32

36.3K 2.2K 38
                                        

Ervan saat ini mengintip dari tempat persembunyiannya, melihat situasi apakah musuh masih mengejar mereka atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ervan saat ini mengintip dari tempat persembunyiannya, melihat situasi apakah musuh masih mengejar mereka atau tidak. Matanya yang menyipit dengan  mulut yang mengerucut lucu.

"Om om jelek mana ya?" gumam Ervan dengan posisinya yang masih mengintip. Berlagak sok keren dengan raut muka yang dibuat seserius mungkin.

Nara menggelengkan kepalanya mendengar gumaman Ervan. Bagus musuh tidak mengejar mereka, kenapa sekarang Ervan malah bertanya mengenai keberadaan musuh-musuh itu.

Merasa bosan dengan apa yang ia lakukan. Ervan memutar tubuhnya menghadap penuh ke arah ibunya. Hari sudah mulai malam, membuat tubuh Ervan menggigil. Jika sekarang ia berada di mansion, pasti jam sekarang ia sedang bermain dengan kakak-kakaknya, meminum susu hangat yang dibuatkan sendiri oleh mommy nya tercinta. Ah, Ervan rindu mommy. Huhuhu.

"Ibu," panggil Ervan dengan menarik-narik tangan Nara.  Nara yang tadinya duduk, kini berdiri mengikuti tarikan Ervan.

"Ada apa?" Tanya Nara.

"Anterin Ervan pulang ke mansion. Ervan ngantuk. Pengen susu coklat." Adu Ervan pada Nara. Ia ingin pulang ke mansion, Ervan lelah setelah berlarian cukup jauh.

Seketika raut muka Nara berubah datar. Susah susah ia memikirkan cara untuk bertemu dengan Ervan karena terhalang oleh keluarga barunya, kini setelah mendapatkan Ervan dengan kesempatan emas, ia disuruh mengantar Ervan pulang ke mansion? Yang benar saja. Tentu ia tidak mau.

"Tidak." Tolakan mentah dari  Nara membuat Ervan langsung melepaskan tangan Nara yang tadi ia tarik. Ervan mengangkat sebelah alisnya, menatap Nara dengan heran. Kenapa ibunya menolak. Jika bukan ibunya yang mengantarnya lalu siapa. Ervan mana tau arah jalan pulang.

"Terus siapa yang antar Ervan pulang?" Tanya Ervan dengan polos.

Sorot mata dingin Nara bertemu dengan mata Ervan yang memancarkan kepolosan. Lama tidak bertemu dengan Ervan, Ervan terlihat berbeda dengan Ervan yang dulu. Pipinya bertambah chubby, tubuhnya tidak sekurus dulu, rambutnya yang rapi, tidak seperti dulu yang selalu berantakan. Minus tubuhnya yang tidak tinggi-tinggi.

"Siapa yang bilang jika kamu akan kembali ke mansion itu lagi?"

Ucapan Nara mampu membuat Ervan terdiam, mencerna ucapan Nara. Maksudnya tidak kembali lagi ke mansion? Apakah ia tidak boleh pulang ke mansion Orlando, tapi mengapa? Dulu ibunya merelakan jika ia menjadi salah satu keluarga Orlando. Tapi sekarang ibunya tidak membiarkan ia kembali ke keluarga itu. Sebenarnya niatan ibunya itu apa?

"Tapi kenapa?" Tanya Ervan dengan mata berkaca-kaca.

Nara memalingkan mukanya ke samping, menghindari bersitatap dengan Ervan. Menghembuskan napas kasar lalu berucap,

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang