CHAPTER 6: Danveurn State Academy.

56 3 0
                                    

Mungkin sekitar satu jam, sesuai yang dikatakan Mr. Hector kami tiba di hutan terbuka. Sebuah dataran luas yang diselimuti rumput hijau tipis, dan setapak jalan yang tercipta tanpa sengaja. Jalan ini menuntun kami ke sebuah bangunan besar yang tampak tua, seperti gedung-gedung yang bekerja di bawah pemerintah.

Bangunan itu masih di kelilingi oleh hutan, bahkan tempat ini seakan-akan sebuah kurungan karena tebing-tebing itu mengelilingi tempat ini.

"Woah, mengagumkan" puji Xavier.

Sesampainya kami di bangunan itu, tepat di gerbang masuk banyak anak-anak yang ku yakin adalah murid baru tahun ini seperti kami. Mereka seakan baru saja tiba. Ternyata yang menghambat mereka adalah catatan ulang nama-nama yang telah mendaftar.

Aku dan yang lainnya langsung turun dan mengambil barang-barang bawaan kami. Barang-barang kami semua diletakkan, dikumpulan dekat dengan gerbang. Ketika kami ikut bergabung, semua anak-anak itu menoleh melihat kami.

"Tahun ini banyak sekali anak-anak kerajaan yang masuk?"

"Mereka keren!"

"Lihat pakaian mereka..."

Anak-anak itu seakan kagum sampai berbisik-bisik. Tapi aku lebih memilih untuk memperkenalkan mataku dengan bangunan Akademi ini. Mereka membangun sebuah bangunan besar dengan style victorian seperti kebanyakan rumah para konglomerat. Nyaris menyerupai kastil jika dilihat dari depan.

"Bukan kah dia anak yang terkenal itu? Mereka menyebut-nyebut anak itu dengan anak bermata hitam."

Mendengar suara itu, aku langsung menatapi seorang anak laki-laki di depan sana.

"Hey, jangan berkata seperti itu. Dia seorang Pangeran" bisik yang lain.

"Bagaimana kalau dia marah?"

Anak laki-laki itu berjalan dan berdiri di depanku. Dengan mata kuningnya yang menyala dia berkata, "Dia akan marah? Hey, apa kau marah?"

Aku diam sebentar lalu menjawabnya, "Apa kau punya etika?"

"Seperti, aku harus menundukkan kepalaku dan memujamu?"

"Seperti diam dan coba untuk tidak sok mengenaliku?"

Dia langsung terdiam dan mundur beberapa langkah. Kemudian dia berbalik dan kembali antri untuk mencatat nama.

"Ini hari pertamamu, dan kau sudah punya musuh saja" ucap Dylan.

"Dia seorang General yang tinggal di negeri ini, seakan begitu mengenaliku padahal aku jarang turun ke perumahan di kota."

"Kalau sudah terkenal, tak perlu kau tunjukkan wajahmu saja orang-orang akan tau" kata Iris.

"Terkenal dari mana? Mereka hanya kerumunan orang yang tidak punya pekerjaan lain, selain membicarakan hal yang tidak pasti" jawabku.

"Kau tau, aku mulai menyukai caramu memandang itu" Xavier menepuk-nepuk punggungku.

Tapi aku hanya diam dan mulai berbaris untuk mencatat nama. Ketika giliranku, aku berhadapan dengan seorang yang tinggi dengan pakaian unik, sepertinya dia dari Bangsa Fairy.

"Wah, siapa yang akan mengira tahun ini ke-7 kerajaan tertinggi mengirim anak mereka? Seperti 7 tahun lalu saja ketika aku berdiri di sini dan mencatat nama-nama mereka" ucap wanita itu lalu bersiap untuk menulis namaku.

"Sagara Hart Northcliff Andromeda" ucapku.

"Ehh, kau anak yang terkenal itu rupanya. Ku rasa hari-harimu dipenuhi hal-hal yang mengejutkan?"

Aku tidak menjawab wanita itu, aku langsung melangkah masuk ke gerbang dan menunggu yang lainnya. Tiba-tiba seorang anak perempuan berambut coklat kemerahan datang menghampiriku, "Pangeran" panggilnya.

Metanoia; The Hybrid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang