Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Ervan.
Seorang anak kecil laki laki yang polos dan penurut. Hidup penuh dengan penderitaan bahkan untuk merasakan kebahagiaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Varrel mengendarai mobilnya dengan pelan. Tidak biasanya ia akan mengendarai dengan pelan. Jika bukan karena mencari Ervan, Varrel pasti akan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, seperti biasanya. Mata tajamnya menatap ke depan, fokus menatap jalanan. Tangan kekar nan beruratnya mencengkram kuat setir mobilnya. Merasa emosi dengan kabar seperti ini.
Padahal ia dan keluarganya terbilang baru kemarin berpisah dengan Ervan, kini Ervan malah menghilang. Apakah mereka (Axton dan keluarganya) tidak bisa menjaga adiknya? Jika hal ini terulang kembali, ia pastikan akan membawa adiknya ke luar negeri.
"Sial, sial, sial," ucap Varrel dengan sedikit bentakan. Tangan kanannya memukul setir dengan kuat dan salah satu tangannya menyugar rambutnya ke belakang. Varrel menghela napas frustasinya. Jika tau begini, seharusnya ia tidak kembali ke luar negeri dan bisa menjaga Ervan daripada Ansel itu.
Ingatkan Varrel untuk memukul Ansel dan Ian yang tidak bisa menjaga Ervan dengan baik. Ervan juga, suka sekali kabur. Varrel benci jika Ervan memiliki sifat pembangkang, harus ia apakan adiknya itu agar jera.
Nanti saja dipikirkan, lebih baik mencari adik nakalnya terlebih dulu.
Begitu pun dengan Ian. Ia menaiki sepeda motor sportnya. Mengendarai sepeda motornya di jalanan tanpa henti. Pantang pulang sebelum Ervan ketemu. Daripada yang lain, yang lebih bersalah adalah dirinya. Sebelum adiknya kabur, ia sempat tidak sengaja membentak adiknya dan itu adalah hal terburuk yang ia alami. Pasti adiknya saat itu sangat sedih bahkan sampai tidak meresponnya.
Gigi Ian bergemelatuk keras. Ia sudah diberitahu oleh orang mansion bahwa mereka sudah menangkap Desi- maid Alisya. Bagus, dari awal memang ia sudah menaruh kecurigaan pada orang itu. Pasti yang lainnya sudah mengurusi maid itu, kini ia akan fokus mencari adiknya di kota yang luas ini. Kemana pun Ervan kabur, tidak akan bisa kabur terlalu lama dari Orlando.
Siapa lagi jika bukan Ervan yang bisa membuat keluarga Orlando hancur sehancur-hancurnya. Ervan saja yang bisa memporak porandakan isi hati keluarga Orlando. Yang bisa membuat mereka khawatir begitu dalam, hanya Ervan seorang. Bukan siapa-siapa, termasuk Alisya.
Bagaimana bisa Ervan ditemukan oleh bodyguard dan kakak-kakak Ervan jika Ervan sendiri berdiam diri di rumah Selia. Tidak keluar sekali pun, dan rumah Selia berada di tempat terpencil. Tentu saja mereka akan mencari sampai ke tempat terpencil, tapi Ervan sendiri tidak berinisiatif keluar dari persembunyiannya.
Kalian ingin tau apa yang sedang Ervan lakukan siang ini? Ia sedang tidur dengan tubuh yang meringkuk. Sebelum kantuk menyerang dirinya, ia sempat mematikan tv terlebih dulu. Lalu ia kembali ke sofa dan tidur di ruang tamu. Ervan yang tidur nyenyak tidak mengetahui bahwa kini ia sedang di incar oleh dua bodyguard dari keluarga Orlando dan Bratajaya. Ervan terlalu menganggap remeh keadaan.
..........
"S-sa-saya berbicara jujur," jawab Desi dengan suara gemetar ketakutan. Dalam keadaan sekarang pun Desi tidak segera mengakuinya. Dalam pikirannya, mereka mana tau kejadian yang sebenarnya karena tempat itu tidak ada cctv.