CHAPTER 19: Something That Can't Be Forced.

26 3 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu sejak kemunculan sifatku. Aku belajar dengan baik, mengikuti kelas-kelas yang ku perlukan hingga berlatih senjata bersama Mr. Chairoz. Kami telah berlatih menggunakan busur, pedang, tombak dan banyak lainnya. Tentu saja, kami tidak benar menggunakan senjata sungguhan, kami menggunakan replika yang terbuat dari kayu.

Hari-hari telah kami lalui bersama, dan hari ini saat malam tiba, pada waktu bebas, aku dan anak-anak clan lain sedang berkumpul di pojok ruang tengah asrama, beberapa dari mereka masih sibuk dengan peralatan yang dimiliki. Benda-benda itu sendiri mereka dapatkan sebagai alat tambahan dari guru masing-masing.

Beberapa Wizard clan yang ada memperhatikan tongkat sihir mereka. Benda itu memiliki tampak yang indah, aku bisa dengan jelas melihat ukiran-ukiran unik di sana. Tapi kenyataannya tetap sama, mereka belum bisa menggunakannya. Beberapa kali mereka mengucapkan kata-kata rumit sebagai mantra tapi tidak ada yang terjadi. Meski begitu mereka bisa menggunakan gemstone untuk mengeluarkan kekuatan mereka.

Aku juga memperhatikan Mermaid clan dengan kerang mereka. Kerang itu sangat indah. Ini kedua kalinya aku melihat kerang, saat aku masih sangat kecil ketika ayah datang membawakannya. Saat itu kerang yang ayah bawa lebih kecil dari punya mereka. Kerang mereka berwarna putih seperti mutiara, tapi ketika terkena pantulan cahaya, dengan sangat jelas warna ungu dan sedikit manik-manik ada di sana. Aku tidak tau kegunaannya, tapi sesekali mereka mendekatkan kerang itu pada telinga mereka yang seketika berubah menjadi telinga para Mermaid. Sebagian dari mereka tersenyum, yang lain memasang wajah sedih. Apa yang mereka dengarkan, adalah sesuatu yang pasti aku tidak bisa dengar.

Para Angel clan memiliki sesuatu yang berbeda. Benda itu terbuat dari kaca, bulat seperti bulan, sama sekali tidak berisi. Benda itu diletakkan di atas sebuah besi dengan empat kaki penyangga yang memiliki ukiran indah untuk menjaganya tetap aman. Aku dengar dari kalimat-kalimat mereka, benda itulah yang dinamakan imortal crystal. Mereka juga mengatakan, satu Angel hanya bisa memiliki satu imortal crystal. Jika lebih dari itu, imortal crystal tidak akan bekerja untuk menyimpan jiwa-jiwa orang mati. Mereka bisa menggunakan imortal crystal yang lain ketika imortal crystal yang mereka miliki tidak berfungsi lagi. Castiel bilang, ketika benda itu sudah penuh dengan jiwa-jiwa orang mati, pemiliknya bisa membangkitkan sesuatu untuk hidup kembali.

Demon clan punya benda yang menarik perhatianku juga. Mereka mendapati sebuah cincin yang terbuat dari mutiara. Putih bersih, siapa saja bisa melihat kerlap-kerlip di sana. Awalnya aku pikir itu hanya hiasan tangan biasa. Namun ketika mereka memakainya, sesuatu terjadi. Bagi beberapa orang, cincin itu bisa menyesuaikan diri. Mereka tidak bisa dilepas. Mutiara putih yang tadinya indah berubah menjadi hitam pekat, seperti kegelapan malam, saat mereka mentransformasi tangan mereka menjadi tangan Demon. Sepertinya cincin itu memiliki kekuatan tersendiri yang aku juga tidak tau.

Sebuah kantong kain kecil adalah benda yang paling diperhatikan Fairy clan. Aku penasaran apa isinya. Ketika mereka memasukkan tangan kedalamnya, lalu keluar debu berwarna putih kekuningan. Mereka menaburkan debu-debu itu pada diri mereka sendiri, seketikanya mereka menghilang. Namun beberapa menit kemudian mereka kembali muncul. Aku dengar, itu adalah sparkle dusk. Debu-debu yang bisa membuat penggunanya menghilang.

Sedangkan Vampire clan, mereka memiliki degger seperti punyaku. Deggernya berbeda, tidak sepanjang punyaku. Anehnya, kenapa mereka harus memiliki tujuh degger yang serupa?

"Bagaimana cara kerjanya?" Tanyaku tertarik saat Andrea Nikolai si Vampire bangun dari kasur dengan salah satu degger miliknya di tangan.

"Beruntung aku menanyakan hal yang sama pada Mr. Samuel tadi sore. Vampire clan memiliki kecepatan yang hampir setara dengan Lycanthrope clan. Untuk membantu hal itu, penggunaan degger sangat akan membantu. Lagipula tidak memakan banyak tenaga. Hanya saja, penggunaan degger harus memiliki tumbal agar bisa berfungsi dengan benar. Penggunanya harus memperkenalkan degger pada bagian dari tubuhnya" kata Andrea seraya mengambil semua degger miliknya dan meletakkan benda itu di lantai.

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang