Komen aja nanti kalau ada bagian yang kurang rancu, atau gak nyambung 🙏
***
PART 28
Nara baru merasakan sendiri bagaimana pusingnya mengurus persiapan pernikahan walaupun ia dan Martin sudah menggunakan jasa wedding planner & organizer terpercaya. Karena itulah, akhirnya ia diminta untuk lebih santai dan benar-benar memercayakan semuanya pada seluruh penyedia jasa yang sedang bekerja sama dengan mereka. Tetapi, tetap saja, Nara masih suka kepikiran.
“Udah, jangan terlalu banyak pikiran. Soal buket bunga, aku udah bilang ke orang vendornya, kita bakal pilih yang paling mahal.”
Nara langsung mendengkus samar. “Ini bukan soal harga, tapi soal cocok apa enggaknya buket bunga itu sama konsep acara resepsi kita.
“Aku ngerasa mereka lagi manfaatin momen banget supaya kamu keluar duit banyak. Tadi aku udah bilang ke Mbak Gista supaya kita ganti vendor aja. Mending vendor yang satunya, yang waktu itu aku bilang. Buket bunganya lebih rapi dan enak dilihat.”
Bukan tanpa alasan Nara memilih-milih buket bunga pengantin yang nantinya akan ia bawa. Itu karena saat resepsi nanti, ia tahu jika bunga dan tangannya akan sering didokumentasikan, di-zoom untuk foto dan video pernikahan. Khas pengantin perempuan. Sehingga ia pun merasa jika buket bunga itu adalah salah satu hal yang penting, dan tidak boleh sembarangan.
Setelah itu, Nara tampak sibuk bertukar pesan di grup chat khusus yang telah dibuatkan oleh Gista. Gista adalah salah satu orang wedding planner yang membantu mereka, hingga persiapan pernikahan mereka terasa lebih ringan dan tertata. Tadinya Nara selalu ikut dengan mereka untuk menemui orang-orang vendor serta meeting dan segala macam, yang membuatnya jadi pusing sendiri sekaligus jadi banyak pikiran. Tetapi, sekarang, ia sudah sangat memercayakan tentang vendor-vendor itu kepada Gista serta orang-orang yang bekerja di sana. Sementara masalah buket bunga ini terjadi karena awalnya Martin yang merasa tidak enak dengan salah satu koleganya yang merekomendasikan sebuah vendor untuk wedding bouquet mereka berdua, dan katanya patut dipertimbangkan. Karena bagus, dan lain sebagainya. Padahal Gista dan orang-orang wedding planner-nya sudah membuatkan beberapa list pilihan vendor serta pricelist-nya untuk persiapan pernikahan mereka berdua. Bahkan Nara juga sudah sempat menentukan pilihan akan memakai wedding bouquet dari vendor yang mana.
Saat itu Martin hanya menyimak saja, ikut membaca setiap pesan yang masuk dan keluar dari ponselnya Nara. Ia membiarkan calon istrinya itu mengubah salah satu vendor yang akan mereka pakai, dan terlihat segera disetujui oleh Gista. Bahkan salah satu bawahan gadis itu ada yang meresepon dengan sigap jika dia bisa langsung melobi vendor yang diinginkan oleh Nara secepatnya.
Calon istrinya itu tampak tersenyum puas sebelum menolehkan kepala, membuat Martin jadi ikut tersenyum juga dan refleks mengusap rambut gadis itu menggunakan sebelah telapak tangan.
Saat ini keduanya sedang duduk di teras samping yang ada di kediaman keluarga gadis itu, karena hari ini mereka memang sengaja menyempatkan diri untuk bertemu, serta membahas persiapan pernikahan mereka yang sudah hampir rampung. Karena mereka sudah deal dengan banyak vendor, seperti venue, MUA, dress, jas, decor, dan lain sebagainya.
Tersisa beberapa vendor lagi yang belum selesai dan masih dalam tahap deal-deal-an. Itu pun akan diurus oleh Gista dan orang-orang yang bekerja dengannya. Karena Nara dan Martin hanya mengemukakan keinginan serta menentukan pilihan mereka.
“Oh iya, jadi gak kita mau ke apart sore ini?” Martin tampak mengingatkan Nara tentang salah satu agenda mereka sore nanti. Karena dua hari yang lalu, dressing table yang dipesan sesuai dengan keinginan gadis itu sudah jadi dan sudah diantarkan ke apartemen. Nara baru melihat hasilnya melalui foto dan video. Sehingga berencana untuk melihatnya secara langsung hari ini. Selain itu, mereka juga ingin mengecek keadaan di apartemen setelah rutin dibersihkan dan beberapa furniture-nya ada yang diganti serta ditambahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/350584321-288-k735183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara
RomanceSemua berawal dari busana biru pastel, ciuman terdesak, serta aksi yang dipergoki oleh ibunya, hingga membuat Nara harus terjebak bersama pria berengsek seperti Martin dalam kurun waktu yang lama. Entah sampai kapan, tapi mampukah Nara mengatasi ini...