Semenjak Hari itu, Seperti ada hal yang berbeda. mereka seperti tidak memiliki hubungan apa apa, Ada benteng tak kasat mata menghalangi mata mereka sehingga tidak bisa melihat satu sama lain. Sampai Seminggu sudah berlalu, Aksa dan Grey tidak pernah berbicara satu sama lain, ketika Grey yang ingin mendekat ke arah Aksa terlebih dahulu, Dengan Buru Buru Aksa akan mulai menjauh. Tidak ada penjelasan yang Grey terima Dari Aksa, Sekarang dia benar benar di landa kebingungan.
Menghela nafas, Ia mulai bangkit. Mengesampingkan soal apa yang terjadi, dia harus melakukan tugasnya. Dia sudah berjanji untuk membantu Daddy Shaka berada di Situasi yang membaik. dan ini waktunya untuk pemeriksaan.
Berjalan keluar kamar, Melangkahkan kakinya ringan menuju kamar Utama tempat Arshaka dan Haru berada, Mengulurkan tangannya ia mulai mengetuk pintu yang saat ini berada di depannya.
TOK TOK TOK.
Ketukan tiga kali membuat Grey berdiri diam sebentar, Menunggu Respon dari Luar sehingga untuk beberapa saat, Pintu kamar mulai terbuka menampilkan Tubuh Tegap Shaka tanpa baju berdiri tepat di depannya dengan keringat yang mulai mengalir.
sedikit mengintip kedalam, Dimana Selimut yang mengembung. bisa di tebak kalau Seseorang ada di dalam sana.
Grey menatap Shaka datar. "Lanjutkan dulu, Saya akan melakukan pemeriksaan nya nanti. saya tunggu di ruangan Tamu."
Shaka cengengesan lalu kemudian ia mengangguk."Oke Chibi.. makasih pengertiannya." Ujarnya, sedikit mengerlingkan mata ia kembali masuk kedalam kamarnya dengan pintu yang di tutup rapat dengan sedikit gebrakan.
Grey menghela nafas. memutar tubuhnya ia mulai melangkahkan kakinya pergi mengabaikan apa yang terjadi dari kamar Shaka dan haru.
Dalam Hati dia hanya bisa memberikan semangat kepada Papa Aksa tentang itu, melihat bagaimana ekspresi Shaka tadi dia yakin pria itu sedang bersemangat sekarang.
Di sisi lain, Aksa sedang memijit kepalanya pusing, Ini terasa aneh. Apa yang terjadi padanya?. Kenapa dirinya merasa tidak ingin berdekatan dengan Grey?. Ddudk di ranjang kamar tamu milikny dengan kebingungan yang mendalam. Jika dirinya merasa tidak ingin lagi bersama Grey, Kenapa dia membiarkan Grey menginap di kamarnya, yang biasanya dia tidak menginginkan siapapun yang masuk.
Bangkit, berusaha memperbaiki kebiasaan yang aneh seperti itu Aksa melangkah keluar, berjalan dari kamar tamu berniat mencari Grey yang berada di dalam kamar miliknya, tetapi kamar tamu yang melewati Ruang tamu membuat Aksa mengurungkan niatnya ketika melihat Grey duduk di Sofa dengan memainkan Handphonenya.
Melangkahkan kakinya mendekat, lalu kemudian ia berhenti ketika merasakan suatu hal yang aneh, lagi lagi perasaan ini muncul. Perasaan dimana dorongan Hatinya melarangnya dengan kuat untuk tidak berjalan mendekat. Apa yang terjadi?.
Tetapi dengan masih memaksakan dirinya, Aksa kembali melanjutkan langkahnya.
"Grey."Panggilnya yang membuat Grey seketika menoleh.Grey membulatkan matanya sempurna, Ini Panggilan pertama setelah sekian lama. Dimana Aksa biasanya menjauh, Namun sekarang Pria itu terang terangan memanggil namanya, meletakkan handphoennya, Grey berjalan mendekat dengan wajah yang berseri seri memandangi Wajah Aksa yang sedikit pucat dengan lingkaran Hitam di kelopak matanya membuat Grey secara reflek mengulurkan tangannya untuk menggapai pipi Aksa dimana Dia sudah lama tidak melakukannya, namun belum sampai telapak tangannya Ke wajah Aksa, Tangannya seketika langsung di tepis aksa dengan kasar.
Perut yang bergejolak, dada yang bergemuruh. Aksa seperti siap mengeluarkan semua isi perutnya. Menutup Mulutnya dengan telapak tangan miliknya, ia berbalik melangkahkan kakinya cepat menuju kamar tamu, dengan tergesa gesa melangkah ke arah kamar mandi, berjingkok di depan Closet duduk Aksa benar benar memuntahkan sesuatu.
Cairan bening, dengan air liur yang terasa pahit, saliva yang sudah berseliweran di are mulutnya, Aksa berusaha mengusapnya. Apa dia masuk angin?. sampai Gosokan yang ia rasakan pada punggungnya membuat aksa menoleh. menatap grey dengan perasaan bersalah.
"Maaf." Ujarnya.
Grey tersenyum Tipis, lalu kemudian mengangguk. dengan memijit tengkuk Aksa Ia membiarkan Aksa Mengeluarkan semua Isi Perutnya yang terasa kosong.
"Sudah makan?." Tanya Grey tiba tiba. Seperti Yang Grey duga, Aksa menggelengkan kepalanya. "Jangankan Makan, Tidur aja selalu kebangun." keluhnya
Grey diam. Mencoba memikirkan tentang Apa yang terjadi, dimulai dengan sikap yang di perlihatkan kepadanya beberapa hari terakhir, Lalu Perubahan Tubuh aksa dimana Pria iTu yang seperti tidak nyaman, terakhir di tambah dengan Mual mual yang terasa aneh. Dan ketika ia tak sengaja menyentuh Aksa, tidak ada tanda tanda bagi Pria itu demam.
memutar otaknya, menggabungkan semua yang terjadi hingga akhirnya ia mendapat sebuah kesimpulan."Aku memikirkan sesuatu. Aksa, Aku tidak berharap lebih. Tetapi Jika Dugaanku Benar. Apa Kamu mau menerimanya?."
Aksa dengan Mata sayu nya, Saliva yang sedikit tertinggal di ujung Bibirnya, ia menatap Grey.
"Apa itu?."Grey tersenyum simpul. '"Ini Belum pasti, tetapi ini mungkin akan mengagetkanmu."
Aksa diam Ia mengangguk, Kepalanya pusing. Pijatan yang di berikan Oleh Grey terasa mengagumkan. tubuh yang awalnya menolak keberadaan Grey, Seperti di butuhkan sekarang.
"Sudah?." Tanya Grey membuat Aksa mengangguk. "Kekamar Kamu ya?." tanya nya lagi dengan perasaan was was yang lagi lagi membuat Aksa mengangguk.
Grey tersenyum simpul, Dengan membantu Aksa bangkit berdiri ia mulai menuntun tubuh Aksa melangkahkan kakinya menuju kamar Mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kamar tamu.
"Sa, Apa kamu ingin memiliki seorang anak?."
Dengan langkah yang di bantu oleh Grey, aksa Cukup terdiam mendengar pertanyaannya."Anak?. Aku tidak terlalu memikirkannya. tetapi Kalau yang aku Mau. Aku tidak menginginkannya." dengan tUbuh lemas masih bergelayut pada tubuh Grey.
jawaban yang di lontarkan itu seperti bombardir bagi Grey, dia seketika tercenung mendengar jawabannya. mengubah ekspresinya ia mengangguk. "oh begitu." Ujarnya, lalu kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam Kamar Aksa, membantu merebahkan tubuh Aksa di Atas ranjang.
"Aku akan mengambil AIir hangat terlebih dahulu. Kamu istirahatlah." Ujar Grey sedikit menjauh tanpa banyak berkomentar lagi. menutup matanya dengan lengan kanannya, Aksa mengangguk. Pusing di kepalanya benar benar mengganggu. dunia seakan berputar di sekelilingnya, Ah dia benci berada di situasi ini.
Sedangkan Di Dapur, Grey bersandar di Sisi Wastafel denga sesekali merenungkan jawaban dari apa yang Aksa katakan tadi, Mengelus perutnya dengan lembut lalu menunduk, ekspresi Kecewa atau bahagia, dia tidak bisa memilih. "Kamu ada di sini kan sayang?."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] DIA ARSHAKA🔞 [END]
Teen Fictionsequel dari Guru BK Milik Si Nakal. Ajakan Dari Haru untuk Tinggal Satu Atap membuat Shaka Menjadi sangat senang dan Melupakan Fakta yang ada pada dirinya. jangan Mencoba masuk! kalau sudah Terniat. Maka, jangan salahkan aku kalau Kalian tak pernah...