33

3.3K 332 27
                                    

Jangan lupa votee!!
.
.
.


Mendengar suara tidak asing itu wei wuxian serta Raja lan menoleh secara bersamaan, bukannya panik wei wuxian malah duduk di pangkuan sang tiran seolah mengumbar kemesraaannya. Dan benar saja melihat itu putri yanzi menatap tidak suka kearah wei wuxian yang sudah berani bermesraan dengan pria yang di cintainya.
"Apa yang membuatmu kemari?" Tanya wei ying tanpa menjawab pertanyaan yanzi.
"Aku ingin berbicara dengan Raja lan" ujar putri yanzi menatap kearah pria incarannya namun yang di tatap tampak acuh.
"Bicara saja langsung" ujar wei wuxian mengerak gerakkan pantatnya pada bagian bawah sang tiran, wangji yang di perlakukan seperti itu ingin sekali menerkam kelinci tersebut. Tidak taukah pemuda itu kalau tingkahnya itu membuat adik nya bangun.

Putri yanzi yang melihat itu semakin geram, tangannya terkepal kuat ingin menarik tubuh wei wuxian dari pangkuan Raja lan. Namun ia tidak seberani itu, bisa bisa raja lan membuatnya hangus dalam sekejap.
"Tadi di kediaman ibuku tiba tiba saja ada ular besar masuk, ular itu mematuk kaki ibuku dan saat aku serta ibuku meminta tolong pada pengawal yang memang berjaga di depan pintu tidak ada yang datang. Dan saat bertanya pada mereka mengapa mereka tidak ada di sana, mereka mengatakan bahwa kau Raja lan memerintahkan mereka untuk pergi. Apa perkataan para pengawal itu benar?" Tanya putri yanzi.
"Aku tidak memerintah mereka" ujar Raja lan berbohong, raja lan tidak mengaku karna tidak ingin rencananya dan wei ying terhambat karna pengawal tidak berguna itu. Pria itu tidak peduli waalaupun para pengawal itu di hukum mati, masih ingat bukan siapa Raja lan? Dia adalah sosok yang kejam dan tidak berperasaan.

"Tap_"

"Jika sudah segera lah pergi, kau mengganguku" ujar wangji mengelus pinggang wei ying.

Putri yanzi pergi meninggalkan kediaman Wei wuxian dengan perasaan kesal, tidak mendapatkan kalimat mesra sedikitpun.
"Para pengawal tidak mungkin berani berbohong apalagi sampai menyebut nama Raja lan, aku yakin Raja lan pelakunya. Tapi untuk apa?" Gumam yanzi sembari menuju kediamaan ibunya.

Setelah kepergiaan putri yanzi, Raja lan menatap kekasihnya dengan tatapan lapar. Dan bukannya takut wei wuxian malah bertingkah biasa saja seolah tidak melakukan apapun.
"Kamu terus memancingku sayang" ujar wangji dengan suara berat.
"Aku tidak" elak wei ying.

Wangji hanya bisa menghalan nafas pelan melihat tingkah wei ying yang sok polos itu, tanpa menghiraukan pasangan hidupnya yang tengah menahan birahi wei wuxian memilih beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
'Aku benar benar tidak akan melepaskanmu saat sudah menikah nanti wei ying, setiap hari harus setiap hari' batin wangji menyeringai.

~
Pagi harinya pintu kediaman wei wuxian di ketuk oleh seseorang yang membuat kedua insan yang tengah saling memeluk itu terusik, wei ying bangun lebih dulu untuk membuka pintu.
"Ada apa?" Tanya wei ying menatap dayang ziyi.
"Hamba mengantarkan makanan pangeran" ujar dayang ziyi.
"Kenapa di antar? Bukannya biasanya makan bersama" ujar wei ying bingung, pasalnya dirinya tidak ada menyuruh seseorang untuk mengantar sarapan kekamarnya.
"Raja, putri yanzi beserta para selir sedang berada di kamar Ratu ember pangeran. Dikarenakan kondisi Ratu semakin memburuk" terang dayang ziyi.

Wei wuxian terdiam setelah mendapatkan penjelasan dari dayang nya, pemuda manis itu kemudian mengganggukkan kepalanya lalu memerintahkan dayangnya untuk pergi. Mata wei ying menatap kearah calon suaminya yang masih asik tertidur.
"Wangji, bangun ayo" ujar wei ying menepuk pelan pipi kekasihnya.
"Hmm, ada apa sayang" tanya wangji dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.
"Wangji ayo bangun, aku mau melihat keadaan Ratu ember yang katanya mau mati itu" ujar wei ying merengek pada sang tiran.

Wangji bangun dari ranjang menatap kearah wei ying yang tengah merengek, tanpa aba aba pria itu mencium bibir merah pemuda manis itu kemudian menggangguk. Bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai barulah wei wuxian yang bergantian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai membersihkan diri keduanya pergi menuju kediaman Ratu ember, dapat mereka lihat Tabib yang tengah memeriksa keadaan Ratu ember. Disamping Ratu ember tampak putri yanzi tengah menanggis melihat keadaan ibunya.
"Ibu? Wanita itu kenapa lagi?" Tanya wei ying sedikit berbisik pada selir yangmi yang berada di sudut ruangan.
"Pagi ini tiba tiba saja keadaan Ratu memburuk, padahal semalam sudah sempat siuman" jelas selir yangmi.

Mendengar itu wei ying kembali menghampiri wangji yang tampak biasa saja melihat keadaan Ratu ember.
"Wangji, kamu bilang dia akan sadar dimalam hari? Tapi kenapa sekarang dia kembali sekarat?" Tanya wei ying menatap calon suaminya.
"Terlalu cepat sembuh tidak baik untuk wanita itu, sebentar lagi akan ada kejutan yang menarik untukmu" ujar wangji menarik pinggang sang pujaan hati dengan mesra.

Benar saja, tidak lama setelah wei ying mendengar perkataan wangji. Tiba tiba Tubuh Ratu ember kejang kejang hingga mulutnya mengeluarkan buih buih hijau, hal itu membuat wei ying ingin sekali muntah.
"Yang mulia, keadaan Ratu semakin memburuk" panik Tabib menatap Raja Qiren.
"Lakukan sesuatu! Gunakan sihir jika itu bisa membuatnya sembuh" titah Raja Qiren.

Wei wuxian menutup hidungnya karna mencium bau tidak mengenakan dari buih buih yang di keluarkan oleh Ratu Ember, wangji yang peka langsung mengelus punggung sempit sang pujaan hati. Entah kenapa wei ying merasa pusing padahal semua orang yang ada disana tampak biasa biasa saja.
'Apa Ratu sialan itu tidak pernah sikat gigi sampai sampai mulunya bau bangkai' hujat wei ying dalam hati.

"Ada apa sayang?" Tanya wangji khawatir menatap wajah pucat sang kekasih.
"Dia bau wangji, aku tidak suka" bisik wei ying menyembunyikan wajahnya pada dada bidang wangji, bagi pemuda manis itu bau calon suaminya bisa menetralisir rasa mualnya saat ini.

Dengan perlahan wangji melingkarkan tangannya pada pinggang sang kekasih, saat hendak mengajak wei ying keluar langkahnya terhenti karna mendengar perkataan tabib yang mengobati Ratu ember.
"Bisa ular yang ada di tubuh Ratu sangat kuat, hanya Raja Lan yang bisa mengobatinya" ujar tabib itu ragu.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang