Double up nih, karena stok babnya memang masih aman. Trs tanganku jg gatel pengen cepet2 up 😂
***
PART 06
Undangan pernikahan.
Memang bukan undangan dari mantan, karena mantannya pun hanya dua orang, dan mereka sudah menikah semua. Tetapi, hal itu sukses membuat Nara menghela napas panjang. Terasa cukup berat. Karena sudah pasti orang-orang yang dikenalnya akan turut hadir di sana. Lantaran lingkaran pertemanan sekaligus kenalannya memang di situ-situ saja. Meski tidak semua, tapi kebanyakan memang orang itu lagi, orang itu lagi.
Kalau ia tidak datang, rasanya juga tidak enak. Karena ia sudah diundang. Tetapi, jika ia datang, apa lagi sendirian, status single-nya saat ini pasti akan menjadi salah satu topik perbincangan. Meski katanya mereka hanya bercanda, ataupun segala macam, tapi tetap saja, kadang Nara merasa tidak nyaman.
Ibarat kata, ia tidak suka status single-nya dibahas, tapi ia juga tidak bisa mengontrol mulut seseorang.
Mau tidak mau, akhirnya Nara pun memberanikan diri untuk datang. Apa lagi Tiffany—sahabatnya sejak mereka berdua masih sama-sama duduk di bangku SMA—juga sudah sempat bertanya, apakah ia akan datang ke pernikahannya Raina atau tidak, serta memberitahu dirinya jika sahabatnya itu nanti akan datang. Meski sudah bisa dipastikan kalau Tiffany nanti tidak akan datang sendirian, karena sahabatnya itu sudah mempunyai seorang tunangan yang bisa digandengnya ke mana-mana. Lantaran tak lama lagi pun keduanya sudah akan semakin meresmikan hubungan, ke jenjang pernikahan.
Tetapi, setidaknya ada sosok Tiffany di sana, salah satu orang yang paling akrab dengan dirinya. Sehingga di sana nanti Nara tidak akan benar-benar merasa sendirian.
Nara lantas berdandan, lalu mencocokkan beberapa baju sebelum benar-benar memakainya. Karena acara pernikahan Raina ini mempunyai dress code baju-baju berwarna pastel.
Pilihan Nara akhirnya jatuh kepada satin backless dress berwarna biru pastel yang ada di dalam lemari miliknya. Merk-nya belum dicopot, karena baju itu memang belum sempat dipakai. Tetapi, kalau tidak salah, ia baru membeli gaun itu sekitar ... 2 mingguan yang lalu. Saat itu ia iseng berjalan-jalan sendirian di mall, dan tak sengaja jatuh hati kepada dress itu hingga langsung membelinya.
Akhirnya, malam ini dress itu pun bisa terpakai. Ia memadukannya dengan slingback heels warna silver, serta soulder bag warna putih yang sering menjadi andalannya.
Selain itu, Nara juga turut mengganti anting serta kalung yang melekat di tubuhnya. Juga menambahkan gelang cartier di tangan kirinya, lalu kembali memindai seluruh penampilannya malam ini di sebuah cermin besar yang terletak di kamar.
Setelah merasa jika semuanya sudah terasa sangat pas, akhirnya ia pun segera bergegas. Karena sopir pribadi ibunya pun sudah menunggu di depan lobi gedung apartemen untuk mengantarkan dirinya. Lantaran ia memang tidak diperbolehkan menyetir sendiri oleh kedua orang tuanya.
Biasanya, saat ia bekerja, ia akan menaiki taksi online ataupun dijemput oleh salah satu sopir di rumah. Kurang lebih sama seperti sekarang. Karena itulah kadang-kadang sesama pegawai di kantor merasa cukup segan untuk sekadar mengajaknya makan siang bersama, ataupun nongkrong dan segala macam. Lantaran mereka tahu kalau sesungguhnya ia bukan pegawai biasa. Kalau kata Nelly, salah satu teman kerjanya, ia adalah anak orang kaya yang sedang gabut dan iseng bekerja.
Padahal, aslinya Nara sama sekali tidak iseng. Ia hanya ingin mencari pengalaman. Supaya bisa merasakan dunia kerja di luar lingkup keluarganya, serta mengenal banyak orang baru dengan berbagai macam sifat mereka, dan lain sebagainya. Apa lagi kedua orang tuanya pun setuju-setuju saja jika ia bekerja dengan orang lain selama pekerjaannya itu tidak aneh-aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinara
RomansaSemua berawal dari busana biru pastel, ciuman terdesak, serta aksi yang dipergoki oleh ibunya, hingga membuat Nara harus terjebak bersama pria berengsek seperti Martin dalam kurun waktu yang lama. Entah sampai kapan, tapi mampukah Nara mengatasi ini...