Kak Allegro... Aku juga sama, ingin bertemu denganmu. Aku akan membawa burung gagak milik kak Allegro dan akan menuliskan surat untuknya. Tapi soal burung gagak yang satu ini, aku tidak tau ini milik siapa dan kepada siapa surat itu tertuju. Kita tidak boleh membaca surat orang lain, bukan?
Ah, aku akan membawanya juga.
"Kau juga bisa memakannya, jangan ragu untuk mengisi perutmu sendiri."
Aku tidak akan membiarkan siapapun bahkan diriku sendiri memakan burung gagak milik kak Allegro. Dia pasti akan sangat sedih jika mendengar burung gagaknya mati.
"Hahaha, dia bisa mendapatkannya lagi. Bicara soal ayahmu, dia akan naik tahta kerajaan Angkara 'kan?"
Iya, lalu?
"Bukankah itu berarti seluruh keluarga kerajaan Claverdon akan hadir di kerajaan Angkara? Mereka akan mengunjungi Danveurn. Dan hal itu menjadi satu-satunya kesempatanmu untuk bertemu dengan Allegro serta kedua orang tuamu."
Kau benar. Mereka pasti berkunjung.
"Gurumu yang menjadi penghalang, semua atas izinnya 'kan?"
Apa Mr. Chairoz akan memberikanku izin?
"Kurasa tidak akan."
"Gara!"
Tentu aku terkejut ketika suara lantang Hydra October dari Wizard clan memanggil namaku. Aku bisa melihatnya berdiri jauh di sana, sepertinya sadar karna aku tertinggal. Aku pun berlari menyusul.
"Burung gagak siapa?" Tanyanya bingung.
"Ini milik kakakku, dia baru saja mengirimkan surat. Tapi kalau yang satu ini, aku sama sekali tidak tau. Surat itu mungkin dikirim untuk salah satu dari kita" ungkapku.
"Oh begitu, ayo kembali supaya kita bisa tau itu milik siapa" Hydra hanya berjalan lebih cepat di depanku. Seperti itu sampai kami tiba sungai.
Aku sampai lupa bahwa Piers tidak ikut mengangkut air. Aku tidak bisa membiarkan dia melakukannya, di perjalanan tadi kakinya harus luka karena terjatuh. Piers tidak melakukan apa-apa, hanya duduk di samping para anak perempuan dengan kakinya yang setengah masuk ke dalam air. Wajah bersalah itu benar-benar tidak ingin ku lihat. Tentu, dia akan merasa begitu karna dia tidak ikut membantu.
"Piers, kau baik saja?" aku menghampiri Piers.
"Iya. Tapi aku merasa bersalah dengan Skye. Dia harus mengangkut dua ember itu sendirian karna aku tidak ikut" katanya sambil berdiri dengan tongkat sebagai alat bantu.
"Skye, kau baik saja?" Panggilku ketika melihat Skye Forrest si Fairy sedang merenggangkan otot kaki.
Dia menghampiri kami berdua, "Iya, aku baik. Hei, ada apa dengan wajah itu? Piers, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu merasa bersalah. Aku membantumu di sini."
Piers menatap Skye serius, "Terimakasih."
"Tentu" balasnya.
Tiba-tiba burung gagak yang masih memiliki surat itu memberontak ketika anak-anak lain mendatangiku. Suaranya sangat mengganggu. Aku tidak tau cara menenangkan binatang, tapi sepertinya kedatangan Xavier membuat burung gagak ini terdiam. Kepalanya menoleh, dan dia menatap Xavier dalam. Laki-laki itu sendiri hanya berdiri, bingung akan suasana yang terjadi.
"Sepertinya burung gagak ini mengenalmu, tapi dia juga bingung" ucap Alistair Celeste si Fairy seraya melihat burung gagak dan Xavier bergantian.
"Bagaimana kau bisa tau?" Tanyaku.
Alistair tertawa, "Aku berasal dari Fairy clan, dan keluargaku mengajariku bahasa binatang, jadi aku paham mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
AdventureKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...