40

2.2K 223 23
                                    

JANGAN LUPA VOTE!!
.
.
.


'Kau hamil?' Tanya seseorang seraya masuk kedalam kamar selir yangmi.

Sontak selir yangmi dan wei wuxian yang berada disana terkejut akan kedatangan seseorang yang tidak lain adalah Raja Qiren.

"Aku bertanya! Apa benar kau sedang hamil?" Tanya raja Qiren lagi.

Dengan ragu selir yangmi mengganggukan kepalanya, sedangkan wei wuxian hanya diam menatap keduanya.
Dengan raut wajah sumbringan Raja Qiren mendekati selir yangmi kemudian menggenggam tangannya.
"Sejak kapan? Kenapa kau merahasiakan nya?" Tanya Raja Qiren tanpa melunturkan senyumannya.
"Em, aku berencana memberikan kejutan pada yang mulia" ujar selir yangmi sembari menatap wei wuxian.

Raja Qiren semakin melebarkan senyumannya kemudian menoleh kearah wei wuxian yang sejak tadi diam. Memahami tatapan dari Raja Qiren, wei wuxian memilih pamit undur diri dari kamar ibunya. Kini dikamar itu hanya ada Raja Qiren serta Selir yangmi.
"Pantas saja akhir akhir ini aku merasa mual, ternyata aku akan menjadi seorang ayah" ujar Raja Qiren antusias.
"Haruskan kita merayakannya? Membuat pesta atau sejenisnya?" Tambah Raja Qiren yang membuat Selir yangmi semakin ketakutan akan hal yang buruk terjadi pada calon anaknya jika Raja memberitahu Ratu ember akan kehamilannya.

"Tidak Yang mulia" ujar selir yangmi panik. Sontak hal itu membuat Raja Qiren bingung.

"Apa ada yang salah? Apa kamu masih khawatir tentang kejadian tadi?" Tanya Raja Qiren namun selir yangmi hanya bungkam.

Melihat keterdiaman selirnya, Raja Qiren mengulas senyum hangatnya. Berusaha menenangkan rasa khawatir wanita yang tengah memgandung pewarisnya tersebut.
"Kau tidak perlu khawatir tentang kejadian tadi, aku dan Ratu akan menjagamu. Tidak akan ku biarkan siapapun menyakitimu apalagi calon anak kita" ujar Raja Qiren sebelum pergi dari kamar selirnya.

'Kau salah Yang mulia, Ratu tidak akan menjaga anakku! Karna Ratu lah orang yang akan menjadi garda terdepan untuk melenyapkan anak kita' batin selir yangmi khawatir.

~
Malam tiba dan kini semua anggota kerajaan sudah berada di meja makan menanti kehadiran Raja Qirèn. Tidak beberapa lama Raja datang bersama Selir yangmi, hal itu membuat Ratu ember beserta putri yangzi bingung. Kebingungan keduanya semakin menjadi dikala Raja menyuruh putri yanzi untuk menggeser duduknya, putri yangzi yang biasanya duduk bersampingan dengan Raja Qiren kini telah berpindah tepat di depan Wei wuxian.
"Kenapa kamu memindahkan posisi putri kita Yang mulia?" Heran Ratu ember tidak terima, apalagi setelah melihat selir yangmi duduk di samping suaminya.
"Ah, aku ingin memberitahu kabar bahagia untuk kalian. Saat ini selir yangmi tengah hamil anakku" ujar Raja Qiren senang.

Mendengar perkataan Raja, putri yangzi beserta Ratu ember bak tersambar petir di malam hari. Tatapan Ratu langsung terkunci kearah perut selir yangmi seolah ingin menarik janin itu secara langsung, wei wuxian yang melihatnya mengulas senyum misterius.
'Sepertinya wanita tua ini ingin merasakan kematian lebih awal' batin wei wuxian.

'Sialan! Satu selir mati dan satunya lagi malah hamil! Ini tidak bisa di biarkan' batin Ratu ember geram.

Proses makan malam tersebut terasa cukup mengesalkan bagi Ratu ember, apalagi melihat Raja begitu perhatian pada selir yangmi membuat darah wanita tersebut mendidih.
Sampai di Kamarnya Ratu ember menghancurkan semua barang barang yang berada di dekatnya hanya untuk melampiskan rasa marah dalam hatinya.
"Apa yang ibu lakukan?" Heran yanzi melihat ibunya yang murka.
"Kamu masih bertanya? Apa kamu tidak dengar tadi apa yang ayahmu katakan? Selir yangmi saat ini tengah hamil! Dan jika sampai anak yang selir itu lahirkan seorang putra mahkota, MAKA GELAR YANG SELAMA KAMU IMPIKAN AKAN LENYAP YANZI!" pekik Ratu ember melihat ke santuy an putrinya.

Mendengar penjelasan sang ibu barulah yanzi ikut merasa panik, dia sangat memimpikan gelar putri mahkota tersebut sejak lama. Dan betapa gilanya dia jika sampai gelar itu berpindah hanya karna seorang anak selir.
"Tidak! Aku tidak mau ibu, ibu harus melakukan sesuatu. Gelar putri mahkota itu hanya milikku" seru Putri yanzi keringat dingin.

Ratu ember terdiam cukup lama, matanya menatap kearah jendela. Wanita tersebut sedang memikirkan rencana besar untuk melenyapkan calon anak dari selir yangmi.
"Anak itu tidak akan lahir jika aku masih hidup" ujar Ratu ember tersenyum jahat.
"Benar ibu, lebih baik ibu menyuruhnya untuk mengguggurkan janinnya seperti apa yang ibu lakukan dulu" usul yanzi memberi solusi.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang