CHAPTER 59: The Land of Earthly Angels.

28 3 2
                                    

Seperti yang direncanakan, setelah selesai makan malam, aku, Chlea, Edward, dan club skarfàloma membawa barang-barang yang siap dikemas ke halaman depan akademi. Selagi menunggu ketibaan para guru, aku menyempatkan diri menulis surat untuk kak Allegro, memberi kabar padanya kalau aku akan bertanding. Aku harap dia tak khawatir padaku, atau memikirkan hal yang aneh-aneh. Aku meyakinkan kak Allegro, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tentu, Light ku tugaskan untuk mengirim surat, dan berpesan pula pada anak gagak itu kalau ia harus segera kembali ke rumah pohonku setelah mengantar surat. Aku tak mau membawanya ke perjalanan jauh ini.

Ada 3 kereta kuda yang datang menjemput, sesuai aba-aba kami mulai memasukkan barang-barang sederhana kami ke dalam, hingga para guru datang ke halaman depan. Pandanganku tanpa sengaja terus mengarah pada Mr. Neanderthald, yang seakan-akan memberikanku kepercayaan kalau perjalanan ini tak akan sia-sia. Sementara Mr. Daphne seperti dengan bangga tersenyum padaku.

Setelah berpamitan, kami semua masuk ke dalam kereta kuda, dan pergi meninggalkan akademi. Aku bersama Chlea, Edward, dan Declan berada di kereta kuda yang sama, yang lainnya berada di kereta lain. Ketika menemukan posisi ternyaman untuk duduk, Edward mulai bersuara untuk menghilangkan kejenuhan dalam pikirannya, "Aku tak sangka, di dalam kereta kuda terasa begitu nyaman. Seperti berada di dalam sebuah ruangan, tapi ajaibnya bisa bergerak kemanapun."

"Sekarang kau merasakannya, 'kan?" Sahut Chlea yang duduk di sampingnya.

"Aku bisa tidur kapan saja!"

"Hahahahah!"

"Oh, ya. Lalu hal apa yang tadinya ingin kau tunjukkan Gara?" Tiba-tiba Declan mengingatkanku pada deggerku. Kau pula mengeluarkan deggerku itu dan menunjukkannya. Tapi bukan sebuah degger, melainkan 6 buah degger yang memiliki bentuk dan ukiran yang berbeda-beda.

"Kau punya banyak sekali degger!" Kejut Edward, yang terlihat kurang setuju, karena tentu saja seorang murid dilarang memiliki senjata tajam di akademi.

"Dari mana kau mendapatkan semua degger itu?" Tanya Declan.

"Beberapa hari lalu aku meminta kak Allegro untuk mengirimkan 6 degger lainnya untukku, sekarang aku punya 7."

Semua tampak bingung, "Tapi ini hanya ada 6 dan semuanya silver, lalu dimana degger hitam bercorak emas kesayanganmu itu, Gara?" Tanya Chlea.

"Yang satu itu sengaja ku tinggalkan di rumah pohon, barangkali jika aku ingin kembali ke akademi."

"Oh, jadi rumor kau berteleportasi menggunakan deggermu itu benar adanya?" Declan jadi antusias mendengarkan.

Aku mengangguk, "Suatu saat, satu persatu dari degger ini akan menghilang, lalu aku bisa berkelana ke seluruh dunia tanpa sekali tarikan nafas."

"Kau berencana untuk meletakkan degger-degger ini ke berbagai dunia?!" Chlea terlihat semangat.

"Kau benar."

Aku kembali menyimpan degger-degger itu dalam tas pinggangku, lalu mencari posisi nyaman untuk duduk. Ku intip dari celah kain yang menutupi kaca di pintu kereta, bulan sabit tampak begitu indah melengkung di atas sana. Hingga pada akhirnya, kami tak perlu memikirkan apakah kereta kuda ini telah membawa kami keluar akademi atau tidak. Entah di Astbourne atau Danvern sekaligus, mungkin pula sudah berpijak di negeri orang asing, tapi bukan itu yang kami pikirkan. Hangatnya ruang kecil di dalam kereta kuda ini membuat kami melupakan segala hal tentang dunia luar, seakan kami tinggal di waktu yang tetap, padahal kenyataannya kereta kuda ini terus berjalan pada tujuannya.

Tanpa sengaja, ternyata aku telah tertidur, begitu juga yang lainnya. Ku rasa tadi aku melihat bulan sabit, rupanya sinar yang lebih terang daripada rembulan masuk mengenai wajahku. Perlahan, aku duduk tegap dan melihat pada yang lainnya, mereka tertidur sangat pulas. Aku pun menyibak kain yang menutupi jendela, ku lihat ternyata kami sudah sampai di dermaga Anchores, ada banyak orang di luar sana, seperti melakukan aktivitas masing-masing. Lalu, kereta kuda yang membawa kami berhenti, efeknya membuat yang lain terbangun secara bersamaan.

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang