Chap 51. NYUSUL GREY LAGI

1.1K 97 0
                                    

Aksa membulatkan matanya sempurna ketika ia yang ingin mencari Sesuatu di dalam laci meja, Sebuah tespect bergaris dua yang ia tidak tahu itu milik siapa, malah yang ia temukan.

Sudah Dua bulan kepergian Grey untuk menjalani tugas Di Amerika. Dengan Komunikasi yang terus lancar, membuat Aksa berfikir keras tentang itu, Rasanya tidak mungkin Bagi Grey untuk mengkhianatinya.

jantungnya berdegup sangat kencang, Apa Grey mengkhianati dirinya?. Tapi kapan?. dia yang selalu 24/7 selalu bersamanya, Dan ketika dirinya pergi keperusahaan Shaka, Maka Grey akan berada di rumah bersama Papa.

Lantas Kapan Grey Melakukannya?. Berfikir Keras untuk menemukan jawabannya hingga akhirnya ia tidak menemukan apa apa. Mengambil handphone di kantong celananya, aksa mendial nomor Yang tentu saja pasti Tahu akan hal ini.

Seperti Biasa, Semenjak Pria itu menjalin hubungan dengan Ceo Yang menjadi incarannya saat itu, Yang tanpa di duga bahwa Pria itu adalah Guru yang mengajar matematika di Sekolah Shaka dulu.

mungkin kalian tidak akan lupa, kalau Pria itu adalah Pria yang dulunya menyukai Haru, Berniat ingin mempermalukan Shaka di depan banyak orang, tak di sangka bahwa dialah yang mempermalukan dirinya sendiri. betapa ironisnya jalan hidup.

"Halo.."

Aksa mendecih, beberapa kali ia  telfon, untuk yang ketiga kalinya barulah pria itu mengangkat. Pria yang sama sekali tidak peduli dengan perputaran kehidupan, mana mungkin pria seperti itu sibuk kecuali untuk bersenang senang?.

"sepertinya lo benar benar menikmati hidup ya.." Sindir Aksa tiba tiba yang membuat Pria yang di sebrang sana dedikit terdiam lalu kemudian terkekeh.

"Lo nggak lupa bukan kalau Gue sudah memenangkannya, kenapa tidak gue nikmati kemenangan yang telah susah payah gue capai?."

"Brengsek!."

Rayyan tergelak, mau berapapun bertambah umurnya, Aksa tetaplah Aksa Pria yang sangat Seru untuk di goda..

"sayang, Jas Mas mana?."
"Coba lihat di belakang pintu, Kemarin aku pindahin di situ."
"hm,siapa?."
"ahh, geli..jangan.."

Aksa yang mendengar hal itu memutar bola matanya malas, ternyata mencari tahu dengan cara orang dalam tidak membuahkan hasil .

mematikan telfon itu sepihak, lalu kemudian beralih kepada nomor yang tentu saja menjadi favoritnya.

Tetapi untuk beberapa saat panggilannya sama sekali tidak di angkat yang membuat Aksa mendecih. dia butuh penjelasan tentang ini, sudah berapa lama ini terjadi, kenapa Sama sekali Grey tidak memberitahukan apa apa.

Dengan siapa ia melakukannya, Kenapa, Bagaimana dan dimana. dia tidak bisa untuk tidak menumbuhkan kecurigaan di hatinya, Karena mau Bagaimanapun Ini adalah Bukti nyata. Tapi jauh di dalam Lubuk hatinya, ia yakin bahwa Grey tidak akan mengkhianatinya.

Meremas Handphonenya dengan Erat, menghubungi sekretaris di perusahaan Daddynya untuk memesankan Tiket untuknya, pergi hari ini juga dan saat ini juga tanpa ingin di bantah sedikitpun.

Berjalan keluar kamar tanpa persiapan sedikitpun, Aksa berjalan keluar rumah dengan bermodalkan Handphone dan dompet yang selalu ia bawa, Ia mulai bergegas ke bandara berniat ingin langsung pergi menyusul Grey ke Amerika, untuk menerima penjelasan lebih lanjut.
Dan dia tidak ingin menunda nunda lagi.

•√√

"Kita Cukupkan sampai di sini, Tugasnya jangan lupa di kerjakan. Sampai jumpa dan selamat siang."

Grey menutup Kelasnya dengan tersenyum simpul kepada mahasiswanya, membereskan Bahan Ajar yang ada di atas mejanya, lalu kemudian memegang perutnya. Lagi dan lagi.. bayi yang berada di sana kembali bereaksi, Dan ini sudah terjadi beberapa saat terakhir ini.

Siapa sangka kalau mengandung membutuhkan banyak usaha, tidak boleh Stres, Makan makanan yang sehat, Rajin berolahraga, Tidak melakukan Hal yang berat berat. Siapa sangka Grey juga harus melakukan Hal yang sama yang tentu saja hampir menjadi mustahil bagi Grey yang mana pekerjaannya membutuhkan Otak dan cara berfikir yang begitu keras.

Grey menghela Nafas, Mungkin sebentar lagi dia akan memilih cuti lagi dan lebih Fokus kepada kesehatannya, Kalau Soal kesehatan Arshaka, dia sudah menindak lanjutinya. Karena sampai beberapa saat kedepan, Arsaka akan baik baik saja.

"Eh, Katanya Senior Aksa tidak akan masuk lagi. Tadi bukannya dia. Siapa yang dia tunggu?."
"Kekasihnya?. Omg Siapa?."
"Paling senior, Ya kan?."
"Mengesampingkan siapa Kekasihnya, kalian sadar nggak sih, Kalau Senior Aksa makin tampan."

Obrolan Obrolan yang terdengar di sekeliling Grey membuat Grey mengerutkan dahinya bingung, Apa yang terjadi sehingga mampu membuat sebagian mahasiswa di sini Heboh?.

Mendengarkan dengan seksama Obrolan Obrolan yang mereka ucapkan, Sehingga akhirnya Grey membulatkan matanya sempurna. apa Ini benar?. Dengan Tergesa gesa mengesamping semua hal yang menjadi alasan tentang Kenapa Aksa Datang, Grey dengan buru buru pergi ke parkiran. Rasa tidak sabar untuk bertemu dengan sang kekasih membuat Grey benar benar merasakan suatu hal yang membuatnya bergejolak.

cukup dekat dari tempatnya berdiri Grey memandango seorang Pria yang berdiri dengan bersandar kepada Mobilnya dengan menoleh ke sana kemari, Mungkin karena Dia yang sudah melihatnya berada di sini membuat Pria itu melambaikan tangannya, lalu kemudian mendekat.

"Sudah Pulang?." Aksa Berujar Lembut seolah Olah, Semua akan baik baik saja.

Menganggukkan kepalanya, Grey berdiri di hadapan Aksa, Dengan memegang kedua Bahu Grey, Dengan sedikit Dorongan Aksa membawa Grey Menuju Mobil, Membukakan Pintunya, lalu meminta Grey Untuk masuk.

Grey dengan ekspresi Bingung hanya menuruti kehendak Aksa, Duduk di mobil yang sudah pernah ia duduki, menunggu Aksa masuk dengan perasaan yang tak karuan. seolah olah Rasa rindunya terobati, dia penasaran sekarang dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Selang bebearapa saat, Tidak lama setelah Grey Masuk, Aksa pun mulai mengikuti. menoleh ke arah Grey sebentar, lalu tersenyum.

"Pulang?."

Grey merapatkan tubuhnya dengan menunduk, lalu kemudian mengangguk. "Ayo.."

Menggenggam tangan Grey, Aksa mulai menyetir dengan sebelah tangan, dengan tangan Grey yang masih ia genggam dengan erat.

Tanpa ada obrolan, Aksa Masih Fokus menyetir dengan sebelah tangan enggan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Grey.

seolah olah ia tidak akan menerima, semua penjelasan Grey nantinya.. Ada apa ini, dari mana dia akan memulai?.

Grey yang merasakan genggaman yang di berikan Aksa semakin mengerat, membuatnya menoleh dengan mengerutkan keningnya bingung. Meraba punggung tangan Aksa dengan jari jempolnya, seolah olah ia menyalurkan ketenangan di sana.

semua akan baik baik saja. Seakan Tersihir, Aksa Menoleh menatap Grey yang juga menatapnya, melihat ekspresi yang di tunjukkan Pria itu menbuat Aksa sedikit lebih tenang.

Benar, semua akan baik baik saja.




TBC



[BXB] DIA ARSHAKA🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang