19

932 110 8
                                    

***

Jeno sudah dijenguk dan kesalahpahaman sudah diselesaikan. Sudah saatnya Jiyong melepaskan dendamnya sekarang. Di rumah sakit, Lisa meminta maaf karena sudah seenaknya mengganti jadwal penerbangan, Jeno pun minta maaf karena tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Lalu yang terakhir, tentu Jiyong yang harus memaafkan mereka semua, sembari melupakan emosinya.

Perselisihan harus disudahi sekarang. Sebab mereka harus kembali jadi tim yang solid seperti sebelumnya. Lalu selanjutnya, setelah semua emosi diluapkan, masalah yang menunggu untuk diselesaikan harus segera mereka hadapi. "Aku dan Heechul sedang mengatur ulang jadwal Lisa," kata Jiyong kemudian. "Tapi masalahnya bukan hanya pada jadwal, penggemar masih mengkhawatirkannya. Mereka ada di depan gedung apartemennya, beberapa di depan rumah sakit karena masih kesal padamu, dan ada juga di depan agensi," susulnya kemudian.

"Aku bisa mengatasi mereka," santai Lisa. "Aku bisa mengunggah beberapa foto atau muncul di depan mereka," susulnya.

"Unggah foto saja, tidak perlu menemui mereka, noona," kata Jeno. "Kau juga harus hati-hati dengan hadiah, sebagian sudah dipasangi kamera," susulnya, yang terbiasa menyaring hadiah-hadiah pemberian penggemar di agensi.

"Ah! Iya! Kau dapat sebuah mobil," Jiyong tiba-tiba mengingatnya. "Dua hari lalu tiga mobil dikirim ke agensi. Penggemarmu dari China yang mengirimnya. Mereka tidak tahu mana yang kau suka, jadi mereka mengirim tiga, kau bisa memilih salah satunya. Tapi... aku mengembalikannya, semuanya, aku lupa memberitahumu," susulnya.

"Luar biasa," pelan Lisa. "Akhirnya aku bisa seterkenal itu? Dulu saat aku trainee oppa yang dikirimi mobil begitu," katanya, tentu terkejut. "Oppa memotret mobilnya? Pesannya?" tanyanya, namun sayang Jiyong tidak memotret apapun. Ia terlalu sibuk untuk mengingat detail itu. Ia bahkan tidak melihat langsung mobil-mobil itu. Hanya manager dari dealer mobilnya yang masuk ke agensi, menemuinya lalu menerima penolakannya.

"Heish! Harusnya oppa memotret mobilnya," kata Lisa, sebal karena Jiyong melupakan bagian terpenting itu. Lisa bisa pamer pada tiga temannya kalau ia dikirimi mobil, tapi tanpa foto mobil-mobil itu, temannya mungkin tidak akan percaya. "Lalu handphoneku? Kenapa memperbaikinya lama sekali? Kalau selama itu, harusnya aku beli handphone baru saja," gerutunya kemudian.

"Aku juga belum memperbaikinya," kata Jiyong. "Aku sudah menelepon tempat reparasinya, tapi belum sempat mengantar handphonemu ke sana," susulnya, yang benar-benar kesulitan karena harus menyelesaikan segalanya sendirian.

Heechul sibuk dengan perubahan jadwal mereka, Dahee pun sibuk mengurusi pengeluaran-pengeluaran tidak terduga. Selain mengurusi Lisa, ia pun harus mengurus jadwalnya sendiri, karena itu Jiyong kesulitan sekarang.

"Jeno-ya, cepat sembuh, manager sementaraku sama sekali tidak bisa bekerja," keluh Lisa. "Oppa, berkencan saja denganku, tidak perlu jadi managerku, menyebalkan," susulnya sebal.

"Ya! Aku sibuk-"

"Karena itu!" potong Lisa. "Harusnya oppa tidak mengurungku di rumah, kita sudah kekurangan orang, kenapa oppa ingin mengerjakan semuanya sendirian? Rekrut orang baru, atau setidaknya biarkan aku membantumu," omelnya. "Augh! Penembak sialan, kalau dia mau kabur, harusnya kabur saja. Apa dia harus membuat perusahaan baru bangkrut juga?!" Lisa tidak berhenti mengomel, sementara kekasihnya justru mengabaikan gadis itu.

Jiyong justru menunjukan layar laptopnya pada Jeno, memberi Jeno beberapa pekerjaan yang bisa laki-laki itu kerjakan dari rumah sakit. Jeno bisa memantau artikel yang tersebar dari rumah sakit, memastikan tidak ada berita buruk yang keluar tentang artis-artis mereka. Bisa juga membantu Lisa mengunggah beberapa foto termasuk menulis caption-nya. Jeno bisa mengawasi media lewat laptopnya di rumah sakit.

The ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang