga kan?".
"Iya juga...".
"Kamu sudah baikan sayang?".
"Sudah bun. Siapa yang bawa aku kekamar?".
"Bunda dong..yang gendong".
Ara terkekeh sedangkan tino memasang wajah datar.
"Bercanda yah...". Ucap tiffany sembari mengelus pipi suaminya
"Kamu kenapa kemarin?".
"Hhuftt..., aku tidak sengaja kembali mengigat mereka, seakan luka lamaku kembali terbuka setelah sekian lama aku menutupnya tapi ada saja yang membuat aku mengigat mereka kembali".
"Segitu kamu bencinya sama mereka?".
Ara menghela nafas samar,lalu mengangguk.
Tino dan tiffany saling pandang,tatapan tiffany sangat serius. Tino hanya mampu menghela nafas samar.
"Kejadian ini udah lama ara. Ayah tidak ingin kamu mempunyai dendam seperti ini...".
"Apa aku salah membenci mereka yah? Atas apa yang mereka lakukan padaku?". Tanya ara sedikit emosi
"Bukan itu maksud ayah tapi-".
"Tidak perlu dilanjutkan yah, ini masih pagi , mengigat mereka membuat mood ku rusak nanti". Potong ara dan merasa sedikit kesal
Tino kembali menghela nafas samar,
"Seadainya kamu bertemu dengan mereka apa yang kamu lakukan?". Tanya tiffany
"Aku akan kembali pergi menjauh". Jawab ara dengan yakin
"Berarti kamu akan meninggalkan bunda dan ayah? Kalau pergi kamu menjauh?".
"Aku tidak akan menyangkut pautkan ayah dan bunda dengan masa laluku, walaupun aku pergi jauh, aku tetap mengabari ayah dan bunda dimana aku berada...".
"Seandainya kami ada sangkut pautnya?". Sahut tino
"Mungkin ayah dan bunda melihat aku untum terakhir kalinya". Ucap ara dengan yakin
Tino dan tiffany terkejut mendengarnya, tapi masih berusaha tetap tenang.
Ara terkekeh melihat kedua orang tuanya yang terdiam.
"Kenapa ayah dan bunda menjadi tegang, aku hanya bercanda, jangan dibawa serius".
"Suka banget jahil sih". Kesal tiffany
"Untung sayang,kalau engga udah ayah gantung kamu".
"Ayah dan bunda juga lagian ngapain nanya begitu, ga ada rahasia yang kalian sembunyiin kan?".
"gak ada. kamu pasti tau kalau ayah bohong kan? Yakali ayah bohong bisa bisa ayah kamu didik militer lagi".
"Loh ayah tau,gimana aku ngedidik militer?".