Part 37

55 7 0
                                    

Setelah acara tangis menangis, tak terasa waktu sudah malam, mayat Ara tadi juga sudah dimakamkan tanpa adanya tes DNA, karena Adit memintannya, tanpa adanya memberikan suatu Alasan.

Tapi Adit berhasil membujuk Rose dan Lisa untuk tidak melakukan tes DNA, bahkan sampai detik ini salah satu dari mereka, belum ada yang menghubungi Tifanny atau Tino, karena Rose melarangnya.

Karena kejadian tadi, membuat hati mereka sangat terpukul, banyak yang diam tidak bicara, karena masih terpukul.

Ssperti halnya Jennie sekarang, yang sedari tadi dia hanya diam, berdiri didepan jendela kamar, memperhatikan pemandangan kota New York.

Rose baru masuk kedalam kamar, setelah berbicara dengan Adit dan Lisa tadi.

Rose menghela nafas samar, lalu berjalan menghampiri Jennie.

"J~".

Jennie menoleh sedikit ke belakang, melihat Rose yang menghampirinya, tidak ada sautan darinya sampai Rose berdiri di Sebelahnya.

"Makan ya~. Dari tadi Sore kamu belum makan soalnya".

Jennie menggelengkan kepalanya. Kembali menatap depan.

"Kamu percaya kalau orang yang dimakamkan tadi adalah Ara?". Tanya Rose sambil ikut menatap depan

Jennie menoleh kesamping, lalu kembali menatap depan.

"Aku tidak tau Rosie~, aku merasa bingung". Jawabnya lirih

Rose merubah posisinya menghadap Jennie, lalu memegang i kedua pundak Jennie untuk menghadapnya.

"Aku juga sama, merasa bingung, dimana buktinya membuktikan kalau itu mayat itu adalah Ara, tapi hatiku berkata tidak".

"Lebih baik kita makan sekarang.. kita makan, karena nanti butuh energi, buat menyelesaikan teka teki ini".

"Maksud kamu?".

"Nanti kamu akan tau".

Kai berjalan masuk kedalam rumah yang sederhana. Yang letaknya jauh dari kota.

Kelima anak buahnya yang dia tugaskan, dirumah ini. Langsung memberi tundukan sopan pada tuannya.

"Dimana Dia?".

"Dia sedang diperiksa dokter, Mr. Karena kepala belakangnya sempat terkena runtuhan bangunan, membuat dia tidak sadarkan diri". Jawab anak buahnya paling ujung kanan

Tak berselang lama, Dokter keluar dari kamar yang letaknya didepannya, jaraknya sekitar 10 meter an.

Dokter berjalan mendekat ke Kai.

"Bagaimana dokter, kondisinya?".

"Luka yang dialami pasien, tidak terlalu parah. Sekarang, pasien sedang istirahat, tadi saya memberikan suntikan obat bius. Kemungkinan pasiean akan sadar besok pagi".

"Dan ini, saya memberikan Resep obat untuk pasien". Sambil menyodorkan selember kertas kecil

"Terima kasih Dokter". Ucap Kai sambil mengambil kertasnya

"Sama sama, Mr. Kai. Kalau begitu saya permisi dulu".

"Silahkan".

Doktet berjalan keluar rumah, diantar oleh salah satu anak buah Kai.

Kai berjalan ke arah kamar, yang ada seseorang yang baru saja diperiksa dokter.

Berjalan masuk kedalam kamar.

IS THIS TRUE, HE'S BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang