1

3.7K 235 18
                                    

***

Hanya Rose dan Jennie yang dikabarkan memperpanjang kontrak mereka dengan agensi lama. Sedang kejelasan kontrak Jisoo, juga Lalisa masih dirahasiakan. Seolah ingin memberi sebuah kejutan besar, tidak satupun dari mereka mau menjawab pertanyaan reporter. Tidak satupun dari mereka, bersedia memuaskan rasa penasaran para penggemar. Satu yang pasti, pekerjaan mereka berempat sebagai grup, tetap akan diatur oleh agensi lama. BLACKPINK tetap berempat, tanpa konflik yang serius.

Lelah dengan tur keliling dunia yang baru saja selesai, mereka memilih untuk beristirahat sekarang. Mereka harus istirahat, menjauh dari penggemar, menjauh dari kamera. Kembali hidup jadi individu yang valid meski tanpa ekspetasi. Kembali dalam kehidupan penuh privasi, sembari berusaha agar tidak kehilangan diri mereka sendiri. Lampu harus dimatikan sekarang, sebelum jati diri mereka bersatu dengan cahaya, kemudian pelan-pelan menghilang dibalik kilaunya.

Ditengah-tengah waktu istirahat itu, kontrak baru ditandatangani. Perjanjian baru dibuat dan lembaran baru dibuka. Lalisa Manoban kembali dari liburannya di Paris, begitu juga dengan Kim Jisoo yang akhirnya keluar dari rumah setelah beberapa minggu menetap di sana. Dengan kendaraan masing-masing, keduanya mengemudi pergi ke sebuah gedung. Tempat itu berada di pusat kota, namun arahnya berlawanan dengan agensi yang lama.

Keduanya tiba hampir bersamaan, di pukul empat sore. Hanya berjarak beberapa menit, Jisoo juga Lalisa bertemu di tempat parkirnya yang kecil. Hanya lima mobil yang bisa diparkir di sana, dan dua tempatnya sudah mereka isi.

"Eonni!" Lisa berseru, setelah ia melangkah meninggalkan Rolls-Royce birunya. "Aku sudah punya lisensi! Langsung, lisensi internasional!" katanya, memamerkan lisensi mengemudi dalam dompetnya. Gadis itu berlari kecil, menghampiri Jisoo yang datang dengan pakaian olahraganya. Celana training abu-abu dengan sweater yang juga abu-abu. Rambutnya yang panjang, ia sembunyikan dalam tudung sweaternya, menarik tali di ujung-ujung tudung itu, hingga hanya wajahnya yang terlihat.

"Whoa... selamat," balas Jisoo, menatap lawan bicaranya, memperhatikannya dari atas sampai ke bawah. Lisa memakai celana jeansnya hari ini, dengan kaus yang hanya sebatas bahunya. Menunjukan warna kulit yang berbeda di kedua lengannya. Gadis ini terlalu banyak berjemur di hari liburnya—anggap Jisoo, mengingat beberapa foto yang Lisa unggah ke grup chatting mereka. "Kapan kau sampai?" Jisoo kemudian bertanya, setelah tangan mereka bertaut, melangkah masuk ke dalam gedung sepi itu.

"Tadi malam," santai Lisa. "Aku sampai di bandara jam sebelas dan harus menunggu Jiyong oppa sampai jam dua belas. Aku hampir ketiduran di ruang tunggu," ceritanya, ceria seolah penerbangannya kemarin sama sekali tidak membuatnya lelah. "Harusnya aku pulang naik taksi saja. Jiyong oppa melupakan jadwal pesawatku, jahat sekali," katanya kemudian.

Melewati pintu kaca dengan lapisan film yang gelap, keduanya berdiri di depan lift. Ada dua pintu lift di sebelah kanan, sedang di sebelah kirinya ada pintu ruang janitor dan tangga darurat. Lisa menggandeng Jisoo untuk melangkah ke tangga darurat, namun Jisoo berhenti tepat di depan lift-nya. Gadis itu memakai tangannya yang lain untuk menekan tombol pintu lift-nya. Menolak untuk naik tangga.

"Aku kelelahan," keluh Jisoo, bersandar memeluk lengan temannya. "Semalam aku dengar dari Jennie kalau Jiyong oppa pergi berpesta, kau tidak ikut?"

"Iya, dia berpesta sejak jam sepuluh, melupakan jadwal pesawatku, dan baru menjemputku jam dua belas. Dia melupakanku karena berpesta, keterlaluan kan?" angguk Lisa, lantas bertanya alasan Jisoo kelelahan.

Jisoo kelelahan karena selama tiga hari terakhir ini, ia tidak pergi dari rumahnya. Ia tetap di kamarnya, menatap layar komputernya dan bermain di sana. Berusaha memenangkan gamenya, selama tiga hari berturut-turut. "Aku baru mematikan komputerku setelah dimarahi ibuku, tadi siang," kata Jisoo, diakhiri dengan bisikan kecil, mengaku kalau ia belum mandi hari ini.

The ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang