33

474 70 15
                                    

***

"Ya, mereka saling menyayangi dan sudah lama berkencan," akhirnya Lee Dahee yang mengkonfirmasi berita kencan itu. Pada semua reporter yang meneleponnya pagi ini, Lee Dahee berkata begitu. Kim Heechul juga tentu akan mengatakan hal yang sama, dari rumah sakit.

Jawaban dari pihak agensi memang terkesan klise. Jawaban standar yang hampir tidak perlu diucapkan. Lisa sudah mengunggah foto Jiyong, mengakui hubungan mereka sejelas itu, apalagi yang bisa agensi katakan? Bahkan Jiyong tidak bisa mengatakan apapun, tidak bisa melakukan apapun selain menghela nafas.

Jiyong hanya perlu menyiapkan dirinya sekarang. Hanya perlu menyiapkan mentalnya dan menumpuk banyak-banyak stok kesabarannya. Untuk beberapa waktu, sampai beritanya dilupakan, ia akan kehilangan segala kebebasannya. Reporter akan mengekorinya, para penggemar dan anti-fans juga akan terus membicarakannya. Kemanapun kakinya pergi, tidak akan ada ketenangan untuk beberapa waktu ke depan.

Bagian lain yang mengejutkan dari foto yang Lisa unggah itu adalah komentar Lee Soohyuk, "akhirnya... Aku tidak perlu lagi jadi orang ketiga di kencan kalian, mulai sekarang pergilah berdua," begitu yang ditulisnya. Tidak sampai di sana, Jennie pun ikut mengomentari tulisan Lee Soohyuk itu. Memberi empat emoticon party pooper dan bola konfeti. Seolah sedang merayakan kebebasannya. Choi Seunghyun, Dong Yongbae, Kim Jisoo, Roseanne Park dan beberapa figur publik lainnya juga menyukai komentar Soohyuk itu. Seolah mereka semua merasakan hal yang sama seperti Soohyuk sekarang.

Meski begitu, meski sudah dibuat sangat jelas, beberapa orang tetap menolak untuk percaya. "Lisaku hanya ingin sweater-nya dikembalikan, ini bukan konfirmasi kencan," dari ribuan komentar, tetap ada orang-orang yang menulis begitu.

"Kalau Lisa dan G Dragon memang sudah lama berkencan, kenapa saat skandal G Dragon dan Jennie keluar, agensi mengkonfirmasinya?" begitu komentar lainnya. Berkat foto yang Lisa unggah, sebagian orang terkejut dan sebagian lainnya menolak untuk percaya. Pengakuan kencan itu terlalu bertolak belakang dengan berita yang selama ini beredar, terlalu mengejutkan terlebih di pagi-pagi buta. Saat manusia-manusia belum sepenuhnya sadar.

Menjelang jam makan siang, ketika Lisa masih bekerja di lokasi syutingnya, Jiyong menelepon. "Halo sayangku?" sapa Lisa, menyenangkan beberapa staff yang diam-diam menguping pembicaraannya. Semua staff —terlebih mereka yang baru tahu tentang teman kencan Lisa— langsung menoleh saat Jeno datang memberikan handphone Lisa. Memberitahu Lisa kalau Jiyong menelepon.

"Sayang? Augh! Kau benar-benar menyebalkan," gerutu Jiyong. "Karena tingkahmu agensi jadi sangat sibuk sekarang," keluhnya, dibarengi suara dering telepon kantor yang terus berbunyi dalam latar belakang panggilan mereka.

"Nanti sore aku bisa menemuimu, ada apa?" kata Lisa, sembari tersenyum pada beberapa staff yang meliriknya. Gadis itu lantas bangun, berjalan menuju mobilnya, agar dapat lebih banyak privasi sebab Jiyong kedengaran ingin mengajaknya bertengkar sekarang. "Jangan membuatku kesal, ada banyak orang yang mendengarkan sekarang," gadis itu berbisik, memastikan hanya Jiyong yang bisa mendengarnya.

"Sabar, kau harus sabar Kwon Jiyong, bersabarlah sampai nanti sore, kau bisa memukul gadis nakal ini nanti sore," kata Jiyong, menenangkan dirinya sendiri. Lisa akan menanggapinya, tentu saja gadis itu tidak mau dipukul hanya karena mengunggah sebuah foto. "Aku mengirim food truck. Tapi karena kau sangat menyebalkan, kau yang bayar," susul Jiyong kemudian.

"Kenapa aku?!" Lisa tidak bisa menahan suaranya, maka Jeno bergegas mendorongnya masuk ke mobil, bergegas juga menutup pintunya. "Memangnya aku minta dikirimi food truck?! Kenapa aku yang bayar?!" protesnya.

Jiyong tidak menanggapinya. Nada bicaranya tetap sama, tidak Jiyong tinggikan suaranya, tidak juga ia tahan nada bicaranya. "Kau harus membayar sendiri kekacauan yang kau buat. Cepat transfer uangnya. Aku tidak menerima cicilan," kata Jiyong.

"Oppa!" Lisa berseru, dengan wajah yang mengerut kesal. "Kau sedang memerasku? Bisa-bisanya kau memeras orang yang lebih kecil darimu, jahat," protesnya namun itu tidak membuat Jiyong berubah pikiran. Pria itu sudah mengirim tagihan food trucknya pada sang kekasih. "Aku tidak mau! Tidak akan aku bayar!" katanya setelah melihat jumlah tagihannya.

"Terserah," santai Jiyong. "Aku akan menghitung bunga keterlambatannya juga," susulnya.

"Ya! Pencuri! Ini berlebihan sekali!" sebal Lisa, dan yang paling menyebalkan lagi, Jiyong mengakhiri panggilan mereka.

Lisa mendengus setelah tahu panggilan mereka berakhir, tapi meski begitu, ia tidak pernah benar-benar kesal. Lucunya, gadis itu pun tahu kalau Jiyong tidak pernah merasa benar-benar kesal. Pria itu tidak punya alasan untuk kesal. Akan sangat keterlaluan kalau Jiyong masih merasa kesal setelah caption yang Lisa tulis.

Pulang bekerja, kira-kira pukul lima, Lisa meminta Jeno untuk mengantarnya pada Jiyong. Jeno bilang, Jiyong ada di studio sekarang. Tengah mengerjakan lagunya sendirian di sana. Tanpa lebih dulu menghubungi Jiyong, atau orang-orang di agensi, Lisa pergi ke sana. Tentu bersama Jeno, dengan van hitam milik agensi. Satu-satunya van milik Yellow Ent., sebab biasanya Lisa memakai mobilnya sendiri.

Hampir sampai di agensi, Lisa masih tertawa karena pesan dari teman-temannya, tertawa karena beberapa komentar lucu yang dikirim teman-temannya, juga beberapa pesan dari ibunya— tentang food truck yang Jiyong kirim. "Ibuku menyuruhku membayar food truck-nya, tapi aku tetap tidak mau membayarnya. Akan aku transfer empat digit terakhirnya saja... 9.899," kata Lisa, bercerita pada Jeno yang juga tertawa. Mereka banyak berbincang selama perjalanan tadi, terus membicarakan semua yang Lisa baca di handphonenya.

"Pelit sekali," komentar Jeno, sebab Lisa hanya akan membayar sembilan ribu untuk sebuah food truck besar dengan puluhan kopi dan kue-kue mahalnya. Jeno yakin harga asli food truck itu bisa sampai dua puluh juta. "Memang berapa yang Jiyong hyung tagih?" tanyanya kemudian.

"14.599.899, keterlaluan, dia yang memilih food truck mahal tapi menyuruhku membayarnya sendiri. Sudah begitu... Tidak ada foto kami di food truck-nya! Kenapa dia membayar sebanyak itu hanya untuk menaruh foto kucing di food truck? Buang-buang uang saja," gerutu Lisa, tapi tetap tersenyum sebab foto kucingnya lah yang ada di food truck itu. Food truck-nya di kirim oleh peliharaannya di rumah— begitu gambarnya.

"Oh? Noona, lihat," kata Jeno, justru menunjuk jalanan di depan mereka, alih-alih menanggapi keluhan Lisa.

Lisa melepaskan matanya dari handphonenya, menatap lurus ke depan lalu melihat segerombolan orang di sana. Tepat di depan agensi, Lisa dan Jeno melihat sekitar lima belas orang berkerumun di sana. Orang-orang itu berdiri memegang banner, dengan poster-poster foto Lisa dan Jiyong di tangan mereka.

"Kembalikan sweater Lisa!"

"Bebaskan Lisa!"

"Pedofil bejat harus pergi!"

"Laki-laki menjijikan!"

"Lalisa deserve better!"

Lisa terkejut melihat orang-orang itu. Meski mereka hanya sedikit, tidak sampai satu persen dari total penggemarnya, tapi tulisan-tulisan yang mereka bawa benar-benar mengejutkan.

"Beri hukuman pada pedofil!"

"Berhenti mengeksploitasi Lalisa!"

"Jangan memanfaatkan Lisa!"

Semakin dilihat, tulisan-tulisan yang muncul jadi semakin mengerikan. Mereka hanya beberapa orang, tidak banyak, namun Lisa tidak pernah merasa setakut ini sebelumnya.

"Kenapa jadi begini?" pelan Lisa, tidak bisa menahan getar dalam suaranya. Bahkan tangannya pun ikut gemetar sekarang, membuatnya tidak lagi bisa menggenggam handphonenya. "Padahal di internet semua baik-baik saja, kenapa jadi begini?" tanyanya, jelas ketakutan.

***

The ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang