"Apa Mau berangkat sekarang?." Haru menoleh ketika mendengar suara Langkah kaki mendekat, Dan tentu saja Itu Aksa dan Grey.
Aksa mengangguk dan Di ikuti Oleh Grey di belakang. "Iya, Bukankah kita Harus Cepat?."
"Apa Kamu tidak capek?. Beristirahatlah dahulu. lagian masih ada Hari Esok Dan Grey juga pasti lelah dengan perjalanan Jauhnya." Saran Haru menatap Aksa.
"Aku baik baik saja Pa."
"Papa dengar?. Grey baik baik saja."
"Aksa, jangan memaksa Grey untuk memenuhi permintaan Pribadimu, Ya?, Grey orang yang sibuk, Tidak selalu mempunyai waktu untuk melayani keinginanmu." Haru berujar tanpa menatap Kedua insan itu.
Grey dan Aksa saling pandang, kenapa Sepertinya kata yang di ucapkan Oleh Haru seperti bermakna sesuatu? Apa Haru tahu?
"Maksud Papa?."
Haru terkekeh, mematikan Televisi di hadapannya kemudian bangkit."Kamu jangan lupa kalau kamar mu belum kedap suara."
Muka Grey memerah, Apalagi semalam dia berteriak kencang sembari memohon kepada Aksa untuk berhenti dan Akhirnya Mereka tetap menyelesaikannya sampai 3 ronde. Berarti semuanya Haru mendengarnya?. Wah,, Itu benar benar memalukan.
"Jangan lupakan kalau Aku yang waktu itu masih di bawah Umur juga sering melihat Daddy dan papa. jangan salahkan Aksa, Darimana Aksa belajar itu."
Haru yang mendengarnya seketika terkekeh, Benar juga, Semua itu di ajari Oleh Shaka. jangan Heran sikap binal Shaka Akan menurun, lagian Aksa sudah dewasa. maka biarlah dia melakukan apa yang ia inginkan.
"haha, Tapi tenanglah.Papa Tidak mendengar semuanya karena semalam, papa pergi melihat Daddymu."
Aksa tak bisa berkata kata, Karena sekarang bulu kuduknya berdiri seperti akan membuat sebuah lubang dari tatapan tajam yang menatapnya sedari tadi.
"Ah baiklah, kalau kalian bersikeras pergi sekarang, Papa tidak akan melarang, Ayo kita pergi."
Aksa tersenyum lalu kemudian ia mengangguk. "Baiklah."
Haru berjalan lebih dulu, melihat Itu aksa menoleh, menatap Grey yang berdiri di belakangnya dengan lengkungan senyum di wajahnya.
Mengulurkan tangannya meminta Grey untuk mengenggam tangannya, Dengann Ragu Grey pun menerima uluran tangan Aksa. Aksa menggenggam Erat tangan Grey, lalu kemudian Aksa menarik tangan Grey untuk mengikutinya.
🌀
"Tuan Arshaka Virendra, Anda ada tamu." Shaka yang sedang menatap langit langit kamar di ruang rehabilitasi ini seketika tersentak mendengar ucapan yang di ucapkann Oleh petugas.
Di sini maupun di penjara tidak ada bedanya, Walaupun tempat yang ada di sini jauh lebih baik daripada penjara, tetapi Shaka masih merasakan hal sesuatu yang tidak ada bedanya, ia masih merasakan kesepian.
Sudah berapa lama waktu berlalu?. Sudah berapa lama ia meninggalkan haru?. Ntahlah,berada di sini membuat Otaknya tumpul. Dia merindukan momen momen yang menyenangkan saat dulu, Menggoda Haru dengan lontaran kata yang pastinya akan membuat telinga pria itu memerah.
Berjalan mengikuti petugas di belakang dengan tangan yang di borgol, takut bahwa aksa tiba tiba di kendalikan oleh keinginannnya untuk membunuh, Menurut Shaka ini sedikit berlebihan karena Dia tidak akan melakukan Apa apa kalau mereka tidak menyentuh miliknya,
Tapi biarlah, Toh ini lebih baik daripada kosong.
ketika sampai di ruang tamu, dengan perlahan Shaka mendongak, lalu kemudian ia terdiam sebentar. Tubuh kekar yang tingginya sudah menyaingi tingginya, Putra kecil yang dulu, taunya hanya menagis dan selalu mengikutinya kemana mana sudah dewasa.
Arah pandang Shaka beralih ke arah Haru, Ia tersenyum. "Baby, kamu tidak mau memelukku?."
Haru menggelengkan kepalanya polos. "tidak, karena semalam aku sudah melakukannya."
Shaka mendengus, Itu benar, bukankah semalam ya berhenti di semalam saja?. yang sekarang ahru belum memeluknya, dia menginginkannya. "Ah, Aku tidak puas karena Bius itu bekerja begitu cepat. Bahkan aku tidak merasakan kepergianmu, Kapan kamu pergi meninggalkanku?."tanyanya di akhir kalimatnya.
Haru diam sebentar. "Semalam Aku nginap di sini, karena sepertinya aku tidak bisa mengganggu pengantin baru sewaktu di rumah."
Shaka terdiam, lalu kemudian atensi matanya teralihkan kepada seorang Pria yang berada di samping Aksa, Pria yang di genggam erat tangannya oleh Aksa. Menatapnya waspada seolah olah dirinya akan mengambil kekasihnya. Sikap posesifnya benar benar mirip seseorang yang membuatnya terkekeh.
"Daddy tidak akan menggodanya, kenapa kamu begitu waspada?." Tanya Shaka yang membuat Aksa semakin mengeratkan tautan tangan mereka.
Daddynya mana tau, Kalau Daddynya adalah Pria yang pernah menjadi tujuan Grey. Dengan Alasan itu, mana mungkin dia akan membiarkan Grey jauh darinya. walaupun dia tahu, bagaimana Cintanya Daddy pada papanya, dan mana mungkin akan tergoda dengan Grey, Tetapi apa salahnya kalau dia sedikit waspada.
"Eh sebentar.." Aksa diam, mengamati wajah Grey dengan intens, Ntah kenapa Wajah itu tampak tang asing, memutar otaknya untuk mengingat kembali Siapa Pria yang ada di depannya ini.
Grey maju selangkah, dengan perlahan mulai melepaskan tautan tangannya dan Aksa, tetapi Aksa enggan untuk melepaskannya yang membuat Grey menghela nafas, membiarkan Aksa melakukannya, "Lama tak bertemu Tuan Arshaka,"
Shaka diam, lalu kemudian ia membulatkan matanya sempurna, Cara berdiri yang tak asing, Seolah olah memberitahunya sesuatu, bahkan Kata kata sopan itu, ia mengenalnya. Sehingga bayangan seorang Anak kecil yang berdiri tegak dengan kedua tangannya di sisi celananya, Menyapanya dengan kata 'lama Tak bertemu Tuan Archaka.' mengingatnya akan hal itu, Semua nya sama persis.
Sekarang dia ingat. lalu ia tergelak. "Kamu sudah besar Chibi chadel." Ejeknya tiba tiba membuat Grey memutar bola matanya malas. Arshaka tetaplah Arshaka, Baik dulu maupun sekarang, Sikapnya tidak pernah berubah.
Awal mereka bertemu adalah ketika Arshaka juga masih kecil saat itu, tetapi Saat kecil Arshaka juga sudah terkenal dengan kejeniusannya. Dan dirinya yang selalu ingin membuat Arshaka kagum dengan kehadiran Arshaka yang saat itu sangat bersinar di matanya.
Hingga Ia Ingin menjadi Pria itu, merubahnya menjadi pria yang giat belajar. Setiap Arshaka datang kerumahnya untuk konsultasi saat itu, dia akan mengumpulkan semua lembaran soal ulangannya, dan di perlihatkan kepada Shaka sehingga dia akan di puji sebagai anak yang pintar dengan menepuk nepuk kepalanya.
Saat itu adalah suatu hal yang membahagiakan dari apapun.
Arshaka benar benar tujuannya yang tidak bisa ia gapai, Ketika ia mendapatkan emndali emas di tingkat kabupaten, Arshaka akan berada di Provinsi. Satu langkah yang benar benar membuatnya Frustasi.
Sampai terakhir mereka bertemu, Arshaka yang Sudah berada di kelas 6, Arshaka tidak pernah datang untuk konsultasi lagi, Dengan meninggalkan pesan untuknya, "Kamu akan tetap kalah dariku, kalau kamu masih chibi dan cadel begini." Ujaarnya dengan tawa mengejek. Itulah kata yang terakhir kali ia ingat. Hingga beberapa bulan kedepannya, Ibunya meninggal karena kecelakaan. Bahkan Dengan polosnya, bahkan dulu dia percaya dan berusaha merubah dirinya.
"Apa anda bisa berhenti memanggil saya begitu?. saya sudah dewasa sekarang."
Arshaka terkekeh, Tampaknya Anak kemarin sore yang dulunya selalu mengikutinya sudah besar, Dan tampaknya dia sudah sudah menajdi orang besar sekarang, Jika di lihat dari jas yang ia kenakan."Andai tangan ku tidak di borgol, Mungkin Aku akan menepuk kepala Mu seperti dulu.."
"tidak perlu, terima kasih."
Interaksi mereka berdua membuat Haru dan Aksa saling pandang, Haru yang tidak tahu apa apa tampak bingung, Sedangkan Aksa yang sedikit Tahu tentang Itu ntah kenapa sedikit jengkel.
"Bisa kalian berhenti sekarang?." Ujar Aksa dingin dengan menatap mereka berdua datar, Arshaka tersenyum, melihat wajah cemburu Aksa. lalu kemudian ia menoleh menatap haru, berharap dia akan melihat ekspresi cemburu Haru lagi.
Tetapi, ketika dia menoleh, Harapn tetap menjadi Harapan, karena Haru hanya menatapnya biasa saja tanpa binar kecemburuan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] DIA ARSHAKA🔞 [END]
Teen Fictionsequel dari Guru BK Milik Si Nakal. Ajakan Dari Haru untuk Tinggal Satu Atap membuat Shaka Menjadi sangat senang dan Melupakan Fakta yang ada pada dirinya. jangan Mencoba masuk! kalau sudah Terniat. Maka, jangan salahkan aku kalau Kalian tak pernah...