***
Acara penghargaan itu dimulai dengan melangkahnya para bintang di red carpet. Para bintang dan tamu undangan akan datang sesaat sebelum jadwal mereka melangkah di red carpet, sedang pembawa acaranya datang lebih awal untuk mempersiapkan diri. Lewat pintu lain, diantar oleh managernya Lisa masuk ke dalam gedung acara itu. Di sebuah auditorium besar, acara itu akan diadakan.
Lewat sebuah pintu kecil di bagian samping gedungnya, Lisa melangkah dengan Jeno dan kekasihnya. Ia belum memakai gaunnya sekarang, Jeno yang akan mengurus gaun itu, serta segala riasannya. Gladi bersih akan di lakukan lebih dulu siang ini, lepas melewati pintu kecil tadi, mereka berjalan di lorong. Bertemu seorang produser lalu diarahkan ke ruang istirahat.
Lisa mengekor, sembari membaca lembar-lembar berisi rundown acaranya. Sedang Jiyong ada di belakangnya, melangkah sembari bicara pada sang produser, memastikan semua yang Lisa perlukan untuk membawakan acara ini sudah siap di posisinya.
"Hai, oppa!" Lisa menyapa Park Bogum yang sudah lebih dulu datang, sudah lebih dulu menunggu di ruang istirahat. Beberapa pembaca nominasi pun ada di ruang lain, menunggu giliran mereka di briefing. Pengisi acaranya pun sama. Di luar para reporter bersiap dengan kamera mereka, sedang di dalam beberapa bintang sedang bersiap dengan peran mereka masing-masing.
Jiyong datang ke sana untuk menemani Lisa, ia hanya ingin melihat artistnya berlatih dengan Park Bogum sekali lagi, lalu pergi. Namun beberapa rekan yang ditemuinya di sana, justru membuatnya bekerja lebih banyak. Di panggung yang masih sepi tanpa penonton, Jiyong diminta mengoreksi beberapa penampilan. Teman-teman dekatnya yang meminta itu.
Lebih dari dua jam pria itu berada di sana, lalu ia harus kembali membawa artistnya pergi. Lisa harus mengganti pakaiannya sekarang. Ia dan Park Bogum akan jadi orang pertama yang melangkah di red carpet malam ini. Semua orang bergerak dengan cepat, bergerak menyelesaikan tanggung jawab masing-masing, sembari berusaha tidak mengganggu yang lainnya, bagai sebuah sistem yang sudah lebih dulu diprogram.
Waktunya melangkah di red carpet. Mobil hitam Park Bogum yang berhenti lebih dulu. Pria itu turun dari mobilnya, setelah sang manager membukakan pintu. Di ujung red carpet, pria itu berdiri, sesekali melambai untuk dipotret, sedang mobilnya melaju pergi. Kini berganti mobil Lisa yang datang, bersama Jeno. Sang manager berlari turun untuk membuka pintu Rolls-Royce biru milik sang bintang, lantas Bogum membantu Lisa turun, berhati-hati agar tidak terjatuh dengan balutan gaun hitamnya.
Gaunnya berwarna hitam, senada dengan setelan yang Bogum pakai. Bagian bahunya terbuka, menunjukan lekuk bahu serta lehernya yang indah dengan kalung berlian sederhananya. Rambut Lisa malam ini di gelung ke atas, ditata rapi dengan banyak hair spray. Gadis itu tersenyum, menyapa para reporter yang memotretnya, berjalan ke tengah red carpet dengan menggandeng tangan Bogum. Gaun Lisa panjang sampai menyapu lantai, tapi ada potongan panjang di kakinya, sampai ke paha, membuat kaki indahnya tetap bisa dipamerkan. Tidak ada motif, tidak ada renda, Lalisa tampak mempesona dalam balutan gaun hitamnya.
"Kenapa kau datang sendirian? Mana G Dragon?" seorang reporter berteriak, bertanya sementara Lisa berdiri dengan Bogum untuk di potret. Gadis itu tidak menjawabnya, sebab ada banyak sekali teriakan di sana dan ia tidak diberi microphone untuk bicara. Keduanya kembali melangkah, berjalan menyusuri karpet merah yang panjang itu, menghampiri Jo Seho, Mijoo dan Somin yang jadi pembawa acara di red carpet. Sebentar mereka bersalaman, lalu berdiri lagi untuk di foto, kali ini berlima dengan para MC red carpet.
"Dimana Jiyong? Dia tidak datang?" Jo Seho bertanya, entah ingin meledek Lisa yang datang dengan pria lain, atau hanya penasaran dimana temannya itu berada. Jiyong belum sempat bertemu dengan Seho tadi, sebab keduanya terlalu sibuk.
"Masih di salon," senyum Lisa. "Dia akan datang nanti," susulnya sedikit malu-malu. Gadis itu bangga dengan berita kencannya, tapi selalu merasa malu setiap kali ditanyai di depan kamera.
Beberapa pertanyaan lain dilontarkan, seperti bagaimana perasaan Lisa dan Bogum sekarang, bagaimana persiapan mereka, dan lain-lainnya. Hanya sekitar lima menit mereka berlima berbincang di sana, bergantian mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban, sampai akhirnya Lisa dan Bogum berjalan masuk ke dalam auditoriumnya. Bergegas bergerak ke posisi mereka di atas panggung.
Selang hampir tujuh puluh menit, setelah banyak bintang melangkah di red carpet, kini giliran Jiyong yang datang. Sama seperti Jisoo, Jiyong pun dimasukan dalam nominasi pemenang hari ini. Jiyong turun dari van hitam agensinya setelah Hyunjin membukakan pintunya. Namun pria itu tidak langsung melangkah pergi, ia tunggu sebentar di pintu itu, membantu Jisoo keluar dari mobil yang sama.
Pria itu datang dengan setelan hitamnya, dengan rambut yang juga hitam dan tertata rapi. Pria itu kelihatan sangat normal malam ini, kecuali sapu tangan merah yang amat mencolok di sakunya. Tapi justru karena terlihat begitu normal— dengan gaya klasik— orang-orang jadi membeku karenya. Pria itu kelihatan luar biasa tampan malam ini.
Sedang yang ia gandeng, Kim Jisoo datang mengenakan gaun merahnya. Tanpa renda, tanpa pernak-pernik apapun. Sebelah tangannya terbuka, sedang di bagian kanan gaunnya itu terlipat, membentuk sebuah pita yang sebagian kainnya menutupi lengan kanannya. Gaun merah polos tanpa hiasan itu, membentuk sempurna lekuk tubuh Jisoo.
Setelah menarik kebelakang rambut yang biarkan tergerai, agar lehernya bisa kelihatan lebih cantik, Jisoo memegang lengan Jiyong. Keduanya lantas berjalan diatas red carpet itu, berpose dengan begitu anggun, dengan senyum manis yang tidak berlebihan. Konsep mereka malam ini anggun dan elegan, bak pangeran dan putri yang baru saja keluar dari istana.
Sampai ke panggung tempat Jo Seho dan rekan-rekannya berada, Jiyong kehilangan raut wajah yang sedari tadi ia pertahankan. Pria itu tidak bisa menahan tawanya saat melihat Seho, membuat Jisoo dengan cepat menepuk tangannya, menyuruh Jiyong kembali pada peran mereka. Meski di detik selanjutnya, Jisoo juga gagal menahan kekehannya.
"Bukankah ini berlebihan?" Seho berkomentar, setelah mereka berlima selesai bertukar sapaan malu-malu. Jiyong tidak bisa berhenti menunduk setelah berjuang keras dengan aktingnya sepanjang red carpet tadi.
"Aku mau bilang kalau malam ini konsepnya Sang Putri dengan dua pengawalnya," Jisoo berkata. "Tapi karena Lisa jadi MC, dia pergi lebih dulu, pengawalku tinggal satu," susulnya.
"Kau jadi Sang Putrinya?" Somin bertanya, lantas kekeh orang-orang terdengar riuh.
"Maunya begitu," jawab Jisoo. "Mauku begitu, tapi sebenarnya... Lisa dan Jiyong oppa curang, mereka ingin memakai pakaian yang senada, untuk berfoto, katanya untuk kenang-kenangan karena mereka tidak pernah punya foto formal berdua, jadi aku disuruh memilih warna lain. Tidak boleh hitam karena mereka berdua sudah memilih hitam," cerita Jisoo, setelah perannya jadi orang ketiga berakhir sesudah beberapa langkah.
"Sedari awal kau sudah memilih merah," Jiyong meralatnya, sebab ia ingat betul kalau Jisoo adalah orang pertama yang memilih gaunnya. Ia dan Lisa yang menyesuaikannya— warna apapun selain merah.
"Huh! Selalu aku yang diasingkan," keluh Jisoo, dengan gaya sebal yang dibuat-buat. Orang-orang tertawa, sedang Jiyong hanya bisa menghela nafasnya, sembari mengusap-usap dadanya sendiri.
"Bagaimana kau bisa tetap waras diantara dua gadis ini?" Seho berkomentar, namun Jiyong hanya menggeleng, menolak untuk menjawab sebab rasa-rasanya, dia juga hampir tidak tahan dengan permainan Lisa dan Jisoo.
***
Eh ada e
he...he... he...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager
FanfictionG Dragon yang baru kembali dari panggilan wajib militernya, dirumorkan berkencan dengan Kim Jisoo. Padahal member BLACKPINK itu baru saja mengakui berita kencannya. Rumor terus berkembang, jadi semakin seru setiap harinya, hingga G Dragon ketahuan m...