Chap 38. RUSAK?

1.7K 164 13
                                    

Happy Reading.
.
.
.

"Sa?."

Aksa yang ingin membuka pintu apartemennya sedikit kaget ketika bahunya di tepuk oleh seseorang Di belakangnya.

Ketika ia berbalik, ia pun menatap pria di depannya dengan mengerutkan keningnya.

"Kenapa pulangnya terlambat?."

Pria itu bertanya sembari melihat ke arah Aksa.

"Banyak tugas, Apa bapak ke sini hanya untuk itu? Kalau iya, saya masuk duluan, Saya capek."

Ketika aksa ingin berbalik, tangannya langsung di tahan oleh Grey menghentikan Aksa.

Menghela nafas, Aksa pun kembali melihat ke arah Grey.
"Apa pak?."

"Apa saya punya salah ke kamu? Memang, saya benar mengatakan kalau Di kampus anggap kita nggak kenal. Tapi menurut saya, kamu terlalu keterlaluan mendiami saya. Dan kita udah dua Minggu tidak bicara sama sekali."

Aksa menatap Grey, menatap lekat ke arah wajah pria itu. "Bapak nggak punya salah yang membuat Bapak harus menampilkan wajah khawatir seperti itu, saya hanya capek. Itu aja. Kalau nggak ada lagi, saya masuk duluan. Besok jadwal saya masuk pagi."

Aksa memutar knop pintu apartemennya, lalu meninggalkan Grey yang terdiam di depan pintu pria itu.

Lumayan lama ia diam di sana, sampai akhirnya ia pun berbalik menuju pintu apartemennya.

Aksa yang sedari tadi tidak beranjak dari pintu, hanya berdiri bersandar di pintu, melihat ke samping dimana lubang kecil membuat Aksa bisa melihat wajah Grey yang kecewa akan dirinya.

Itu juga terbukti dengan pria itu tak beranjak dari sana.

Butuh tekad kuat buatnya untuknya mengatakan kata kata itu kepada Grey, hatinya yang tidak ingin mengacaukan fikirannya lagi, harus membuatnya fokus akan tujuannya terlebih dahulu.

Dia tidak punya waktu luang untuk memikirkan Grey,  kekasih pria itu, bahkan perasaannya sendiri.

Dia tidak memiliki waktu untuk itu.

Masuk kembali kedalam ruangan apartemennya, bukannya beranjak ke kamar untuk tidur, dia langsung duduk di sofa, mengambil Laptop di dalam tasnya, memasang headset di kedua telinganya, lalu kembali belajar tentang semuanya.

Membaca berbagai macam materi kedokteran atau psikolog, membuat kesimpulan di otaknya, lalu ia menyimpannya rapat rapat di dalam ingatannya.

Dan tanpa sadar matahari mulai terbit menyapu wajahnya di celah celah gorden.

Menatap ke arah gorden, lalu melirik ke arah arloji di tangannya. Diam sebentar, menarik nafas dalam, melepaskan headset yang terpasang di telingnya, ia pun berdiri.

Meregangkan ototnya, ia pun berjalan menuju kamar mandi untuk mulai melakukan ritualnya.

Ketika sudah selesai, ia pun keluar dengan mengusak rambutnya dengan handuk.

Dengan tubuh bagian atas yang terbuka, tubuh bagian bawah yang hanya di tutupi oleh handuk yang melingkar di pinggangnya.

Ning nong.

[BXB] DIA ARSHAKA🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang