CHAPTER 44: The Ascension Day.

17 0 0
                                    

Ketika telah menunggu cukup lama, semua orang di ruangan itu berkumpul dan duduk di kursi untuk menyaksikan kenaikan tahta. Di bagian kanan ada beberapa petinggi Negeri Danveurn, para Raja dan Ratu yang memimpin dari berbagai wilayah bagian, Raja dan Ratu dari berbagai negeri-negeri, para wali kota, konglomerat hingga dewan perwakilan rakyat hadir untuk menyaksikannya. Namun kedua manik mata Gara kembali bergerak untuk melihat kursi-kursi yang tersusun di bagian yang sama. Mereka adalah para pemegang pemerintah, para Elder dan Council yang memenuhi bagian depan.

Di salah satu kursi bagian depan yang diduduki oleh para Elder, Gara menemukan orang yang membuat keonaran di Akademi.

"Elder bernama Adam Sorcestia, dia orangnya" suara itu milik Saga yang berdengung di kepala Gara. Saat itu pula Gara menfokuskan matanya untuk melihat pria tua berambut putih yang sedang duduk dan berbicara kepada orang-orang lain.

Gara kembali melirik orang-orang lain di sana, sampai ia menemukan guru-gurunya di bagian tengah. Mereka semua sedang duduk dan di sambut kedatangannya oleh para Council.

Gara juga menyadari, ternyata keluarga Kerajaan Claverdon turut hadir dengan pakaian kerajaan bercorak hitam dan merah, duduk bersama para anggota kerajaan lainnya.

Mereka berbincang-bincang sebentar dan kemudian suara alat musik dimainkan untuk membuat semua orang senyap, bahkan para rakyat yang duduk di kursi bagian depan ikut membungkam mulut mereka. Dengan sigap, mereka semua berdiri saat para pendeta memasuki ruang tengah.

Gara dan yang lainnya berjalan ke untuk melihat ruang tengah yang dipenuhi oleh para rakyat tinggi dan rendah.

"Ini keren sekali!" Ucap Jack dengan gembira.

"Kalau mereka sudah tiba, berarti pawai mengelilingi Pack dan batas wilayah telah selesai! Sebentar lagi upacaranya!!" Seru Ardan.

Kemudian, dikawal lah mahkota raja dan Ratu, beriringan dengan Raja Nicholas dan Ratunya yang mengikuti dari belakang.

Musik-musik kembali dimainkan untuk mengawal masuknya orang yang ditunggu-tunggu Gara. Di sana, Allegro berjalan dengan jubah kerajaan yang ia tau betul kalau kakaknya itu tidak akan pernah suka. Lalu disusul Annelise dari pintu gerbang, semua orang terpaku ketika melihat putri bangsa Vampire itu yang cocok mengenakan gaun emas kerajaan Angkara. Terlebih Gara yang melihatnya tanpa kedip.

"Cantik..." Pujinya.

Tak lama kemudian, Damian datang di paling akhir. Setiap orang yang dilalui olehnya menunduk hormat pada Damian. Lagipula mereka tau siapa yang akan naik tahta, seorang pangeran yang turut serta dalam penyatuan negeri itu dari perpecahan.

Setelah mereka semua masuk ke ruang tahta, Gara dan yang lainnya kembali untuk melihat ruang yang sudah ramai dengan orang-orang. Kedatangan mereka bertiga diiringi oleh nyanyian-nyanyian dan alat musik orkestra.

Saat tiba, Allegro pun duduk bersama anggota kerajaan lainnya. Ia duduk di samping Nala, dan bersebelahan juga dengan adik perempuan Damian yang memegang bayinya.

Damian pun mendudukkan dirinya di kursi yang telah tersedia, bersama Annelise tepat di sampingnya. Setelah menyelesaikan musik, semua orang mulai tenang dan menyaksikan prosesi kenaikan tahta itu.

Satu pendeta pun berdiri di depan mereka semua, ia adalah oracle, "Atas nama Moon Goddes, Lycanthrope Yang Agung, dan roh-roh para leluhur, semoga menyertai kita."

Seketika itu semua orang di kerajaan menjawab perkataannya secara serempak, "Dewi memberkati kita" dan mendudukkan diri mereka.

"Yang terkasih, kita telah berkumpul bersama dan berdoa pada Mood Goddes untuk merayakan hari yang bahagia ini, untuk menyambut Raja kita, untuk mengakui dan berterima kasih atas perjuangan yang telah ia lakukan tuk negeri ini."

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang