CHAPTER 8: The First Runner.

47 1 0
                                    

Kemarin, tidak ada yang istimewa.

Setelah perkenalan Akademi, kami para murid baru dibebaskan untuk melakukan apa saja. Banyak dari mereka yang memilih untuk berkeliling, mengeksplorasi bangunan pertama hingga ke lantai tujuh untuk sekedar mencaritau kelas-kelas para senior dan melihat bagaimana proses mereka belajar.

Aku tidak melakukan banyak hal setelahnya, diriku lebih tertarik pada perpustakaan di lantai dua yang terhubung dengan lantai tiga. Jadi, murid-murid bisa masuk lewat arah mana saja. Aku di sana ditemani Dylan, itupun karna dia bosan terus-terusan berada di dalam kamarnya dan alasan lain.

Tapi hari ini, adalah hari pertama kami akan benar-benar bersekolah. Aku bangun seperti yang dijadwalkan, sangat pagi bahkan matahari belum terbit.

"Aku masih mengantuk!" Erang Chlea yang tidur dengan sangat nyenyak di kasurnya.

Aku menggoyang-goyangkan kakinya sebentar, "Kalau kita telat, Mr. Chairoz akan menghukum kita."

Chlea langsung bangun terduduk dengan mata mengantuknya yang ia paksa untuk terbuka lebar, "Aku tidak mengantuk!"

Ku ambil  handuk yang tadinya ku letakkan di atas kasur serta seragamku yang terlipat dengan rapih, "Ayo, aku menemukan sebuah danau air panas."

Dengan mata berat, Chlea menatapiku, "Di dalam kamar ini?"

"Di dalam hutan ini."

Tanpa menunggunya, aku langsung berjalan ke bagian tengah. Di sana ku temukan Edward yang baru turun dari tempat tidurnya, "Hoammm...! Mau kemana?"

"Mandi."

Dengan segera aku turun dari rumah pohon ini menggunakan tangga yang sama. Saat aku melompat, aku merasakan rerumputan yang ku injak di bawah kakiku. Mereka menari-nari, menggelikkan telapak kakiku kecil-kecil. Rasanya seperti berada di dalam hutan sungguhan, dengan angin sejuk yang berhembus membawa dedaunan tua tanpa arah.

Sedikit cahaya matahari yang muncul dari barat, menghidupkan hutan indah ini. Bahkan, aku terheran ketika mendengar suara burung-burung yang semakin dekat. Beriringan dengan angin yang menghampiriku, beberapa burung pipit terbang mengikutinya lalu melesat ke langit yang masih gelap di atas sana.

Mereka membuat kamar ini benar-benar sungguhan. Tak menunggu lama lagi, saat ku lihat yang lainnya muncul hendak turun tangga dengan mata mereka terlihat sangat mengantuk, aku hanya berjalan dengan kaki telanjang ke arah utara. Tadi malam ketika pikiranku tak memperbolehkanku untuk tidur, aku berjalan-jalan sendirian di hutan ini dan begitu saja, aku menemukan sebuah air terjun dengan danaunya yang panas.

Sesampainya aku di danau luas ini, ku letakkan bawaanku di atas sebuah batu besar di antara pembatas danau. Sebelum memasukkan kakiku ke dalam danau, aku telah membuka seluruh pakaianku. Airnya benar-benar panas, bahkan bisa ku lihat gelembung kecil-kecil di permukaannya.

Danau ini terbagi menjadi tiga bagian. Air rendah, sedang, dan dalam. Tapi aku memilih untuk duduk di permukaan bebatuan di sekitar danau, karna airnya hanya setinggi lututku.

"Hangat..." gumamku.

"Darimana kau tau ada danau di sini?" Suara Chlea muncul dari arah belakang. Aku bisa mendengar suara langkah kakinya saat menginjak dedaunan kering di atas tanah.

"Aku tak sengaja menemukannya" jawabku dan mempersilahkan yang lain untuk ikut masuk dan duduk berendam di dekatku.

"Enak sekali!" Pekik Ardan saat seluruh tubuhnya masuk ke dalam air.

"Sihir benar-benar mengalahkan segalanya?" Edward tak percaya.

"Ya, mereka benar-benar luar biasa" kata Jack sambil memukul permukaan air hingga membuat percikan-percikannya terbang di atas kami.

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang