21

54.3K 3K 32
                                        

Ervan beralih ke belakang tubuh Freya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ervan beralih ke belakang tubuh Freya. Mengintip sebentar kemudian kembali bersembunyi di belakang tubuh mommynya, menghindari tatapan dari Aric dan keluarganya.

Danita yang melihat cucunya ketakutan langsung menegur mereka.

"Sudahi tatapan kalian itu, cucuku ketakutan. " Tegur Danita -nenek-.

Freya mengelus lembut tangan Ervan yang melingkari pinggangnya.

"Tidak apa-apa. Mereka saudaramu. " Suara lembut Freya menenangkan Ervan.

"Pfftt, hahahaha. Lihat ekspresi Ervan. Lucu sekali. " Tawa Megan pecah. Ia hanya iseng menatap Ervan dengan datar. Ternyata Ervan lebih menggemaskan daripada yang di foto.

"Ayo ayo duduk. " Ucap Danita.

Mereka duduk di sofa masing-masing. Ervan menempel ke Freya. Menelungsupkan kepalanya di pundak Freya dengan kedua tangannya yang merangkul erat lengan Freya, meminta perlindungan.

"Senang rasanya bisa berkunjung ke sini setelah sekian lama. Bagaimana kabarmu Freya? " Tanya Megan, menatap Freya dengan senyum terpatri di bibirnya. Sesekali mencuri pandang ke Ervan yang menduselkan kepalanya dengan manja.

"Baik, kami semua baik. Apalagi dengan kehadiran Ervan, semakin lengkap keluarga kami. " Jawab Freya sembari mengelus-elus rambut Ervan. Ervan tak berhenti mendusel-duselkan kepalanya, mencari perhatian ke Freya.

"Mommy, dia Ervan? " Tanya salah satu anak Aric dan Megan, yakni Kenzie. Anak bungsu dari pasangan Aric dan Megan yang berusia 17 tahun.

"Iya. Ervan, angkat pandanganmu nak. " Perintah Freya.

"Ervan." Suara tegas Aric mengalun.

Cukup kesal melihat Ervan yang masih menyembunyikan diri, seperti mereka ini monster saja. Jauh-jauh dari luar negeri ke sini untuk menemui Ervan. Ervan malah tidak mau bertemu dengan mereka.

Perlahan, Ervan memberanikan diri mengangkat pandangannya. Menatap satu persatu Aric dan keluarganya.

Freya merapikan rambut Ervan yang berantakan, lalu berkata. "Sana kenalan. Mereka juga keluargamu. "


Diam sejenak, Ervan menautkan jarinya dalam diam. Menatap mereka sejenak kemudian menundukkan kepalanya lagi sambil berkata. "Aku Ervan. " Dengan pelan Ervan memperkenalkan diri.

"Apa? " Tanya Steve, menyuruh Ervan untuk mengulangi perkataannya.

"Kami tidak dapat mendengarnya. " Ujar Kenzie. Menyeringai tipis menatap Ervan yang melengkungkan bibirnya ke bawah. Bagaimana bisa Ian menemukan anak  yang menggemaskan seperti Ervan. Kenapa tidak dirinya saja.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang