38

2.9K 315 13
                                    

Jangan lupa voteee!!
.
.
.


Setelah selesai membunuh selir liying, wei ying berjalan mengendap endap agar tidak di lihat oleh pelayan maupun prajurit. Sampai di kediamannya wei ying masuk kedalam sembari menghelan nafas lega karna tidak ketahuan, pemandangan yang pemuda manis itu lihat di dalam adalah sosok Raja lan tengah tidur di ranjang. Wei ying berjalan mendekatinya, demi pantat mars wei ying sangat terpesona melihat calon suaminya yang sangat tampan ini. Bahkan saat tidur pun pria itu terlihat sangat tampan dimata wei ying.
"Calon suamiku sangat tampan" ujar wei ying terkekeh.
"Tentu saja" saut Raja lan tiba tiba yang membuat wei ying terkejut, pemuda manis itu kira Raja lan masih terlelap.

Raja lan bangun dari berbaringnya menjadi duduk manatap kearah wei ying, pria itu tersenyum gemas melihat reaksi terkejut pemuda manis itu. Namun senyumnya luntur karna mencium bau anyir dari badan sang kekasih.

"Darah" gumam wangji bangun dari ranjang kemudian memeriksa tubuh kekasihnya, pria itu takut terjadi sesuatu yang buruk pada calon Ratunya.
"Kamu habis dari mana wei ying? Kenapa pakaian mu ada bercak darahnya?" Tanya wangji khawatir.

Wei ying sedikit gugup di berikan pertanyaan seperti itu, ia sangat takut wangji ilfeel dengannya kalau tau bahwa dia telah membunuh manusia.
"Katakan, aku tidak akan marah sayang" ujar wangji paham akan kegugupan sang kekasih.
"H..abis hmm membunuh" cicit wei ying menunduk.

'Kenapa sangat gugup, tidak mungkin wangji menjauhiku saat tau aku membunuh orang' batin wei ying.

Wangji mengapit dagu sang pujaan hati, mereka saling menatap. Wangji sangat tau bahwa bau darah yang tercium pada hidungnya adalah darah manusia.
"Membunuh siapa hmm?" Tanya wangji lembut tidak ingin membuat wei ying nya ketakutan.

"Mmm..selir liy..ing" ujar wei ying menatap takut kearah wangji.

Wangji tersenyum setelah mendengar penjelasan dari wei yingnya, dengan sekali tarikan pria itu membawa tubuh wei ying kedalam pangkuannya. Kemudian memeluk erat pinggang ramping itu, menghirup aroma wangi calon Ratunya yang bercampur dengan bau darah. Salah satu tangan wangji yang lain masuk kedalam pakaian wei ying untuk meraba perut buncit pemuda manis tersebut.
"Kenapa tidak memberitahuku hmm? Kamu sedang hamil sayang, tidak baik terlalu kelelahan" ujar wangji.
"Karna ini kali pertama aku membunuh orang wangji, dan aku takut kamu marah" cicit wei ying.

'Disini memang pertama, tapi di kehidupan dulu tidak terhitung' batin wei ying.

Terdengar kekehan dari mulut sabg tiran, tanpa ragu pria itu mencium bibir merah wei ying penuh cinta. Pipi wei ying otomatis memerah akan perlakuan sang tiran.
"Tidak akan marah, berapa banyak orang yang akan kamu bunuh aku tidak akan marah padamu sayang" bisik wangji.

Mendengar itu wei ying ikut memeluk leher wangji, sangat senang karna orang yang di cintainya mendukung keinginannya. Tangan nya menyentuh tangan wangji yang masih mengelus perut nya yang lumayan membuncit itu.
"Aku ingin bertemu sehun" ujar wei ying yang membuat raut wajah wangji mendatar.
"Untuk apa" ujar wangji merasa tidak suka jika pasangan hidupnya membahas tentang sehun.
"Aiyaaa, kita harus memberitahunya tentang kehamilan yanzi kan wangji? Dia akan menjadi seorang ayah. Jika kamu tidak mau ikut biar aku saja yang pergi sendirian" ujar wei ying.

"Aku ikut" ujar wangji mengeratkan pelukkannya pada pinggang wei yingnya. Wei ying hanya terkekeh melihat keposesifan sang tiran.

Setelah pembicaraan itu wangji menggendong wei yingnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mendatangi kediaman sehun. Mereka membersihkan diri bersama untuk mempersingkat waktu, tidak ada adegan ehem ehem yaa wkwkwk!!. Belum nikah soalnya!!.

~
Dan disinilah pasangan Wangxian ini berada, dikediaman perdana mentri kerajaan Qiren yang menyambut mereka dengan penuh suka cita. Rupanya wangji tidak akan membiarkan calon Ratunya bertemu saingan cintanya hanya berdua dalam satu ruangan kawan kawan.
Wei wuxian langsung mengutarakan tujuan nya kemari untuk bertemu sehun tanpa basa basi, sehun yang mendengar itu awalnya sangat senang namun melihat tatapan dingin dari Raja lan membuat pria itu bersikap biasa saja padahal jantungnya berdebar melihat sang pujaan ada disini.
"Bagaimana kondisimu?" Tanya wei ying menatap sahabat masa kecilnya.
"Ah seperti yang anda lihat pangeran, saya baik" ujar sehun tersenyum, namun senyumnya luntur setelah melihat perlakuan Raja lan amat posesif pada wei wuxian nya. Mata pria itu menatap kearah lengan Raja lan yang melingkar erat pada pinggang pujaan hatinya.

"Apa kau tau? Yanzi tengah hamil anakmu" ujar wei ying membuyarkan lamunan sehun.

Sehun terkejut mendengar perkataan wei wuxian, pria itu tidak tau akan kehamilan Putri yanzi dan bingung dari mana wei wuxian tau kalau putri yanzi hamil darah dagingnya.
"Pangeran berbicara apa? Saya tidak paham" kilah sehun namun di sambut kekehan sinis dari wei ying.

"Aku tau apa yang kamu lakukan bersama yanzi! Kau dan dia berusaha menjebakku saat itu, tapi sepertinya karma terlalu cepat kalian dapatkan hingga jebakan itu mengenai kalian berdua" ujar wei wuxian datar.
"Sehun, aku pikir kamu adalah sahabat terbaikku. Tapi ternyata tidak" tambah wei ying yang membuat sehun menggelengkan kepalanya. Sementara wangji hanya diam menyimak.

"Pangeran, dariman_"

"Tidak penting aku tau dari siapa! Aku kesini hanya ingin memberitahu mu akan berita kehamilan yanzi! Dan yaa, karna jebakkanmu itu aku jadi menghabiskan kegiatan panjang bersama Calon suamiku" ujar wei ying tersenyum saat melihat raut wajah syok dari sehun. Sedangkan wangji hanya terkekeh mendengarnya.

"Aku tidak menyesal sama sekali, setidaknya aku melakukan itu bersama orang yaang aku cintai" bisik wei ying pada telinga sehun.

Sehun menatap tak percaya pada wei wuxian, tangannya terkepal kuat mendengar kenyataan semua ini. Pria itu sangat menyesal atas tindakkan bodohnya bersama putri yanzi, tujuannya memisahkan wei wuxian dengan Raja lan malah membuat keduanya semakin terikat.
"Aku akan pergi, mintalah pada dayangmu untuk mengantarmu bertemu yanzi serta calon anakmu itu. Selagi kalian masih dapat bertemu" ujar wei ying yang tampak ambigu di telinga sehun.

"Maksudmu?" Tanya sehun.

"Umur tidak ada yang tau kan? Bisa jadi umurmu atau pun umur anakmu itu tidak lama lagi? Jalan takdir tidak ada yang tau" ujar wei ying tersenyum devil.

Sehun melihat kepergian wei wuxian yang mengandeng tangan Raja lan mesra, pria itu masih memikirkan perkataan pujaan hatinya.
'Tidak lama lagi?' Batin sehun bingung.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang