"Guru!"
Bukan, bukan seseorang yang ia tunggu-tunggu. Itu hanya Luca dengan wajah kehitamannya karna ledakan gemstone tadi, lalu diikuti oleh kedatangan teman-temannya yang lain.
"Pfft- Hahaha!" Ketawa Abraham.
"Astaga..." gumam Harold.
"Aku menemukan gemstone grafitasi, dan tiba-tiba saja meledak menjadi bagian-bagian kecil. Apakah kau bisa memperbaikinya?" Luca melenggang masuk menghampiri Abraham, sambil menunjukkan gemstonenya yang hancur di tangkupan tangannya.
"Tidak semua gemstone bisa diperbaiki, termasuk gemstone grafitasi yang sangat mustahil untuk diperbaiki. Apakah kau tau kenapa ia bisa meledak seperti itu?" Tanya Abraham mengetes pengetahuan muridnya.
"Karena aku memaksanya?"
Abraham mengangguk, "Gemstone yang meledak, menandakan bahwa gemstone itu masih sangat muda atau baru saja terbentuk. Saat kau gunakan pada suatu objek yang memiliki massa dan berat lebih besar darinya, dia akan meledak dan menjadi ke bentuk semula ketika ia terbentuk. Seharusnya kau tidak boleh menyentuh ini, dia akan sangat mudah melukai tanganmu. Karna gemstone pada dasarnya terbentuk dari bagian-bagian kecil yang bergesekan dan sangat panas."
Abraham mengeluarkan tongkatnya dan menyingkirkan pecahan gemstone itu dari telapak tangan Luca yang tergores. Dia bahkan tidak sadar benda itu sudah melukainya. Mantan Hunter itu langsung menyimpan pecahan gemstone itu pada selembar kain miliknya dan diikat. Ia lalu memberikan kain itu pada Luca.
"Bakarlah pada perapian, dan tanamlah di bawah tanah yang kering. Jika tumbuh sebuah tanaman, itu berarti gemstonenya sudah terbentuk kembali."
Luca menerima kain tersebut lalu mengangguk dan melenggang keluar, bersamaan dengan bubarnya anak-anak lain.
"Kau terlihat sibuk, Robert" Chairoz menyadarkan Roberto yang sedari tadi terus melihat keluar.
Dia menoleh, "Aku pikir aku mencium aroma Vampire."
"Tentu saja, murid-muridku Vampire" kata Samuel.
"Ah... kau benar."
"Dimana Alphanya?" Tanya Vale masih bersikeras untuk mencari keberadaan Gara.
"Kau benar-benar..." geram Chairoz, menyuruh anak yang sudah ia rencanakan untuk datang ke ruang kepala sekolah lewat Pack Link.
"Mr. Chairoz... kau memanggilku?" Tiba-tiba seorang anak laki-laki muncul dipintu, ia langsung diperhatikan oleh Vale dengan seksama.
"Dia Alpha di kelompoknya."
Vale mengangguk, "Baiklah, Pangeran Robert, ayo kita kembali." Vale langsung bangkit dan keluar dari ruang kepala sekolah meninggalkan Robert.
"Jadi Gara benar-benar tidak ada di sini... aku juga tidak mencium aromanya yang teringat di kepalaku" ucap Robert sambil beranjak dari duduk santainya.
"Aku bukan pria yang berbohong. Kau lupa dengan cara licikmu menjatuhkan Pangeran Damian waktu itu? Seharusnya saat ini kau percaya akan semua kata-kata jujurku" tekan Chairoz dengan mengantarkan adik tiri Damian untuk ke halaman depan Akademi.
Saat sampai pada kudanya, Robert berbalik sekali melihat Chairoz sebelum naik, "Aku hanya ingin semuanya berjalan lancar."
Namun ketika kuda Robert hendak bergerak, Chairoz menghentikan gerak kudanya. Dengan tatapan tidak suka yang tertuju pada Robert, ia berkata, "Aku tidak sepenasaran itu untuk bertanya kenapa kau ikut campur dalam INTI. Namun aku cukup tau apa isi kepala kecilmu, Pangeran."
![](https://img.wattpad.com/cover/353309605-288-k111898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
AventuraKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...