CHAPTER 27: Back To The Academy.

29 0 0
                                    

Besoknya, kami semua bersiap-siap untuk kembali mencari jalan keluar dari hutan.

Seperti yang guru katakan, kami akan berjumpa dengan Mr. Joseph. Tapi tidak ada tanda-tanda hutan ini akan berakhir. Aku juga penasaran, kenapa tidak ada satupun jawaban dari guru-guru itu. Kami mencoba melolong, atau meledakkan pewarna di langit, atau bahkan mencoba kembali kearah Akademi.

Mereka seakan sedang tidak ada ditempat mengawasi latihan kami. Aku berpikir, telah terjadi sesuatu pada mereka. Atau... ada sesuatu pada Akademi?

"Apa mungkin mereka sedang ada urusan, sehingga tidak fokus mengawasi ujian kita?" Pertanyaan yang sama dengan apa yang ada di pikiranku itu keluar dari mulut Castiel.

"Bagaimana bisa seorang guru tega melakukan itu, ketika anak muridnya dalam kondisi seperti ini?" Protes Iris.

"Tidak tau kenapa, aku mengkhawatirkan guru-guru kita" sela Piers.

"Khawatirkan dirimu sendiri. Kita masih anak-anak, dan di tengah hutan tanpa makanan. Jangan Khawatirkan orang dewasa yang bisa melakukan apa saja" Xavier tampak mulai kesal.

Anak-anak lain hanya berbicara seputar banyak kemungkinan besar kenapa guru-guru itu tidak menjawab kami. Hal aneh itu membuat aku terus berpikir. Pikiranku penuh sudah.

"Gara, bagaimana ini?" Tanya Dylan yang menyamakan langkah kakinya padaku.

Aku juga tidak tau, Dylan. Aku tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.

"Semenjak kejadian itu, Gara jarang berbicara, dia menjadi sangat diam" bisik Edward pada Dylan. Aku bisa mendengar mereka yang selalu membicarakan kondisiku, padahal aku baik-baik saja, mungkin seperti itu.

"Aku khawatir dengan banyak hal" gumam Piers sambil melihatku.

"Ah, Gara, ganti perbanmu dulu" Cassa tiba-tiba menghampiriku, karena melihat perban yang mengelilingi tubuhku. Semua orang berhenti berjalan.

"Tidak perlu, lebih baik-"

"Lebih baik kau diam saja, perbanmu sudah penuh dengan darah, harus segera digantikan" sela Lilac. Seperti yang dikata, aku hanya diam dan memperhatikan Cassa menggantikan perbanku. Setelah selesai, kami lanjut berjalan.

Kami, Lycanthrope clan masih tidak mengenakan pakaian kami. Tentu, bisa saja terjadi sesuatu yang mengharuskan kami bertransformasi. Maka dari itu kami putuskan tidak memakainya. Tubuh kami hanya ditutupi bulu-bulu serigala kami.

Kami terus berjalan, lalu kami melihat area terbuka. Beberapa orang lari ke arah itu, dan berteriak itu benar area terbuka. Akhirnya kami keluar dari hutan. Tempat ini hanya ladang rumput yang penuh dengan angin dan sinar matahari yang hangat. Namun, kami tidak menemukan Mr. Joseph di sini.

"Apa-apaan ini, di mana Mr. Joseph?!" Xavier semakin kesal.

"Mungkin belum sampai, atau sedang ke tempat ini" Lynx mencoba untuk berpikir positif.

"Ini menjadi lebih aneh" gumamku sambil melihat ke langit.

Lalu tiba-tiba saja aku melihat seekor makhluk aneh yang terbang di atas sana. Kami semua menyadari kedatangan Mr. Joseph yang mengendarai makhluk itu. Wajahnya dangat serius, seakan benar telah terjadi sesuatu Akademi. Guru mendarat dengan sempurna, lalu dengan cepat turun menghampiri kami.

"Anak-anak, maafkan-"

Luca menyela, "Guru, apa yang terjadi? Kami mencoba menghubungi kalian dengan segala cara. Banyak yang terluka di sini, terlebih Gara."

Mr. Joseph melihatku, wajahnya juga khawatir dan bersalah. Dia memperhatikan betul-betul luka di perutku. Dia berjongkok di depanku, melihatku dengan wajah serius, "Gara, mereka datang."

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang