15

58.4K 3.3K 77
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Diam dan menyimak.

Itu yang Ervan lakukan sedari tadi. Mengelus-elus pipinya yang perih, Teman-teman Freya mencubit pipinya secara bergantian. Menghujaninya dengan ucapan ucapan memuja. Seakan-akan merebutkan perhatiannya.

Mengingat saat ia dan mommynya baru saja datang. Belum sempat Freya memperkenalkannya Ervan. Ervan sudah diserbu terlebih dulu. Memekik gemas tak tahan melihat Ervan.


Ervan hanya meringis. Pipinya memerah bekas cubitan mereka. Melihat itu, Freya segera memisahkan Ervan dari teman-temannya yang ganas. Bahkan salah satu dari mereka ingin membawa Ervan untuk pulang bersamanya.



Lain kali jika ia diajak mommynya lagi untuk pertemuan seperti ini. Lebih baik ia sendirian di mansion. Ervan takut dengan teman-teman Freya. Maka dari itu, ia diam tidak melakukan sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka.

Tolongin Ervan teman-teman:)






...........





Seminggu sudah berlalu

Tak terasa Ervan sudah seminggu tinggal di kediaman Orlando. Ervan sedikit mulai sedikit terbiasa. Sudah tidak canggung lagi. Bahkan Ervan sudah mulai berani menunjukkan sikap manjanya. Menjadi dirinya sendiri yang banyak tingkah.

Ervan sudah mulai menerima kehidupannya. Menerima jika ia sekarang merupakan salah satu anggota keluarga Orlando. Keluarga terpandang. Dan menerima kenyataan jika ibunya benar benar tidak menginginkannya lagi.

Padahal Ervan masih berharap jika ibunya akan sesekali mengunjunginya di sini. Ternyata tidak. Ervan benar benar sudah dilepaskan begitu saja.

Meskipun begitu, Nara tetaplah ibunya. Mungkin ia tidak akan melupakan sosok Nara. Tapi jika disuruh memilih Freya atau Nara. Dengan tegas Ervan akan memilih Freya.

Seorang mommy yang selalu peduli ke anaknya. Ervan memang bukan anak kandungnya, tetapi kasih sayang Freya kepadanya seperti ia anak kandungnya.

Saat ini Ervan sedang memandangi ikan ikan yang berada di aquarium. Ikan ikan itu miliknya. Dibelikan oleh Gio. Dengan syarat Ervan tidak boleh canggung jika bersamanya. Ervan setuju setuju saja. Sebenarnya Ervan ingin dekat juga ke Gio. Tapi ia takut.

Aquarium itu kecil. Bisa dengan mudah di bawa kemana-mana. Ervan memamerkan ikannya ke semua orang. Daddy, mommy, kakak-kakaknya. Bahkan bodyguard dan maid pun juga.

Dengan senyum cerianya ia memamerkan ikan miliknya.

"Mommy sudah, daddy sudah, kak Ian sudah, kak Gio jelas," gumam Ervan, berjalan sembari membawa aquariumnya, berpikir siapa saja yang belum ia beritau jika  ia memiliki ikan yang lucu sepertinya.

Kak ansel? Tebak Ervan dalam hati. Apakah perlu? Semua orang harus tau jika ia punya ikan. Merenung sejenak. Kemudian matanya berbinar. Semangat dalam dirinya mengebu-ngebu. Berjalan dengan riang untuk menemui Ansel.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang