16

58.7K 3.3K 36
                                        

Ervan mengedip-ngedipkan matanya menatap pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ervan mengedip-ngedipkan matanya menatap pantulan dirinya di cermin. Menatap tak percaya jika ia sekarang memakai seragam sekolah lagi setelah sekian lama ia tidak pernah memakai seragam sekolah.

Tatanan rambut yang rapi dan poni lurus menutupi setengah dahinya, mata bulat memancarkan kebinaran, bibir pink alami, pipi yang semakin hari semakin chubby. Bagaimana tidak semakin chubby? Freya selalu memberinya makan setiap hari. Tidak boleh sampai telat jam makan. Freya benar benar menjaga pola makan Ervan. Dan Ervan beruntung mempunyai mommy seperti Freya.


Freya meletakkan sisir yang ia gunakan tadi untuk merapikan surai Ervan. Memasang senyum keibuan, ikut melihat Ervan dari pantulan cermin.

Ervan membalikkan badannya menghadap Freya. Freya menunduk untuk mensejajarkan tinggi mereka. Dari keluarga Orlando, Ervan saja yang mempunyai tubuh pendek. Tinggi Ervan hanya sebatas pundak Freya.

Mengecup lembut dahi Ervan, lalu berkata. "Tampan sekali anak mommy." Membingkai wajah Ervan dan mencium pipi Ervan bergantian. Semerbak harum menguar dari tubuh Ervan. Membuat Freya betah berdekatan dengan Ervan.

Ervan terkekeh geli atas tindakan mommynya. Memeluk Freya dengan mata yang tertutup, menikmati elusan lembut Freya.

"Mommy terimakasih," ucap Ervan dengan masih memeluk Freya.

Freya mengulas senyum tipis. Pelukan mereka harus berakhir karena Axton datang ke kamar Ervan dengan menenteng dasinya.

"Sayang," panggil Axton pada istrinya.

Pelukan mereka lepas. Melihat suaminya datang kepadanya, Freya segera mengambil alih dasi itu lalu memasangnya ke kerah Axton. Sudah hafal dengan tabiat suaminya.

"Daddy gak bisa pasang dasi sendiri?" Celetukan polos Ervan mengalun. Menatap mommy dan daddynya yang saling berhadapan. Melupakan jika masih ada Ervan di antara mereka.

Tawa nyaring Freya terdengar. "Daddymu manja Ervan," ucap Freya dengan terkekeh.

Axton berdeham sambil mengalihkan tatapannya. Mengurangi rasa malunya.

"Daddy lupa cara memakainya," bohong Axton.

"Sudah sudah, ayo kita sarapan." Peringat Freya.

Axton keluar dengan menggandeng tangan Ervan. Sesekali ia harus menghabiskan waktu dengan anak bungsunya. Karena urusan kantor yang tidak ada habisnya, ia jadi tidak mempunyai waktu dengan Ervan. Pasti ia kalah telak dengan anak anaknya.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang