***
Bersama Lisa dan dua temannya yang lain, Jisoo melangkah ke Yellow Ent., lagi malam ini. Mereka sudah selesai makan tadi, lantas dengan mobil Lisa keempatnya pergi ke gedung Yellow Ent., mengantar Jisoo ke sana. Bersama Rose, Lisa mengangkat tas jinjing Jisoo keluar dari mobilnya. Keduanya melangkah bersama, sedang dua gadis yang lebih tua berlari lebih dulu. Jisoo membukakan pintu dan menahannya, agar Lisa dan Rose bisa masuk, sementara Jennie menekan pintu liftnya, menahannya juga agar mereka berempat bisa naik. Kerja sama yang bagus—anggap keempatnya.
Malam belum larut sekarang, jam baru menunjuk pukul delapan, namun sebagian lampu di lorong sudah dimatikan. Atau justru tidak pernah dinyalakan, karena semua orang terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Beruntung karena ada banyak kaca di gedung itu, membuat cahaya dari luar bisa masuk ke dalam dan menerangi jalannya. Cahaya itu juga yang membantu Jisoo untuk menemukan kartu pegawainya, agar ia bisa membuka pintu agensi yang terkunci.
"Jiyong oppa sepertinya benar-benar berhemat," kata Jennie, mengomentari lorong gelap yang mereka lewati sekarang.
"Dia bahkan mengeluh karena Heechul oppa membeli sabun cuci tangan," kata Lisa, menambah gunjingan mereka. "Tapi tempat ini ternyata seram kalau malam, apa lampunya tidak bisa dinyalakan?" herannya, menatap pada Jisoo yang juga tidak tahu dimana letak sakelar lampunya.
"Oh! Aku dan Mino yang memberikan lukisan ini," Jennie berkata, menunjuk sebuah lukisan di dinding. "Hadiah opening," susulnya sembari tersenyum, lebar menunjukan gigi dan gummy smile-nya.
"Aku memberikan semua itu untuk hadiah openingnya," kata Jisoo, menunjuk tas jinjing yang sekarang dibawa Lisa dan Rose.
Keempatnya terkekeh, lantas Jisoo membuka pintu ruang meeting di depannya. Menahan pintunya agar Lisa dan Rose bisa mengekorinya, memasukan semua barang bawaannya ke ruang meeting. Rencana Jisoo malam ini adalah mendekorasi ruang meeting mereka yang masih kosong. Lemari rendah di dekat dindingnya masih kosong, hanya berdiri di sana tanpa apapun.
"Lemari itu yang ingin aku hias," kata Jisoo menunjuk lemari kayu yang warnanya senada dengan meja besar dalam ruang meetingnya.
"Bukankah lemari ini ada di rumah Jiyong oppa? Sepertinya aku pernah melihat fotonya di Instagram," komentar Rose dan dua gadis di depannya mengangguk.
Jisoo dan Lisa yang mengangguk, mengatakan kalau sebagian besar perabotan di sana memang diambil dari rumah Jiyong. Jiyong punya banyak rumah dan perabot, pria itu bisa menghemat uang dengan mengambil barang-barangnya sendiri, daripada membeli yang baru. Bahkan meja kerja para karyawannya saja diambil dari rumahnya—karena meja milik Heechul berbeda dengan milik Dahee, juga dengan milik Jiyong.
Bersama tiga temannya, Jisoo tertawa. Mereka taruh tas handphone masing-masing di atas meja meeting, lalu mulai mendekorasi ruangan itu dengan barang-barang yang Jisoo bawa. Sama seperti Jiyong yang berhemat dengan membawa perabotan dari rumah, Jisoo pun mengambil barang-barang itu dari gudang di rumah ibunya. Vas yang sudah lama ibunya simpan, gelas dan teko yang sudah lama tidak dipakai, semua Jisoo ambil dari rumah ibunya.
"Satu-satunya yang aku beli, hanya ini," kata Jisoo, sembari menunjukan sebuah lego Hello Kitty yang sudah ia susun. "Aku membelinya kemarin dan butuh setengah hari untuk menyusunnya," cerita gadis itu, lalu meletakan Hello Kitty-nya di sebelah vas bunga.
"Beli lah bunga asli besok, pasti cantik," ucap Jennie, menunjuk-nunjuk bunga lili plastik yang Jisoo bawa dari rumahnya.
"Belikan," jawab Jisoo, bersamaan dengan suara Lisa dan mereka mengatakan hal yang sama.
Keempatnya terus berbincang, seolah mereka berada di rumah. Mereka bicarakan banyak hal, tertawa bahkan Lisa sengaja berbaring di atas meja karena lelah. Keempatnya terlalu santai, sampai mereka menoleh ke arah pintu ruang meeting yang tiba-tiba terbuka. Jennie dan Rose hampir berteriak karena takut, namun melihat siapa yang datang membuat mereka kembali menelan teriakan itu. Dahee yang datang, mampir ke ruang meeting karena melihat ada orang di sana.
"Eonni akan pulang sekarang?" tanya Lisa, bergegas duduk di atas meja, untuk menunjukkan sedikit sopan santunnya.
"Ya, apa yang kalian lakukan di sini?" balas Dahee, belum menyadari semua dekorasi yang sudah keempat gadis itu pajang.
"Mengantar Jisoo eonni," kata Lisa, sementara Jisoo menunnukan semua dekorasi yang sudah ia bawa dari rumahnya. Dekorasi yang sudah ia tata juga. "Di dalam tas itu masih banyak, untuk di toilet, studio rekaman dan studio dance juga," susul Lisa, kali ini sembari menunjuk tas jinjing tadi.
Cantik—hanya itu pujian yang Dahee berikan. Sebab setelahnya, wanita itu berpamitan untuk pulang. Sudah dua hari Dahee belum pulang, karenanya ia sangat lelah hari ini. Sebelum pergi, Dahee memberitahu keempat gadis di sana, kalau ia akan mengunci pintu agensinya dari luar. Dahee juga meminta keempat gadis itu untuk mengunci lagi pintunya saat mereka akan pergi nanti.
"Jiyong ada di lantai tiga, di studio, kalau kalian ingin menemuinya," kata Dahee sebelum ia benar-benar pergi.
"Dengan siapa?" Jisoo bertanya, lalu tanpa menunggu jawaban Dahee, gadis itu menambah lagi pertanyaannya. "Lagu apa yang sedang dikerjakannya? Untuknya sendiri atau untukku? Atau untuk BLACKPINK?" katanya, menghujani Dahee dengan pertanyaan-pertanyaan penasarannya.
"Uhm... aku tidak tahu, naiklah ke atas dan tanya sendiri. Kalau kemarin dia ada di sini dengan Heechul dan Seunghyun, entah dengan siapa dia sekarang," jawab Dahee dan baru setelah itu ia bisa melarikan diri dari Yellow Ent., lalu pulang ke rumah.
***
Aku liat banyak username baru, halo kalian... ketemu akun ini darimana??
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager
FanfictionG Dragon yang baru kembali dari panggilan wajib militernya, dirumorkan berkencan dengan Kim Jisoo. Padahal member BLACKPINK itu baru saja mengakui berita kencannya. Rumor terus berkembang, jadi semakin seru setiap harinya, hingga G Dragon ketahuan m...