Perjalanan cukup panjang yang sangat menyita waktu. Jarak dari luar kota dengan mansion membutuhkan waktu berjam-jam. Kini mereka sudah di tengah-tengah perjalanan, butuh sekitar satu jam lagi untuk sampai ke mansion.
Perjalanan yang panjang itu membuat seorang anak laki-laki dengan pakaian lusuhnya membalikkan tubuhnya menghadap ke belakang, dengan lututnya ia tekuk di tempat duduk dan kedua tangannya menyanggah pipi chubby nya.
Di belakang mobilnya ada mobil kakak-kakaknya. Memandang dengan tatapan kagum mobil milik kakak-kakaknya. Keren, satu kata yang ia gumamkan dalam hatinya saat ini. Jika Ervan sudah besar, ia akan mengendarai mobil sendiri, tak lupa ia akan memakai kacamata hitam untuk menambah kadar ketampanannya. Ervan tidak sabar untuk menjadi dewasa, pasti seru.
"Duduk dengan benar Ervan," ucap Axton dengan suara rendahnya yang mampu membuat Ervan langsung memperbaiki duduknya. Ervan menoleh ke arah Axton dengan memamerkan senyum lugunya. Axton yang melihat itu mendaratkan telapak tangannya di atas surai Ervan lalu mengacaknya dengan pelan. Tingkah lucu Ervan adalah salah satu momen yang sangat mereka rindukan, kerinduan yang sangat mendalam bagi keluarganya saat Ervan tidak bersama dengan mereka.
"Ervan rindu mommy tidak?" Tanya Axton basa basi, perjalanan yang cukup jauh ini pasti membuat Ervan bosan.
Ervan menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Ervan mau mommy, gak mau sama ibu." Ervan mengungkapkan keinginannya. Kasih sayang yang diberikan oleh Freya membuat Ervan benar-benar sayang kepada mommy nya.
Seringai licik tercetak di bibir Axton. Bagus, jika Ervan sendiri yang bilang jika tidak sudi bersama dengan ibunya sendiri, mereka tidak perlu mengkhawatirkan keberadaan Nara di samping Ervan jika Ervan sendiri tidak ingin bersama ibunya.
Lebih baik seperti itu daripada dengan kekangan yang mereka berikan pada Ervan untuk menjauhkannya dari wanita iblis itu, yang tak lain adalah Nara.
"Sebentar lagi sampai, dan kamu akan bertemu dengan mommy mu satu-satunya." Mata yang biasanya memancarkan tatapan datar kini terganti dengan tatapan teduh yang Axton berikan pada Ervan.
"Siap daddy," balas Ervan dengan suara lantang.
Suasana di mobil hening kembali setelah Ervan merengek kebosanan pada Axton. Maka dari itu, Axton memberikan handphonenya ke Ervan untuk ia mainkan. Agar Ervan tidak merasa bosan. Ervan tidak merengek lagi, kini ia fokus dalam permainan.
Sesekali ia mengerucutkan bibirnya saat ia kalah di permainan itu. Tingkah lakunya itu diawasi langsung oleh kedua mata Axton yang menyorot dalam Ervan, ekspresi Ervan yang selalu menggemaskan mampu membuat ujung bibir Axton tertarik ke atas membentuk senyuman tipis.
Ervan memang menggemaskan. Dan hanya keluarga Orlando saja yang bisa melihat tingkah menggemaskan Ervan. Karena Ervan milik keluarga Orlando. Tidak ada satu pun keluarga dengan marga yang lain bisa mengklaim Ervan menjadi milik mereka. Tidak akan ada yang bisa merebut Ervan dari keluarga Orlando. Kejadian seperti ini adalah yang terakhir, kali ini keluarganya tidak akan membiarkan kejadian ini terulang kembali. Mereka tidak akan kecolongan lagi. Dan pasti kekangan dari mereka akan lebih dari sebelumnya. Demi kewarasan keluarga Orlando, siapapun tidak boleh membawa Ervan pergi dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ervan [End🤎]
Roman pour Adolescents[Brothership] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Ervan. Seorang anak kecil laki laki yang polos dan penurut. Hidup penuh dengan penderitaan bahkan untuk merasaka...