8

884 113 14
                                    

***

Mereka masih ada di tempat latihan pilates, namun Jisoo sudah mengganti kembali pakaiannya dan sekarang ia duduk di kursi tunggunya. Mengusap-usap seekor anak anjing dengan tangan kirinya, sedang yang kanan mencari-cari menu sarapan di handphonenya. "Aku sudah selesai sejak lima belas menit lalu, tapi Lisa belum." Jisoo melapor pada seorang staff yang merekamnya. "Harusnya aku mengajak Jennie tadi... olahraganya pasti selesai dalam tiga puluh menit... salahku mengajak Lisa ke sini. Dia terus mencoba ini, mencoba itu, melakukan ini, melakukan itu, dia bahkan melakukan gerakan yang tidak aku lakukan... tsk," katanya, setengah mengeluh.

"Lisa suka berolahraga?" tanya staff itu dan Jisoo menggeleng.

"Dia hanya suka melakukan sesuatu yang baru," jawab Jisoo. "Lagi pula, Lisa tidak perlu olahraga. Dia sudah banyak bergerak meski tidak berolahraga, terlalu banyak bergerak," susulnya.

Belum lama sejak mereka mulai berbincang, membicarakan Lisa, handphone Jisoo sudah lebih dulu berdering, telepon dari Kwon Jiyong. "Oh! CEO!" seru Jisoo, menjawab panggilannya.

"Lisa ada bersamamu? Dia tidak menjawab teleponku," Jiyong bertanya, tentu tidak terdengar oleh staff The Manager yang masih merekam mereka sekarang.

"Hm... dia masih olahraga sekarang, pilates. Dia punya jadwal pagi ini? Aku sedang merekam The Manager pagi ini," tanyanya.

"Ya, dia harusnya menemuiku pagi ini. Suruh dia ke agensi secepatnya, aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku sibuk," kata Jiyong, membuat Jisoo berdecak kemudian bangkit dari duduknya.

"Ya! Lalisa! CEO mencarimu. Kau lupa kalau punya janji dengannya?" seru Jisoo, bicara dari pintu tempat latihan Lisa sekarang. Ia pun berlatih di sana beberapa menit yang lalu, sebelum kelelahan dan menyerah. "Sudah aku beritahu dia. Tapi oppa, siapa managerku hari ini? Hyunjin tidak bisa datang. Oppa sudah tahu kan?" tanyanya, tidak membiarkan Jiyong mengakhiri panggilan itu setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Aku. Bawakan aku kopi saat kau ke sini," jawab Jiyong, lantas setelahnya ia akhiri panggilan itu.

Selang satu jam, gadis-gadis itu akhirnya tiba di Yellow Ent., Jisoo di turunkan di depan cafe, sedang Lisa pergi memarkirkan mobilnya. Sejak pagi tadi kamera terus merekam mereka, tanpa jeda. Semua obrolan mereka pagi ini, jelas terekam kamera, namun keduanya seolah tidak keberatan membagi semua informasi itu.

Selesai memarkirkan mobilnya, Lisa bergegas naik ke lantai dua, mencari sang CEO yang katanya perlu bertemu dengannya. Sedang Jisoo masih membeli kopi sembari di rekam. Kali ini hanya Jisoo yang di rekam, sebab Jisoo lah bintang utamanya. Dengan santai, Lisa melangkah masuk ke dalam gedung agensinya, naik ke lantai dua lalu mengetuk pintu ruang CEO-nya.

"Good morning," sapa Lisa, melangkah masuk ke dalam ruang kerja sang CEO setelah ia dipersilahkan untuk masuk.

Di dalam ruangan itu, Kwon Jiyong duduk sendirian. Tubuhnya dibalut kaus dan celana jeans, dengan rambut yang terlihat lembab seolah baru dicuci tapi belum kering sempurna. Dalam ruangannya, G Dragon terlihat sedang menatap layar laptopnya, sesekali melirik ke tablet di sebelahnya namun belum sempat mengangkat kepalanya untuk melihat Lisa.

"Kenapa oppa mencariku?" tanya Lisa, sembari melangkah masuk. Jauh ke dalam sampai berdiri di belakang kursi CEO agensinya.

"Hanya ingin melihatmu," balas Jiyong, lantas memutar kursinya untuk menghadap Lisa. Ia rentangkan tangannya, lalu memeluk tubuh ramping di depannya, menyandarkan pipinya ke perut kurus yang beberapa menit lalu banyak berkeringat.

"Whoa!" Lisa berseru. "Apa-apaan ini? Kalau oppa merindukanku, harusnya oppa yang datang. Berani sekali menyuruhku ke sini," protesnya, namun tetap mengusap rambut pria itu. "Meskipun oppa bosku di tempat kerja, tapi dalam hubungan kita aku bosnya. Oppa yang harusnya menemuiku, bukan menyuruhku menemuimu," katanya, berlaga kesal.

"Hm... kau bosnya," Jiyong hanya menggumam untuk menanggapinya, tetap memeluk sampai pintunya kembali diketuk. Jisoo yang datang, untuk mengantarkan kopinya. Kali ini Jiyong melepaskan pelukannya, sedang gadis itu melangkah untuk duduk di kursi merah, di depan meja kerja Jiyong. "Oh, Jisoo-ya, thank you," kata Jiyong, yang menerima kopinya. Mereka berita direkam sekarang dan tidak ada yang keberatan. Namun saat ia lihat matcha frappe yang Jisoo belikan untuk Lisa, pria itu menggerutu. Mulai mengomel karena Lisa terus minum minuman manis.

"Aku tidak akan gemuk-"

"Siapa yang khawatir kalian akan gemuk?" potong Jiyong. "Kalian bisa diabetes kalau terus minum itu, minum air mineral saja," omelnya, sembari menikmati es kopi dalam gelas besarnya.

"Tsk... ginjalmu juga bisa rusak kalau terus minum kopi, gigimu jadi kuning lalu-"

"Berhenti mengomel," lagi-lagi Jiyong menyela suara Lisa, membuat gadis itu melirik tajam padanya, sedang ia hanya menaikan bahunya. "Kau harus ke salon sebentar lagi, pergilah sarapan dulu, aku akan mengantarmu ke salon dan pemotretan nanti," katanya kemudian, kali ini pada Jisoo.

"Aku akan memesan makanan dan makan di sini," jawab Jisoo. "Oppa mau sarapan juga?" tawarnya kemudian, namun Jiyong menolak karena ia sudah makan roti isi beberapa menit lalu, sebelum dua gadis itu datang.

Mendengar jawaban itu, baik Lisa maupun Jisoo sekarang melihat ke arah meja kerja Jiyong. Ada bekas roti isi dan kopi kaleng di sudut mejanya, belum sempat Jiyong buang karena kedatangan Lisa. Melihat itu, para gadis bertukar lirikan sinis, lalu Jisoo berkata, "ini kopi keduamu, oppa? Sekarang masih jam sembilan," ucapnya.

"Tsk... gigimu akan sehitam kopi, oppa," cibir Lisa, lantas bangkit untuk meninggalkan Jiyong sendirian dalam ruang kerjanya.

"Kenapa Jiyong oppa mencarimu?" tanya Jisoo kemudian, masih dengan kamera yang merekam mereka.

"Urusan pekerjaan," santai Lisa, memilih untuk duduk di sofa sembari melihat ke sekeliling. Tidak ada siapapun selain mereka di sana. "Aku ingin jadi model iklan sebuah brand, tapi dia tidak setuju, katanya imagine-ku tidak cocok dengan brand itu, jadi dia akan mencarikan iklan lainnya," susulnya.

Jisoo mengangguk, lantas kembali meraih handphonenya. Ia menatap layar handphonenya itu, lalu menunjukan menu sarapan yang ia inginkan pada Lisa. Tiga puluh menit berdebat tentang menu sarapannya, dua puluh menit menunggu makanan itu diantar, ditambah tiga puluh menit untuk sarapan sembari bergosip, membicarakan kelanjutan dari drama yang mereka berdua tonton.

Dalam waktu selama itu, Heechul datang ke agensi, menyapa beberapa staff, menyapa artistnya, kemudian masuk ke ruang kerjanya untuk meeting online. Jeno pun datang, dan karena ia sedikit terlambat hari ini, ia berlari langsung masuk ke ruangannya sebelum dimarahi atasannya. Selama waktu sarapan itu, Jiyong pun selesai dengan pekerjaannya. Ia melangkah keluar, lalu berkata kalau mereka harus segera pergi ke salon sekarang. Jisoo harus ke salon, lalu ada jadwal pemotretan, sementara Lisa bisa pulang dan kembali lagi nanti sore untuk meeting dengan kru acaranya.

***

The ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang