***
Kali ini setelah memakai topinya, juga memakai maskernya, Lisa kembali ke restoran. Gadis itu melangkah, kali ini ia menggerakan kepalanya, tersenyum dari balik maskernya untuk menyapa pelayan restorannya. Lisa melangkah ke meja, melihat Jiyong masih duduk di sana, sudah selesai menelepon dan sekarang kembali memanggang dagingnya.
"Bagaimana? Ketemu?" Jiyong bertanya lebih dulu ketika kekasihnya datang. Sengaja ingin mengalihkan perhatian gadis itu dari handphonenya yang tiba-tiba ramai dihubungi orang.
"Ini, ketemu," kata gadis itu, memberikan kunci mobil yang ia temukan pada kekasihnya. "Jatuh di dalam mobil, maaf," susulnya.
"Ah... Sayang sekali," pelan Jiyong, kembali sibuk memanggang daging setelah ia letakan kuncinya itu. "Aku tidak jadi dibelikan mobil baru, sayang sekali. Padahal aku sudah berfikir mobil mana yang aku mau," susulnya. Kali ini sembari mengulurkan tangannya, meraih mangkuk nasi di depan Lisa untuk membukakan tutupnya.
Pria itu membukakan mangkuk nasi kekasihnya, memberikan sendok yang sudah ada di sana untuknya, lalu mengoper sepotong daging ke atas mangkuknya. Menyuruh Lisa makan tanpa mengatakan apapun.
"Beli sendiri," balas Lisa, singkat namun tidak membuat Jiyong kesal. Gadis itu menurutinya, Lisa ambil sendoknya dan mulai menikmati makan malamnya, seperti yang Jiyong inginkan. "Oppa hanya memesan sup kimchi? Aku mau sup ayam," susulnya, tiba-tiba merasa lapar setelah mencium aroma gurih makanan di sana.
"Mercedes-Maybach, belikan itu untukku, anggap saja hadiah ulangtahun untukku," balas Jiyong, kali ini ia harus memanggil seorang pelayan, memesan sup ayam untuk kekasihnya.
"Tidak," tolak Lisa. "Uangku sudah habis. Aku bahkan punya hutang. Aku belum membayar hutangku pada Jennie," katanya kemudian. Baru ingat kalau ia harus segera membayar sepatunya pada Jennie.
"Tas Gucci yang kau inginkan, aku akan membelikannya untukmu, tapi-"
"Gucci mau ditukar dengan Mercedes? Yang benar saja," potong Lisa.
"Kenapa? Kalau kau memang mencintaiku, kau pasti akan melakukannya," bujuk Jiyong, seolah ia benar-benar serius ingin memaksa Lisa membelikannya mobil ratusan milyar itu.
"Kalau begitu, anggap saja aku tidak seberapa mencintaimu," balas Lisa, tahu kalau mustahil baginya untuk membelikan Jiyong mobil. Semisal ia sungguh-sungguh membelikan mobil itu pada Jiyong sekalipun, Jiyong pasti akan mengembalikan uangnya. Entah dengan membelikannya gedung atau mengirim uang itu pada ibunya.
Jiyong berdecak, sembari sesekali memperhatikan kekasihnya makan. Lisa tidak banyak makan malam ini. Gadis itu hampir tidak menyentuh nasinya, hanya sibuk menyuap kuah sup kimchi di depannya, sembari menunggu sup ayamnya datang. Jiyong membiarkannya, selama perut gadis itu masih kemasukan makanan, tidak akan ada masalah. Ia tidak memaksa kekasihnya menelan habis semangkuk nasi itu.
Mereka sama-sama makan malam itu, meski tidak ada banyak obrolan seperti biasanya. Keduanya tahu, ada banyak hal yang tidak bisa mereka bahas di sana. Khawatir ada seseorang yang menguping, bahkan merekam obrolan mereka. Khawatir pembicaraan itu akan jadi bumerang untuk mereka.
Sembari makan, Lisa memperhatikan kekasihnya. Sama seperti Jiyong yang juga memperhatikannya. Keduanya saling memperhatikan, tidak sesantai biasanya. Makan malam kali ini, tidak senyaman biasanya.
"Oppa makan banyak sekali malam ini," kata Lisa. "Kau belum makan?" tanyanya kemudian.
"Belum. Sejak kemarin sore," balas Jiyong. "Kau tidak menghabiskan nasimu?" tanyanya kemudian.
"Sepertinya tidak," kini Lisa mengoper nasinya, memberikan nasi yang baru ia makan beberapa suap itu pada Jiyong. "Makan siangku terlambat tadi, aku masih kenyang," katanya kemudian, membiarkan Jiyong mengambil setengah nasi dalam mangkuknya.
Setelah selesai makan, mereka tidak duduk lebih lama di sana. Lisa mengajak Jiyong untuk segera pulang, setidaknya kembali ke mobil agar mereka bisa bicara dengan lebih nyaman. Jiyong menyetujuinya, akan ia bayar pesanan mereka, namun handphonenya sudah lebih dulu berdering. "Bayar makanannya, aku ke mobil duluan," kata Jiyong, tanpa sadar mengoper dompetnya pada Lisa lalu melangkah lebih dulu untuk pergi ke mobil dan menerima telepon.
Bak sudah terbiasa melakukannya, Lisa membuka dompet Jiyong. Membayar makanan mereka dengan selembar kartu yang ada di sana. Gerakannya yang lugas itu, menarik perhatian beberapa mata. Mereka benar-benar sudah lama berkencan, sudah cukup lama sampai Lisa bisa dengan santai memakai kartu dari dompet kekasihnya.
Di mobil, Jiyong masih menelepon Heechul saat Lisa kembali. Mereka tidak langsung pergi, Jiyong terus bicara di telepon sedang Lisa berdiam diri sembari menunggu. Kira-kira sepuluh menit Lisa menunggu, sampai Jiyong meletakan handphonenya dan menoleh ke arahnya. "Mone menyebarkan nomor teleponmu termasuk screenshot beberapa pesan kalian," kata Jiyong, memberitahu alasan handphone Lisa tiba-tiba ramai dihubungi orang.
"Untungnya kau tidak mengirim pesan-pesan aneh, jadi sejauh ini, orang-orang hanya terkejut karena nomor teleponmu tersebar," susulnya, merubah lagi ekspresi wajah kekasihnya. Lisa sempat tersenyum saat mereka makan malam tadi. Gadis itu sempat kembali ceria saat mereka makan, tapi kini wajah ketus yang kesal itu kembali lagi.
"Heechul bilang, Mone mungkin sekali membuat screenshot palsu yang akan merugikanmu, karena itu sekarang dia akan menghubungi seorang pengacara, bla bla bla lalu menuntut Mone karena menyebarkan privasmu. Pria yang tadi pagi berteriak padamu dan teman-temannya juga baru saja mengunggah video permintaan maaf. Penggemarmu yang menyelesaikan masalahnya, memarahi orang-orang itu lalu memaksa mereka minta maaf, padamu. Padaku juga. Laporan selesai, sekarang apa yang akan kau lakukan?" kata Jiyong, panjang lebar.
"Apa yang harus aku lakukan? Membeli handphone dan nomor telepon baru?"
"Kenapa membeli handphone baru? Beli nomor telepon baru saja," heran Jiyong.
"Handphone yang ini membuatku trauma, mengingatkanku pada Mone yang jahat itu," keluh Lisa, sembari cemberut.
"Kau bilang, kau tidak punya uang?"
"Punya," pelan Lisa, kali ini sembari mengangkat dompet Jiyong dengan kedua tangannya. Seolah dompet itu adalah benda berharga yang akan ia berikan pada sang raja.
"Handphone yang sekarang itu masih baru. Belum setengah tahun. Baru beberapa minggu. Kau sudah mau membeli lagi?"
"Please," Lisa membujuk kekasihnya, dengan wajah memelasnya.
"Mana senyummu?" balas Jiyong, membuat gadis di depannya langsung menunjukan senyumnya. "Senyummu tidak terlihat tulus," komentar Jiyong, tidak langsung luluh.
"Ini belum waktunya aku datang bulan, mood-ku mana bisa berubah secepat itu? Bukannya oppa datang untuk menghiburku malam ini?" Lisa selalu punya alasan untuk membalas tiap protes yang Jiyong lontarkan. "Oh? Tanggal berapa sekarang? Jangan-jangan beberapa hari ini aku begini karena mau datang bulan?"
Jiyong menghela nafas setelah mendengar jawaban kekasihnya. Pria itu memilih untuk menyalakan mobilnya, lalu mulai mengemudi masuk ke jalanan utama. "Jadi kita akan pergi membeli handphone baru?" tanya Lisa, yang kemudian meminta Jiyong untuk mampir ke minimarket, mampir ke toilet umum agar ia bisa memastikan waktu datang bulannya.
"Pergi kencan," balas Jiyong. "Sekarang, berhenti memikirkan komentar orang lain, berhenti memikirkan Mone, pikirkan saja-"
"Pekerjaanku?" tebak Lisa, menyela kekasihnya.
"Pikirkan aku saja-"
"Tidak perlu memikirkan pekerjaan?"
"Mana bisa begitu? Pikirkan juga pekerjaanmu. Setelah aku merekam Rose dan Jisoo, selanjutnya lagu solo Jennie, lalu terakhir giliranmu. Persiapkan dirimu."
"Kenapa aku terakhir?! Aku benar-benar kekasihmu?!"
"Kau harus jadi terakhir," santai Jiyong, membuat lawan bicaranya tidak bisa menahan senyuman di wajahnya. Jiyong pun ikut tersenyum, lantas mengusap dan mencubit pelan pipi kekasihnya. Hanya menunjukan rasa sayangnya, tidak menyakitinya. "Kau harus jadi yang terakhir, karena kau yang paling rewel. Paling sulit diatur, paling sering protes, paling merepotkan," susul Jiyong, jelas melenyapkan senyum kekasihnya itu. Membuat Lisa kembali berseru, memprotes pendapat kekasihnya.
***
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager
FanfictionG Dragon yang baru kembali dari panggilan wajib militernya, dirumorkan berkencan dengan Kim Jisoo. Padahal member BLACKPINK itu baru saja mengakui berita kencannya. Rumor terus berkembang, jadi semakin seru setiap harinya, hingga G Dragon ketahuan m...