JANGAN LUPA VOTE!!
.
.
."KANAPA KAU KEMARI!" seru putri yanzi menatap tajam kearah sehun, pria itu menemuinya karna ingin membicaraan sesuatu.
"Putri yanzi, saya minta maaf mengingat apa yang telah saya lakukan pada anda. Saya benar benar kehilangan kendali saat itu" ujar sehun menundukkan kepalanya.
"Jika anda ham_""Diam!! Jika aku hamil aku tidak akan sudi menerima pertanggung jawabanmu! Aku seorang putri mahkota, tidak sudi jika harus menikah dengan penglima kerajaan. Aku akan meminta ibuku agar segara menjodohkan diriku dengan Raja atau pangeran kerajaan lain" ujar putri yanzi melotot.
Sehun terdiam, jujur dalam lubuk hatinya pria itu juga tidak ingin menikahi putri yanzi. Namun sehun sadar akan kesalahannya yang sudah memperkosa wanita itu, dia bukan pria yang akan lepas tangan begitu saja setelah mengetahui kesalahannya. Tapi setelah mendengar penolakkan wanita itu, sehun memilih pulang ke kediamannya.
'Yang terpenting aku sudah berusaha bertanggung jawab, jika putri tidak mau maka ya sudah' batin sehun.Sementara putri yanzi tengah berjalan menuju kediaman ibunya untuk membicaraan permasalahan dirinya. Bisa gawat kalau dirinya hamil tapi belum menikah.
"Ibu" panggil yanzi.
"Ada apa nak? Apa yang membuatmu kemari?" Tanya Ratu ember melihat kedatangan putrinya."Aku ingin segera menikah, umurku sudah 26 tahun. Dan sudah sangat cocok untuk menikah" ujar yanzi tanpa basa basi.
"Kenapa sangat tiba tiba? Kau memiliki kekasih?" Tanya Ratu ember bingung.
"Aku serahkan semuanya pada ibu, aku tidak peduli mau di jodohkan dengan siapapun. Asalkan dia Raja dan juga Pangeran" ujar yanzi.Ratu ember merasa curiga dengan gelagat anaknya, tiba tiba meminta di jodohkan. Apalagi melihat bagaimana dulu putrinya ingin sekali menikah dengan Raja lan.
"Yanzi, kita selesaikan dulu pernikahan wei wuxian dengan Raja lan baru setelah itu dirimu" ujar Ratu ember.
"Ibu akan membiarkan wei wuxian menikah lebih dulu dari pada aku!! Bu aku sangat merasa tidak terhormat jika seperti itu" seru yanzi menatap ibunya marah.Oke saat ini Ratu ember paham dengan maksud dari sang anak, putrinya tidak ingin kalah saing dengan wei wuxian.
"Baiklah, kamu memiliki calon? Seperti apa yang kau inginkan?" Tanya Ratu ember.
"Aku terserah ibu, yang terpenting dia adalah seorang Raja atau pangeran. Aku tidak ingin menikah dengan panglima ataupun sebaginya" ujar yanzi mantap.
"Ibu akan membicarakan ini dengan ayahmu, kau hanya tinggal menunggu saja. Tidak ada yang akan menolak putri kebanggaan ibu" ujar Ratu ember tersenyum.Putri yanzi hanya bisa menghelan nafas pasrah saat ini, semua kejadian ini membuat dirinya harus bisa merelakan Raja Lan. Ditengah lamunannya tiba tiba datang sekor ular besar berwarna hitam pekat yang membuat putri yanzi kaget.
"Ibu! ULARRR!!" pakik yanzi.
"Kenapa bisa ada ular disini! PENGAWAL!!" Seru Ratu ember tetkejut sekaligus panik.Beberapa kali Ratu ember berteriak memanggil pengewal yang memang berjaga di kediamannya, namun tidak ada yang datang membuat Ratu ember serta Putri yanzi panik. Apalagi ular itu sudah mendekat kearah mereka, putri yanzi berusaha menjauhkan ular itu menggunakan sihirnya namun tidak bisa. Ular itu snagat besar dan kuat.
"Ibu, aku tidak bisa mengusirnya" panik yanzi naik ke ranjang ibunya.
"Pengawal!! Sialan!! Kemana mereka" seru Ratu ember ikut panik.Saat Ratu ember hendak ikut naik keranjang tiba tiba ular besar itu mematuk pergelangan kaki nya yang tidak tertutup apapun, kejadiannya sangat cepat sehingga Ratu ember tidak sempat menghindar, detik itu juga Ratu ember memekik kesakitan bertepan hilangnya ular hitam itu setelah berhasil mematuk mangsanya.
"Akhhh ular sihir!!" Teriak Ratu ember kemudian pingsan."IBUU!!" panggil yanzi turun dari ranjang untuk menolong ibunya.
"Ibu, bangun ibu!!" Ujar yanzi menggoyangkan tubuh ibunya yang pingsan, wanita itu melihat sekitaran untuk memastikan jika ular tadi benar benar hilang.Tidak jauh dari sana, terlihat seorang pria tersenyum puas melihat hasil perbuatannya.
"Itu belum seberapa dari pembalasanku, mati tidak akan baik untuk kalian" gumam sosok itu yang masih bisa di dengar oleh seseorang disampingnya.