48

31.4K 1.8K 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Pertanyaan yang dilontarkan oleh Aaron membuat suasana kamar kembali sunyi. Ervan yang sedari tadi duduk di pangkuan Freya dengan raut santai dan menyenderkan tubuhnya, kini mulai duduk dengan tegak.

Tapi tak berlangsung lama, karena Freya menarik kembali tubuh Ervan untuk dibawanya bersandar padanya. Dengan lengannya menyilang di depan tubuh Ervan dan Freya menggerakkan ke kanan ke kiri. Mulutnya mendekat ke salah satu telinga Ervan.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan,"  bisik Freya lembut. Tak sampai di situ saja. Selesai membisikkan kata-kata penenang, Freya mengecup singkat pipi chubby Ervan yang terlihat mengembung. Tekstur lembut nan kenyal membuat Freya suka sekali mencium pipi Ervan. Tak jarang setiap hari Freya tidak pernah absen untuk memainkan pipinya.

Sebelum Axton memberikan klarifikasi, ia terlebih dahulu menanyakan keadaan Ervan. "Apa yang kamu takut kan jika mendengar kata itu?"  tanya Axton.

"Ervan takut panti asuhan," cicit Ervan. Tangannya bermain-main dengan tangan Freya. Menundukkan kepala dengan memainkan itu, seolah-olah Ervan sibuk dengan apa yang ia lakukan saat ini.

Seluruh keluarga saling bertukar pandang. Apa yang ditakutkan dengan panti asuhan memangnya. "Kenapa bisa takut?" tanya Ansel.

Sekarang Ervan merasa sedikit lemas,  hangat pada tubuhnya kembali menyerang. Tatapan sayu Ervan kini diperlihatkan pada anggota keluarganya. Dengan lemas ia menjawab, "Dulu ibu ngancam Ervan dimasukin ke panti asuhan jika nakal, terus Ervan ditakut-takuti tentang kehidupan di panti. Ervan takut ditinggal jika dibawa ke panti asuhan.” Ervan menguap lebar setelah menjelaskan itu. Rasa kantuk mulai hinggap pada dirinya.

"Terus, Ervan denger mommy sama daddy mau bawa Ervan ke panti asuhan. Ervan kaget, takut, gak mau. Mommy sama daddy udah gak sayang lagi ya sama Ervan? Apa gara-gara Ervan sudah tak punya orang tua lagi, jadi kalian mau membawa Ervan ke panti asuhan?" pertanyaan polos dikeluarkan oleh Ervan. Dan pertanyaan itu tadi, mengundang berbagai tatapan dari keluarganya.

"Apa yang kau bicarakan, Ervan," geram Ian tak terima dengan pertanyaan Ervan. Ian tak suka jika Ervan berprasangka yang tidak-tidak pada ia dan keluarganya. Karena dengan itu, Ervan seperti meragukan kasih sayang keluarganya pad Ervan.

Axton menutup matanya dengan kepalan erat di tangannya. Cukup kesal juga dengan perkataan yang diucapkan oleh Ervan.

"Apa yang kamu pikirkan Ervan, kami tidak seperti itu," sanggah Freya dengan cepat. Tak ingin Ervan memiliki pikiran seperti itu.

"Dengar daddy, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," jelas Axton dengan tatapan seriusnya.

"Aku dan istriku tidak tau jika Ervan menguping pembicaraan kami. Memang benar jika kita akan membawa Ervan ke panti asuhan. Tapi bukan seperti yang dipikirkan Ervan, kami berencana ke panti asuhan untuk acara amal. Aku dan istriku akan membawa Ervan ke sana untuk menemani kegiatan kami." Tanpa banyak basa basi, Axton langsung menjelaskan semuanya tanpa ada yang digantung-gantung. Sudah cukup kesalahpahaman ini. Gara-gara ini, Ervan menjauhi mereka dan mencoba kabur dari mereka.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang