Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Ervan.
Seorang anak kecil laki laki yang polos dan penurut. Hidup penuh dengan penderitaan bahkan untuk merasakan kebahagiaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil yang berisikan bodyguard dan Ervan sedang dalam perjalanan pulang. Ervan duduk di mobil dengan raut mukanya yang lesu. Kedua bodyguard itu saling tukar pandang ketika melihat ekspresi tuan muda mereka, dan itu cukup membuat mereka tidak tega. Tapi mereka juga tidak tau ingin membujuk Ervan dengan apa.
Chris dan Deon, nama dari kedua bodyguard yang diperintahkan untuk menjaga bungsu kesayangan Orlando.
Suasana hening nan sunyi menggambarkan keadaan di mobil saat ini. Jika Ervan tidak dalam keadaan murung, ia pasti sudah berceloteh banyak hal tentang hari ini. Diamnya Ervan seperti bukan Ervan yang biasanya.
BUGHHH!!! BUGGHHH!!!
Mobil yang ditumpangi saat ini baru saja diserempet oleh mobil lain. Bodyguard tersentak kaget, begitu pun Ervan.
"Om, ada apa?" Tanya Ervan dengan wajahnya yang masih syok.
"Tuan muda tenang saja. Itu hanya orang iseng." Chris yang saat ini tidak menyetir mencoba menenangkan tuan mudanya.
Belum sempat Ervan menarik napas leganya, perkataan yang dilontarkan oleh Deon bodyguard yang menyetir mobil, membuat suasana hati Ervan semakin tidak karuan. Ervan takut.
"Bukan, sepertinya mereka adalah musuh tuan." Suara berat tersirat emosi yang menggebu-gebu dilontarkan oleh Dean. Tatapan datarnya melihat ke arah depan. Dean memberhentikan mobilnya setelah melihat situasi di depan.
Ternyata mobil yang menyerempet mereka tadi sekarang menghadang jalan mereka, memblokir jalan yang akan mereka lewati. Tentu sangat mengganggu jalanan. Beberapa mobil yang ikut terjebak tidak henti-hentinya membunyikan klakson mereka.
Chris dan Deon paham dengan situasi saat ini. Itu pasti mobil yang ditumpangi oleh musuh tuan mereka. Dan tentu tujuan mereka adalah Ervan. Melihat ada sekitar delapan orang memakai jas formal yang membaluti tubuh kekar mereka, Earpiece yang berada ditelinga mereka, tak lupa kacamata hitam yang semakin menambah kesan misterius.
Melihat musuh menghadang jalan mereka dan sepertinya menanti mereka untuk turun sedikit membuat Chris dan Deon cemas, Chris dan Deon khawatir akan keselamatan tuan muda mereka.
"Aku akan turun untuk melawan mereka." Deon menyiapkan dirinya sebelum bertarung melawan musuh-musuh itu. Sedangkan Chris sedang menyambungkan sambungan earpiecenya ke anggota lain. Agar bodyguard yang lain menuju ke sini, meminta bantuan. Keselamatan tuan muda mereka paling utama. Jelas Chris dan Deon khawatir, jumlah mereka kalah telak.
"Tuan muda jangan takut, semua akan baik-baik saja." Chris mencoba menenangkan Ervan yang matanya mulai berkaca-kaca. Ervan takut dengan perawakan musuh-musuh itu, mengingatkan tentang ia yang dulu dirampok oleh preman, hanya saja yang ini penampilannya lebih rapi daripada preman yang dulu.