Pagi mengawali hariku. Aku bangun dan menikmati angin sepoi-sepoi sehabis hujan yang sejuk di balkon, sambil melihat orang-orang yang keluar dari asrama.
Setelah mandi, mengganti pakian dan bersiap-siap, aku turun dan mendarat di lapangan hutan. Ternyata mereka tengah berkumpul, bersama dengan para guru.
Ketibaanku membuat mereka semua menoleh ke belakang, menatapiku dengan tatapan yang sama. Aku langsung ikut berbaris dengan jarak yang jauh dari mereka."Selamat pagi semuanya" ucap Mr. Chairoz.
"Selamat pagi!" Serentak kami semua.
Tunggu, pakaian Mr. Chairoz... sepertinya dia akan berpergian. Dia memakai jubah Hunter nya dan pakaian tambahan. Dia terlihat sangat rapi sekali. Kemudian guru-guru lain berdatangan dengan pakaian yang sama.
"Selagi kami pergi, kalian bebas melakukan apa saja saat latihan pagi. Tapi jangan keluar dari batas lembah Astbourne yang sudah dibatasi" ucapnya.
Castiel mengangkat tangan, "Guru akan kemana?"
"Kami akan pergi ke kerajaan Angkara" jawaban Mr. Samuel membuat beberapa dari mereka melirikku.
"Untuk apa guru?" Sambung Piers.
"Hari ini adalah hari kenaikan tahta Pangeran Damian. Jadi kami diundang untuk berpartisipasi dalam pengesahan beliau."
Saat aku mendengar itu, aku membelalakkan mata terkejut. Ternyata hari ini adalah hari kenaikan tahta ayah.
"Kami akan kembali besok, jadilah anak baik dan dengarkan perkataan para guru lain."
"Baik!"
"Bubar."
Semua orang langsung bubar, pergi meninggalkanku sendiri. Aku memikirkan kenaikan tahta ayah bersamaan dengan berita siaran langsung tadi malam itu. Apakah akan berjalan lancar?
Aku berlari mendekati Mr. Chairoz yang berjalan ke tengah-tengah lapangan.
"Guru! Aku ingin bicara" panggilku sambil ku raih tangannya.
Dia melihatku dengan serius, "Tidak."
"Aku belum mengatakan apa-apa."
"Aku tau apa yang akan kau katakan."
Seketika aku terdiam menatapinya, "Guru, aku khawatir."
"Aku lebih mengkhawatirkan kondisimu."
"Tapi aku baik-baik saja."
Tiba-tiba Mr. Chairoz mengusap kepalaku, "Kau masih sangat sensitif, kita tidak tau apakah kau bisa mengendalikan diri jika terjadi sesuatu di sana nanti. Sudah jelas pasukan INTI akan ikut hadir, begitu juga dengan para Elder dan Council. Aku katakan untuk kau tetap di sini."
Aku mengangguk dan membiarkannya berkumpul dengan guru-guru lain. Kemudian Mr. Arthur menggunakan kemampuan Pentagram Demonnya. Cukup lama sampai cahaya dari kekuatan itu menyilaukan mataku. Lalu mereka menghilang dari hadapanku.
Aku ingin sekali pergi mengunjungi Angkara, tapi yang dikatakan guru benar. Sifatku baru saja muncul, dan aku belum bisa mengendalikan diriku seperti kejadian tadi malam. Dengan datang ke sana, sama saka membuatku ingin ditangkap hidup-hidup.
Aku menghabiskan waktu melakukan aktivitas pagi biasa. Mencuci pakaian di rumah, sebab saluran air Akademi telah selesai diperbaiki. Setelahnya kami sibuk dengan kegiatan masing-masing sampai waktu sarapan pagi tiba. Aku benar-benar terasingkan di pondok makan ini, mungkin seharusnya aku tak datang ke sini.
"Gara, apa kau haus? Aku akan menyiapkan minumanmu" begitu ucap staf konsumsi yang telah diperintahkan oleh Mr. Neanderthald untuk menyediakanku darah segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
AventuraKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...