Setelah makan malam, kami tidak secara sengaja berkumpul di ruang keluarga. Semua karena hadirnya Chairoz, dan ku dengar memang ia bersama ayah sedang berbincang-bincang mengenai Akademi Negeri Danveurn yang akan menyambut kedatangan murid besok hari.
"Paman, kudengar kau adalah salah satu staf di Akademi Negeri Danveurn. Apa itu benar?" Tanyaku saat beberapa dari keluarga ibu sedang membahas permasalahan tadi siang.
Chairoz mengangguk, "Aku juga tidak menyangka Akademi Negeri Danveurn kembali mengundangku."
Tadi siang, aku mendengar perbincangan di ruang keluarga ini. Saat itu, aku berpura-pura tidur di pelukan ibu. Kakek Charles bilang, pasukan INTI memang pergi dengan menerima permohonan ayah. Tapi, kemungkinan setelahnya mereka akan mengubah struktur penjagaan dan misi-misi baru untuk dilaksanakan.
Aku hanya tidak ingin keluargaku kenapa-kenapa. Mereka, INTI menandaiku hanya karena aku berbeda. Mereka tidak bisa menklasifikasiku dalam bangsa Lycanthrope ataupun Vampire. Bagaimanapun aku belum mendapatkan jati diriku, hal itulah yang membuat mereka berpikir kalau aku akan menjadi seorang Hybrid.
Jika aku terus di sini, itu akan membahayakan semua orang.
"Bawalah aku bersamamu" kataku bersamaan dengan pintu ruang keluarga yang terbuka. Semua orang tampak terkejut, termasuk keluarga kecil dari saudari ibu yang baru saja datang.
Di sana, aku melihat anak laki-laki yang setinggi denganku, berdiri menatapku dengan tatapan tidak suka. Bahkan aku baru pertama kali melihatnya.
"Kau ingin meninggalkan kerajaan?" Ibu bertanya dengan nada tidak percaya padaku.
"Itu akan lebih baik, lagipula di sana aku akan belajar" ucapku.
"Aku setuju. Dia sudah berumur 8 tahun, sudah waktunya ia masuk ke akademi. Mungkin dengan perkembangannya di sana, ia akan mendapatkan jati dirinya" kata ayah tiba-tiba.
"Damian, Akademi Negeri Danveurn sangat jauh dan tidak semua orang bisa mendatangi wilayah itu" ibu terdengar khawatir. "Gara tidak pernah keluar dari kerajaan, bagaimana dia bertemu dengan orang baru di luar sana?" Tambah ibu sambil melihat ayah.
"Sayang, ini bukan hanya tentang jati dirinya. Sudah saatnya dia belajar hal-hal yang baru, sudah waktunya dia masuk akademi" ucap ayah.
"Gara juga akan masuk Akademi Negeri Danveurn? Wah kebetulan sekali Dylan juga," kata bibi Nala Northcliff sambil mendekatkan anak laki-laki itu padaku, "Ayo berkenalan."
"Dylan" ucapnya sambil menjulurkan tangan.
Aku menjabat tangannya, "Gara."
"Kakak menyuruh Dylan untuk masuk ke Akademi Negeri Danveurn?" Tanya ibu.
"Bukan, tapi suamiku. Lagipula, Dylan jarang diajari oleh ayahnya. Saat mendengar tahun ini Akademi Negeri Danveurn mulai membuka pendaftaran dan Dandelion Chairoz akan mampir ke Alystra, suamiku menghubunginya dan memintanya agar memasukkan nama Dylan" jelas bibi Nala sambil menunjuk paman Alexander Northcliff, suaminya.
"Dengan begitu, Gara tidak akan sendirian di sana. Lagipula, banyak bangsa lain yang menghubungiku beberapa waktu lalu. Mungkin, anak-anak mereka sudah tiba di akademi saat ini," jelas Chairoz, "Anda tidak perlu cemas, Putri Annelise. Aku akan bertanggung jawab atas Gara."
Ibu melihatku. Matanya berkaca-kaca. Sudah jelas, dia akan sangat hancur untuk mengetahui aku akan pergi dari pelukan perlindungannya. Pikirannya akan terus memikirkan, apa yang aku makan, apakah tidurku nyenyak, atau anggota tubuh mana yang sakit saat aku tidak lagi terlihat oleh matanya.
Aku mendekati ibu, dengan segera ia menangkapku dan memelukku di atas pangkuannya. Beberapa kali keningku dikecup. Rambutku yang memang berantakan diusap. Punggungku dipukul pelan, seperti ingin menenangkanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/353309605-288-k111898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
ПриключенияKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...