Aku terus berlari di antara para orang-orang yang panik dan ketakutan. Aku tidak tau harus kemana. Rasanya seakan aku adalah kriminal paling dicari satu dunia. Tapi, ku rasa semuanya akan baik-baik saja, karena aromaku tidak meninggalkan jejak.
Dari jauh, aku melihat Mr. Chairoz yang sedang mengamankan teman-temanku, dia terlihat khawatir, dengan manik matanya yang terus bergerak-gerak mencari keberadaanku. Aku harus ke sana, aku harus menghampiri mereka dan pergi dari tempat ini.
Namun, ketika aku sedikit lagi sampai, tanpa sengaja aku menabrak seorang prajurit yang sedang menjaga.
"Kau? Siapa kau? Jubah apa yang kau gunakan? Apa kau penyusup?!" Dengan tombaknya, dia mengayunkan benda itu ke arahku beberapa kali. Aku bisa menghindarinya, tapi tidak jika semua prajurit kini menatap ke arahku.
"Tangkap anak itu!"
Dengan segera aku pun berlari ke arah yang berlawanan dari kursi khusus tim Danveurn. Aku berusaha untuk menghindari serangan apapun yang tertuju padaku, sebab jika aku melawan, mungkin aku tidak bisa menahan diriku. Dari jauh sini, ku lihat Mr. Chairoz dan yang lainnya telah pergi meninggalkan stadion karena arahan untuk mengungsi yang telah diaktifkan.
Lalu, ku dengar suara benda yang bergesekan terdengar cukup besar, di atas sana, lubang yang tadinya terbuka bebas memperlihatkan langit malam, kini mulai di tutup oleh besi-besi baja. Beberapa jalan keluar juga mulai di tutup, dan jika aku tidak keluar dari sini, aku akan tamat.
"Mereka telah berpikir kau penyusup, kau harus pergi, Gara."
Saga telah memperingatiku, aku harus pergi lewat bagian atap, sebelum atap itu tertutup dengan sempurna. Aku pun mengeluarkan deggerku, dan dengan kuat melemparkannya ke bagian atap sana, yang berhasil menerobos keluar dari celah-celah besi itu.
Bahkan, aku tidak tau apa yang akan terjadi pada diriku, jika berteleportasi sebelum degger itu mengenai sesuatu. Begitu saja aku langsung berteleportasi, menyatu dengan bagian bagian deggerku. Degger itu terus terbang membelah udara, sampai akhirnya tembus ke permukaan awan-awan, dan membuat deggerku jatuh dari langit malam. Dari atas sini, aku bisa melihat beberapa kawalan pegasus yang mulai berpatroli, mereka bergerak membentuk pasukan-pasukan kecil.
"Telusuri langit dan daerah bawah! Amanah kan kepada kilat dan petir untuk membuka jalan! Kerahkan jutaan hujan-hujan untuk jatuh dari langit! Siapapun penyusup itu tidak boleh sampai lolos!" Mereka bergerak seperti burung-burung yang berterbangan.
Jatuhku pula semakin cepat, melintasi lautan karam penuh dengan ombak-ombak besar yang mematikan. Guntur yang tiba-tiba terdengar menjadi pertanda bahwa mereka benar-benar mencari keberadaanku. Aku bisa melihat awan-awan Negeri Aberrstwyth yang berubah menjadi gelap, dipenuhi oleh petir dan kilat secara bersamaan.
Kemudian, kilatan itu mengenai deggerku, saat itu pula aku berteleportasi menggantikan deggerku, yang terjatuh dari ketinggian. Kilatan-kilatan itu terus menyerangku, sampai pada akhirnya tubuhku seakan tergores oleh benda tajam yang panas, seakan dicincang hidup-hidup.
Di detik-detik ketika aku hendak terjatuh ke lautan, sebuah petir menyambar dari atas langit dan nyaris membelah tubuhku menjadi dua bagian. Aku tenggelam di lautan lepas, terombang-ambing oleh ombaknya. Hingga tubuhku melemah begitu saja, dan tenggelam di dalamnya.
Air lautnya ternyata cukup hangat. Entah karena tubuhku yang mulai mengeluarkan darah membuatku merasa seperti itu, atau memang pada dasarnya lautan tidak begitu menakutkan. Tapi syukurlah aku tenggelam lebih cepat, lihat petir-petir yang terus berusaha untuk meraihku, mereka menyerah.
Benar juga, kapan terakhir kali aku tenggelam?
Kepalaku terasa begitu berat. Dengan perlahan, ku buka kedua kelopak mataku, dan melihat hamparan pasir yang cukup luas. Saat aku bangun terduduk, ternyata aku ada di tepi laut. Ombak yang karam itu pasti membawaku sampai ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
MaceraKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...