PART 44

13.7K 812 66
                                    

Sebelum lanjut baca, aku cuma mau ngingetin. Mungkin kalian merasa kalau Nara ini terlalu gampang maafin Martin, terus mikir masa gitu doang sih, ini-itu.

Tapi, kalian kayaknya lupa deh. Kalau karakter Nara emang gitu. Dia bukan jenis orang yang doyan memperpanjang masalah, apa lagi sengaja nyari gara2, kecuali pas sama Keira dulu. Itu pun karena dia masih menyayangkan kenapa dulu dia enggak cepet sadar, dan malah ngebuang Jeandra, padahal Jeandra itu udah yang paling terbaik buat dia.

Terus satu lagi, Nara juga sempet pacaran bertahun2 sama Ben, dan percaya2 aja kalau Ben mau berubah. Walaupun ujung2nya dia tetep dapet ampas. Krn Ben gak berubah, tetep gak mau kerja, malahan lebih parah—selingkuh pula sama Marissa.

Intinya, omong kosong Ben aja dulu dia sempet percaya, apa lagi ini omongan Martin—suaminya sendiri, jago ngerayu, dan dia udah cinta 😂, ada buktinya pula. Gimana Nara gak mau percaya?

Sooo, buat kalian yang ngerasa kalau cerita ini gak sesuai ekspektasi, silakan berhenti baca cerita ini 🙏

Lain kali jangan berharap sama orang lain. Ujung-ujungnya kalian yang bakal kecewa sendiri, terus—mungkin tanpa sadar—jadi ngetik komentar yang nyakitin.

Dah, itu aja. Happy reading!



***






PART 44

Walaupun hubungannya dengan Nara sudah membaik, tapi bukan berarti semua masalah akan langsung clear. Apa lagi setelah berita tentang Gea pecah di sosmed, dan Kayesha membeberkan segala bukti. Termasuk isi surat perjanjian tempo hari. Lalu ibunya yang mengikuti berita itu jadi mempertanyakan nama Ardan sebagai pengacara Gea, walaupun sekarang pria itu sudah lepas tangan, dan tidak lagi ikut mengurusi kasusnya. Lantaran Martin sudah tidak mengizinkan.

Kemudian, Rina pun jadi mengetahui tentang segalanya. Tentang kejadian beberapa tahun silam saat Martin masih membantu Gea secara diam-diam, lanjut ke masalah Nara yang akhirnya sempat menghilang tanpa kabar.

Rina akhirnya jadi tahu kenapa menantunya itu memutuskan untuk kabur, karena tadinya mereka berdua kompak menutupi apa yang sebenarnya terjadi, dan mengatakan kalau sesungguhnya Nara hanya sedang iseng ingin menginap sendirian di kamar hotel.

Awalnya Rina memang masih merasa sangat curiga, tapi ia memutuskan untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh sepasang suami-istri itu agar tidak kembali menimbulkan masalah. Karena yang paling terpenting baginya adalah Nara sudah ketemu. Menantu serta calon cucunya baik-baik saja, tidak terkena musibah apa pun.

Lalu, setelah mengetahui segalanya, tentu saja Rina pun langsung marah-marah. Merasa tidak terima, dan lain sebagainya. Apa lagi ia juga sudah dibohongi secara mentah-mentah. Bahkan memukuli putranya itu menggunakan kelly bag yang saat itu sedang ia bawa. Juga mengomeli tentang kebodohan anak itu jika sudah menyangkut tentang Gea.

Martin tampak beraduh-aduh sambil terus menghindar. Sedangkan Nara malah berujar, “Sukurin! Lagi, Ma. Tapi, jangan sampe kena kepala, nanti suamiku makin bego karena dipukuli kepalanya.“

“Sayang, kamu kok gitu sih sama aku?” tanya Martin yang kini bersembunyi di balik tubuh Nara sambil memegangi kedua bahu istrinya. Berusaha menghindari pukulan ibunya yang sedang brutal.

“Habisnya, kamu ...,“ Nara menoleh dengan sedikit cemberut. “ ... sering banget bikin orang salah paham. Kamu pikir aku gak capek apa?” tanyanya sembari berpindah tempat, balik berdiri di belakang tubuh Martin sambil mengumpankan pria itu kepada sang ibu mertua. Membuat Martin kehilangan kata-kata, dan kembali berhadapan dengan ibunya.

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang