38

532 82 11
                                    

***

Senyumnya selalu cerah saat kamera dinyalakan. Tapi senyum cantik itu lenyap bersama dengan matinya si kamera. Tawanya berubah jadi helaan nafas. Leluconnya berubah jadi keluhan-keluhan, sepanjang hari ini.

Tidak seorang pun bertanya, kenapa Lisa terlihat sangat murung saat kamera dimatikan. Di ruang tunggu, ia duduk di sudut, memejamkan matanya namun tidak pernah benar-benar tidur. Terus ia hela nafasnya, sesekali mengecek handphonenya tapi langsung menyimpannya lagi saat tahu yang ia tunggu belum datang.

"Jiyong oppa belum menghubungimu?" Rose bertanya, risih melihat si ceria Lalisa jadi sangat murung hari ini.

"Sudah," singkat Lisa. "Tapi hanya bilang tidak apa-apa," susulnya, yang sekali lagi menghela kasar nafasnya.

Rose menemaninya, tidak berusaha menghiburnya namun ikut larut dalam tekanan itu. Pertengkaran Lisa dengan Mone pagi ini disiarkan dalam berita nasional, artikel-artikel tentang pria yang mengamuk di depan agensi pagi tadi pun dirilis hampir bersamaan. Orang-orang membicarakan Lisa lagi hari ini, sebagian setuju pada si lelaki yang tidak suka idolanya berkencan, tapi orang waras lebih mendominasi.

Lelaki yang tadi pagi berteriak pada Lisa, orang yang menakut-nakutinya, hari ini jadi bulan-bulanan netizen. Mone pun sama. Orang-orang mengasihani para bintang yang tidak boleh berkencan itu. Mengasihi Lisa yang harus bertemu dengan penggemar semacam itu lalu menyalahkan Yellow Ent., yang mereka anggap tidak bisa menjaga sang bintang. Apa yang agensi lakukan sampai Lisa dibiarkan bertemu dengan penggemar seperti itu?—penggemar lainnya penasaran, juga beranggapan kalau Lisa seharusnya bergabung dalam agensi yang lebih baik. Padahal CEO agensi itu kekasihnya, tapi G Dragon tidak menjaganya, aneh sekali—begitu anggapan mereka. Apapun situasinya, agensi tetap berada dalam posisi serba salah.

"Jiyong oppa marah?" kali ini Jennie yang bertanya. "Kenapa reaksinya hanya begitu?" susulnya, ingin tahu.

"Dia sibuk, menyelesaikannya masalah ini, ada jadwal interview dan pemotretan juga," kata Lisa, yang sudah bertanya pada Jeno apa saja jadwal Jiyong hari ini. "Eonni... Aku harus bagaimana?" tanyanya kemudian. "Aku merasa kalau aku tidak boleh diam saja. Tapi, apapun yang aku lakukan, orang-orang selalu punya alasan untuk mengalahkan Jiyong oppa," susulnya. "Saat aku mengunggah fotonya, orang-orang bilang, kalau mereka benar-benar berkencan, kenapa G Dragon tidak mengunggah foto Lisa? Dia lebih banyak mengunggah foto Soohyuk daripada kekasihnya sendiri. Saat food truck juga begitu, G Dragon mengirim food truck hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, nama baiknya, agar terlihat seperti pria baik. Kejadian kemarin pun sama, dia terus disalahkan. Haruskah aku menggunggah fotoku sendiri di akunnya?" bingungnya, mengasihani kekasihnya sendiri.

"Sebagai seorang yang sudah pernah kena skandal kencan, saranku, diam saja. Jangan melakukan apapun. Semua yang kau lakukan akan selalu salah untuk kalian berdua, jadi diam saja," kata Jennie.

"Tapi kalau jadi Lisa, aku juga tidak akan tahan melihat kekasihku dikatai seperti itu," Rose berkomentar, sedikit banyak ia coba untuk memahami posisi Lisa sekarang. Menempatkan dirinya pada posisi temannya itu. "Rasanya seperti... Ayolah, lakukan sesuatu agar orangtuaku menyukaimu, lakukan sesuatu agar penggemarku menyukaimu," susulnya, memberi gambaran akan bagaimana perasaan Lisa sekarang.

Syuting acara ragam hari ini berlangsung hampir sepanjang hari. Biasanya Lisa menyukainya, bekerja sembari bermain dengan artist-artist lain. Tapi hari ini ia hanya berpura-pura menyukainya, alasannya sudah pasti, karena ia kesal melihat pandangan orang-orang terhadap kekasihnya. Kesal juga, karena Jiyong terlihat baik-baik saja dengan semua komentar-komentar itu. Dan jadi semakin kesal, sebab Jiyong memintanya untuk tidak melakukan apapun.

The ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang