AUTHOR POV
"Kau akan baik-baik saja..."
Lucier memukul-mukul punggung Gara dengan pelan, mencoba membuat laki-laki berusia 8 tahun itu lebih tenang. Tapi batuknya benar-benar mengganggu Gara. Lucier menceritakan, saat mereka tiba, Gara masih setengah sadar. Ia tidak bisa berjalan dengan benar. Dan sampai sekarang, ia terus terbatuk-batuk. Mulutnya mengeluarkan sedikit darah, entah karna batuknya, atau perasaan tadi saat teleportasi. Namun, Gara mulai mengendalikan diri, dan berhenti terbatuk.
"Minumlah, ini air putih" Lucier memberikan segelas air pada Gara. Ia meminumnya begitu saja.
"Terimakasih, tunggu- kita di mana?" Tanya Gara saat sadar ia berada di dalam sebuah ruangan yang sangat tidak familiar baginya. Bahkan Gara sedang ada di atas kasur. Ruangan itu di dominasi dengan warna-warna gelap, hingga mata Gara melihat ke luar jendela kaca besar di sana, tidak ada sesuatu yang tenang dari pemandangan luar.
"Ini ruanganku, kita di kerajaan Damouncless" ucap Lucier sambil menitahkan pelayan-pelayan yang ada untuk keluar.
"Apa itu tidak masalah?"
Mengingat Gara sedang dibicarakan banyak orang, bahkan Raja dari kerajaan Damouncless adalah Raja tertinggi. Gara berpikir berarti beliau termasuk orang penting di INTI.
"Tentu saja, anggap ini sebagai kamarmu sendiri" kata Lucier.
Lucier tidak seperti yang Gara kira sebelumnya, dia tidak seperti Xavier, sangat jauh berbeda. Kepribadian Lucier sangat menyenangkan. Xavier punya sifat yang lebih tegas, dia selalu serius, meski emosional. Namun Lucier, pada dasarnya dia lebih ke pemalu, Gara berpikir mungkin itu sebabnya dia tidak banyak bicara pada banyak orang saat berkumpul kemarin.
Tiba-tiba pintu terbuka, hal itu sungguh mengagetkan Gara. Di sana masuklah seorang wanita dengan perut sedikit besar. Dia memakai mahkota di atas kepalanya. Rambut panjangnya dikepang ke depan. Ada beberapa pelayan di belakangnya, sedang membawa troli makanan.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanyanya ketika sampai di depan Gada.
"Itu ibu kami" bisik Lucier.
"Ah, Yang Mulia Ratu" Gara langsung menundukkan kepalanya dengan cepat.
"Hahaha, tidak perlu seperti itu. Jangan menggerakkan kepalamu dengan cepat, kau bisa pusing lagi" ia menghampiri Gara dan mengangkat kepalanya agar tidak menunduk. Tangannya diletakkan di belakang kepala Gara, dan yang satunya memeriksa suhu dikening dan pipinya.
"Syukurlah, kau tidak demam."
Para pelayan itu langsung menyiapkan makanan. Mereka meletakkan sebuah meja kecil untuk makan di atas kasur, tepat di antara tubuh Gara, dan meletakkan makanan-makanan itu diatas meja.
"Lebih baik kau makan, atau tidak, kau akan pusing lagi" kata Ratu itu dengan lembut.
"Maafkan aku Yang Mulia Ratu, aku pasti sudah merepotkan."
"Tidak sama sekali, silahkan makan, kau pasti akan suka."
Gara mengangguk, dan mulai memakan makanan di depannya. Ratu lalu pergi, karna membiarkan Gara untuk istirahat setelah makan. Di ruangan itu hanya tinggal Gara, dan Lucier yang sedang membuka salah satu jendela kaca besar itu.
Dia berdiri di sana, menikmati udara segar dengan ekspresi yang berbeda. Lucier kembali ke kasur dan duduk di samping Gara.
"Hei, jangan katakan hal ini pada Xavier" ucapnya sambil mengajukan jari kelingkingnya.
Gara tersenyum melihat jarinya, "Iya" dan meraih jari kelingking Lucier dengan kelingkingnya.
"Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Maukah kau menceritakan tentangnya selama ada di sana?" Lucier menatapku dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Seakan dia benar-benar berharap Gara akan menceritakan tentang Xavier.
![](https://img.wattpad.com/cover/353309605-288-k111898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia; The Hybrid.
AdventureKelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia...