Chap 31. BAHAYA

1.7K 141 9
                                    

Happy Reading.
.
.
.

"Saya balik Master."

Grey menatap ke arah Aksa sebentar kemudian mengangguk dingin, bayangan hal yang terjadi semalam masih terngiang ngiang di otaknya.

Di tambah, ia yang membuka mata di pagi hari, tubuh kekar dan dada bidang Aksa lah yang pertama kali ia lihat.

Tubuh yang memeluknya erat seolah olah, dia pria lemah yang pantas untuk di lindungi.

Dan ia membencinya, dia bukan pria lemah yang pantas di lindungi, dia bisa sendiri. Lagian dia sudah terbiasa.

Melihat hal itu, Aksa pun mendekat ke arah Grey yang duduk di ranjang dengan laptop di tangannya.

Duduk di tepi ranjang ia pun menatap lekat wajah Pria itu.

Grey hanya membiarkan apa yang Aksa lakukan dengan tenang, sembari dia masih fokus akan pekerjaannya.

"Anda marah?."

Grey masih menatap laptop di tangannya."kenapa?."

"Anda mendiami saya."

"Lalu?."

"Anda marah soal saya melakukan hal itu kepada anda?."

Grey tak menjawab, sebenarnya yang terjadi tadi ia lakukan dalam keadaan sadar, dan seharusnya ia juga tidak berhak untuk marah.

Ntah kenapa kesal saja rasanya.

Mendecih ia pun menatap Aksa tajam.
"Kamu mau pulang bukan? Kapan mau pergi?."

Aksa diam, sepertinya semakin lama ia di sini, semakin membuat pria itu jengkel terhadapnya.

Menghela nafas ia mengangguk, mengusap pipi grey lembut dengan jempolnya.

"Maaf, ketika nanti kita ketemu lagi, saya harap anda tidak marah lagi."

Badum.

Menikmati sentuhannya terhadap Pipi grey sebentar, lalu Aksa bangkit, ia pun meninggalkan grey yang terdiam, mencerna hal yang terjadi tadi, ntah
kenapa hatinya menjadi aneh lagi.

Mengambil handphone di saku celananya, menelfon salah satu anaknya, dia butuh mereka sekarang.

Yang terjadi kali ini benar benar menganggunya, dia tidak butuh perasaan ini.

"Datang."

Tut.

Menyelesaikan sedikit hasil penelitiannya tadi di dalam laptop, ia pun bergegas  sesuatu yang menyenangkan akan terjadi,. Jadi ia harus cepat.

_____________

Keluar dari pintu apartemen Grey, Aksa pun diam sebentar. Berjalan sedikit, setelah itu ia membuka pintu apartemennya.

Karena memang ia yang sudah pindah, dan saat ini ia benar benar menjadi tetangga Grey.

Menghempaskan Tubuhnya di Sofa, menatap ponselnya.

Tak ada notifikasi yang menarik, hanya gadis gadis tak penting yang berusaha menghubungi walaupun sudah jelas kalau pesan tersebut akan ia abaikan.

Ning nong Ning nong.

Menatap nama Rayyan membuat Aksa mengangkat telfon itu tak minat.

"Hallo baby."

"gue tutup."

"Eh jangan jangan, becanda doang elah."

"Hm."

"Hek hem." Pria di sebrang sana berdehem sebentar sebelum memulai ucapannya.
"Jadi gimana kakak gue?."

[BXB] DIA ARSHAKA🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang