16

3.9K 363 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE!!
.
.
.

Dialam mimpi wei ying lebih tepatnya xiao zhan kembali berada di ruangan gelap tempatnya bertemu dengan pangeran wei wuxian.
"Kenapa aku berada disini lagi" gumam wei ying.
"Xiao zhan" panggil seseorang yang yang memakai pakaian putih.
"Pangeran wei wuxian?" Lirih xiao zhan.
"Xiao zhan, kau tau aku sudah bertemu dengan ibunda. Dan ia sangat cantik" ujar wei wuxian membuat xiao zhan tersenyum. Tetapi senyum itu seketika luntur saat mengingat dirinya selama ini tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua apalagi ibu.

"Kau juga akan mendapatkan kebahagian xiao zhan. Walaupun ayahku tidak menyayangimu tetapi kau masih memiliki Raja Lan yang sangat mencintaimu" ujar wei wuxian seolah mengerti keadaan.
"Kau sangat bodoh! Kenapa tidak mencintai wangji" ujar xiao zhan membuat wei wuxian tersenyum lembut.
"Itu karna Raja lan sudah di takdirkan denganmu, harusnya kau bersyukur karna aku tidak mencintainya" saut Wei wuxian.

"Aku tidak bisa berlama lama disini, aku hanya ingin mengatakan bahwa akan ada kebahagian lainnya yang menantimu kedepannya. Selamat tinggal" ujar wei wuxian menghilang bersama asap putih.

Setelah pertemuan wei wuxian dengan xiao zhan di alam bawah sadarnya, mata wei ying terbuka perlahan. Hal pertama yang di lihat adalah bibir tebal wangji yang menggoda, saat ini mereka masih berpelukan seperti awal tertidur.
'Bibirnya sangat tebal dan menggoda' batin wei ying menelan ludahnya mesum.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan aksi mesum wei ying, wei ying menatap kearah wangji yang tidakk terusik sama sekali oleh ketukan di luar sana. Dengan segera wei ying bangun untuk membuka pintu.
"Ada apa?" Tanya wei ying.
"Salam pangeran, hamba ingin mengantarkan makanan untuk anda dan juga Raja lan" ujar dayang itu membungkukan tubuhnya.
"Hmm, masuklah" ujar wei ying.
"Hamba juga ingin memberitahu sesuatu pada pangeran, tabib yang biasa memeriksa anda di temukan meninggal dan menjadi abu di ruang kesehatan kerajaan pangeran" ujar dayang itu.

"Benarkah?" Tanya wei ying pura pura terkejut.

"Sepe_"
"Dimana Raja Qiren?" Suara datar wangji memotong pembicaraan dayang di depan wei ying. Ia terbangun karna tidak merasakan ada wei ying  disebelahnya.
"Salam Raja Lan, yang mulia Raja Qiren ada di ruangan kerjanya" jawab dayang itu tidak berani menatap Raja Lan.

"Kenapa kau bangun?" Tanya wei ying setelah menyuruh dayang itu pergi.
"Kenyamanan ku menghilang dari pelukanku" ujar wangji mencium pipi wei ying.
"Aku ingin menemui ayahmu dulu, kamu makanlah duluan jangan menungguku" tambah wangji dan wei ying mdngangguk mengiyakannya.

Sementara Raja lan bergegas pergi keruangan tempat Raja Qiren berada, tanpa mengetuk pintu ia langsung membuka pintu itu dan melihat Raja Qiren yang tengah sibuk memeriksa beberapa dokumen, Raja Qiren yang melihat kedatangan Raja lan langsung bangun menyambut.
"Aku dengar salah satu tabib mu mati" ujar Raja lan datar.
"Benar, Yang Mulia. Aku masih mencari tau siapa pelakunya dan apa motifnya" ujar Raja Qiren menjelaskan.
"Aku yang membunuhnya" ucap Raja lan membuat Raja Qiren terkejut.

'Pantas saja cara tabib itu terbunuh sangat mengerikan' batin Raja Qiren.

"Kalau aku boleh tau apa motif anda membunuh tabib itu?" Tanya Raja Qiren hati hati.
"Karna dia melawan dan tidak mau mengikuti perintahku"  ujar Raja lan dingin dan segera pergi meninggalkan ruangan kerja Raja Qiren tanpa berpamitan.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang