***
Kira-kira pukul sepuluh malam, Jiyong baru saja tiba di gedung tempatnya tinggal. Malam ini, pria itu langsung pulang ke rumahnya. Mengatakan pada orangtuanya kalau ia lelah, lalu berbaring di ranjangnya sendiri. Sepanjang hari ia terus berfikir, mengulang-ulang kalimat makian yang Mone katakan padanya. Mengulang-ulang juga komentar buruk tentangnya, di kepalanya sendiri.
Jiyong tahu, ia tidak perlu memikirkan semua itu. Komentar-komentar itu hanya satu dari sekian banyak komentar buruk lainnya. Ia pernah dibuatkan petisi untuk mati, petisi yang menyuruhnya untuk bunuh diri, jadi harusnya ucapan Mone bukan lah masalah besar.
Sampai tengah malam, pria itu terjaga karena pikiran-pikirannya sendiri. Benarkah ia terlalu tua untuk Lisa? Bagaimana kalau Lisa memang terlalu baik untuknya? Bagaimana kalau Lisa memang berhak dapat seseorang yang lebih hebat darinya? Jiyong tidak pernah memikirkan semua itu sebelumnya. Ia tidak pernah merasa begitu rendah diri seperti malam ini.
Kesal dengan pikirannya sendiri, ia akhirnya bangkit. Pergi dari rumahnya, menuruni tangga darurat sampai kakinya lelah dan ia tiba di rumah kekasihnya. Ia pikir menuruni tangga bisa membantu mengalihkan pikirannya, tapi nyatanya tidak.
Lisa masih bangun saat Jiyong sampai. Tertangkap basah sedang menyeduh mie instan di dapurnya. Ketika Jiyong masuk, Lisa langsung berbalik, menutupi gelas mie instan di belakang punggungnya, lalu tersenyum. "Halo?" canggung Lisa, tetap berdiri di tengah-tengah dapurnya dengan celana pendek dan kaus besarnya. Kacamata ada di depan wajahnya, sementara rambutnya digelung ke atas dengan jepit putih besar.
"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Jiyong, meski sebenarnya pria itu tahu apa yang sedang Lisa lakukan. Aroma gurih dari mie instan sudah memenuhi seisi dapur sekarang.
"Kenapa oppa tiba-tiba datang? Tanpa menelepon? Tanpa menekan bel? Menakutkan," tanya Lisa, balas bertanya.
"Buatkan juga satu untukku," itu yang justru Jiyong katakan.
Pria itu duduk di lantai rumah Lisa, mengusap-usap beberapa kucing kekasihnya sementara Lisa harus memasak air panas lagi. Ia hanya memasak air untuk mienya tadi, dan tidak ada dispenser air panas di rumahnya. Setelah selesai, gadis itu lantas meletakan dua cup mienya di meja makan, ia duduk di sana lalu menendang pinggang Jiyong yang duduk di lantai, di dekatnya. Tentu bukan tendangan keras, sekedar menepuk, agar Jiyong tahu kalau kudapan tengah malam mereka sudah siap.
"Ayo sebelum mienya lembek," kata Lisa, lebih dulu membuka tutup cup mienya, sebab miliknya sudah lebih dulu terendam air panas.
Sembari mengerang, Jiyong bangkit. Berdiri lalu duduk di sebelah kekasihnya yang sudah lebih dulu mengunyah kudapannya. "Sayang," panggil Jiyong sementara gadisnya sibuk mengisi perut. Lisa menggumam untuk menanggapinya, sedikit menoleh, melihat ke arah Jiyong agar pria itu tahu kalau ia mendengarkan. "Semisal ada pria yang lebih muda dariku, uhm... Anggap saja, grup baru, mungkin EXO? Atau BTS, atau NCT, datang dan menyatakan perasaannya padamu, bagaimana?" tanyanya kemudian.
Lisa tidak terkejut mendengar pertanyaan itu. Dengan santai gadis itu meluruskan pinggangnya, menegakan punggungnya, lalu bergerak menyamping untuk menatap Jiyong di sebelahnya. "Ada member grup baru yang menyatakan perasaannya padamu? Siapa? BABYMONSTER? New Jeans?" tanya Lisa, salah mengartikan pertanyaan Jiyong barusan.
"Heish, tidak ada yang begitu," Jiyong terdengar malas sekarang. Ia alihkan pandangannya dari Lisa, lalu mulai membuka tutup cup mienya, mulai melahap mie yang belum matang sempurna itu. "Tidak ada yang menyatakan perasaannya padaku, makan saja, lupakan saja pertanyaanku," suruh Jiyong, sembari menyikut lengan kekasihnya agar gadis itu kembali menunduk dan menghabiskan mienya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager
FanfictionG Dragon yang baru kembali dari panggilan wajib militernya, dirumorkan berkencan dengan Kim Jisoo. Padahal member BLACKPINK itu baru saja mengakui berita kencannya. Rumor terus berkembang, jadi semakin seru setiap harinya, hingga G Dragon ketahuan m...