CHAPTER 4O: Light The Raven and His Past.

24 0 0
                                    

Kami hanya duduk bersama di balkon, menghabiskanwaktu waktu latihan pagi sebelum masuk kelas, sambil menikmati angin sejuk sehabis hujan tadi malam. Bahkan matahari kini sudah ditutupi oleh awan yang damai di atas sana. Bukan tanda-tanda hujan, namun sepertinya alam sendiri paham bahwa hari ini adalah istimewa.

Mereka masih tidak percaya ketika ku katakan Light adalah manusia burung. Sampai Light bertransformasi pun mereka berpikir itu hanya akal-akalan ku saja. Padahal menyihir saja aku tentu tidak bisa.

"Manusia burung memang ada, tapi setengah gagak?!" Lihat, Chlea masih tidak percaya.

"Tunggu, manusia setengah burung gagak itu tidak ada?" Tanya Dylan.

"Begini, mereka tentu saja ada. Mereka termasuk bangsa Fairy Clan. Tapi jika dilihat dari bentuk transformasi Light... yang kutau mereka sempurna" kata Edward seraya memperhatikan Light dari ujung ke ujung.

"Oh, maksudmu kaki dan beberapa bulu di anggota tubuhnya?" Ku tunjuk bulu-bulu yang ada di leher hingga dadanya, belakang punggungnya, siku-sikunya, sampai disekitar pinggang menutupi alat kelaminnya.

"Ya. Dia sepertinya... bukan seorang manusia burung sungguhan. Sudah pasti jika ia benar-benar manusia burung, wujud manusianya akan seratus persen berbentuk manusia" perjelas Dylan.

"Light, apa kau ingat sesuatu saat kau kecil?" Chlea bertanya.

"Light kecil?" Dia memiringkan kepalanya, seperti sedang bingung.

"Iya, saat Light kecil" ulang Selena.

"Light kecil... Gara.. Light kecil?"

Aku mengusap keningku sambil menyembunyikan senyumku. Light benar-benar menggemaskan. Yang lainnya bahkan tertawa, terhibur karnanya.

"Mungkin dia tidak ingat, aku akan melihat masa lalunya saja" kataku.

Aku mendominasikan sisi Vampire ku dan berkonsentrasi untuk melihat masa lalu Light. Dalam penglihatanku, aku hanya melihat sebuah dataran kering. Di sana seekor kuda telah menjadi bangkai, dan di atasnya dikelilingi oleh kawanan burung gagak.

Salah di antaranya adalah Light. Burung kecil yang mencoba bertahan hidup. Tapi tiba-tiba, sebuah tombak yang berkecepatan tinggi melesat dari arah lain, mengenai burung-burung gagak yang berterbangan. Mereka berpecah belah kemudian terbang. Namun sebagian, mati terkena ujung tombaknya.

Saat itu aku mendengar suara kaki yang berlari, begitu banyak. Aku menoleh dan terkejut melihat banyak anak-anak dengan seragam serba putih berlarian menghampiri bangkai kuda itu.

"Kau sungguh kejam."

"Iya, tidak perlu juga sampai melukai mereka."

Mataku fokus pada seorang anak yang mendapatkan banyak perhatian oleh teman-temannya, anak yang melempar tombak itu.

"Oh ayolah, burung-burung itu bisa bertelur lagi" ucapnya.

Anak laki-laki itu berkulit gelap dengan rambut yang berwarna putih. Mata emas menyalanya menandakan bahwa dia seorang Lycanthrope.

"Lagi pula siapa duluan yang mengganggu lapangan kita? Bahkan kita belum membereskan kuda ini dari minggu lalu" katanya sambil berjalan hendak mengambil tombaknya.

Dia terkejut melihat Light kecil yang satu sayapnya tertimpa besi berat itu. Dengan cepat dia langsung mengambil tombaknya beserta Light. Tapi, dia sungguh tidak punya rasa bersalah. Dia menarik satu sayap Light yang terluka, begitu caranya menggantung Light di udara.

"Dia sekarat."

"Lepaskan saja."

Anak laki laki itu malah menggoyang-goyang Light, "Kalian berisik sekali."

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang