Untuk para pembaca tercinta ini adalah bab akhir yang saya up untuk bulan ini!
Tahun depan kita bertemu kembali dikarenakan saya sedang pusing memikirkan alur cerita selanjutnya!
Saya sangat berterimakasih atas komen, dukungan, serta vote yang kalian semua berikan pada saya!
Cerita ini bukan Hiatus namun hanya libur bulan ini!
Saya tau kalian pasti mengerti♡
Beberapa minggu lalu saya ingin menyampaikan pemberitahuaan ini di papan percakapan, namun entah kenapa pesannya tidak bisa terkirim!
Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih dan maaf sebesar besarnya karna pemberhentian sementara semua cerita saya!
Saya sebagai pengetik sangat bangga dengan kalian!
.
.
.Raja Qiren berbalik hendak mencari keberadaan Raja lan, namun saat berbalik pria itu terpaku menatap kearah pasangan wangxian yang tengah berpelukkan.
'Wei wuxian! Di saat keadaan genting begini dia masih saja bermesraan bersama Raja lan' batin Raja Qiren geram."Butuh bantuanku?" Ujar wangji berbalik menatap kearah Raja Qiren.
"Benar Yang mulia" jawab Raja Qiren.
"Apa yang akan aku dapatkan jika aku bisa menolong wanita itu" tanya wangji sinis, tangannya masih melingkar pada pinggang sang pujaan hati takut wei ying nya terjatuh. Sebab tadi pemuda manis itu tampak pucat.
"Raja lan, bagaimana pun Ratu ember adalah ibu wei wu_"
"Ibu wei ying adalah permaisuri saren! Bukan Ratu ember!" Seru wangji menatap tajam kearah Raja Qiren. Pria itu tidak terima jika wanita yang selalu menyakiti pujaan hatinya dianggap sebagai ibu wei yingnya."Wangji, kepalaku sakit" rengek wei ying mengeratkan pelukkannya. Wangji dengan lembut mengelus kepala wei ying.
Tanpa menunggu jawaban dari Raja Qiren, wangji membawa tubuh wei ying pada gendongannya. Tidak mungkin bagi wangji untuk membiarkan sang pujaan hati berjalan saat merasa pusing bukan? Bucennn!!.
"Wei wuxian! Ratu sedang butuh pertolongan dan kau dengan seenaknya pergi tanpa membantu!" Ujar Raja Qiren melotot marah.
"JANGAN MEMBESARKAN SUARAMU PADA ISTRIKU!!" seru wangji menatap sengit Raja Qiren.Raja Qiren terdiam mendengar bentakkan sang tiran, sementara wei wuxian memutar bola matanya.
"Wangji, lebih baik segera obati dia" ujar wei ying mengelus punggung lebar calon suaminya, bukan karna takut akan bentakkan sang ayah namun wei wuxian tidak ingin Ratu ember mati begitu cepat. Dendamnya belum dimulai.Wangji yang mendapatkan perintah dari sang pujaan hati langsung menurut, sebelum pria itu mendekati Ratu ember wangji terlebih dahulu memberikan tatapan membunuh pada Raja Qiren yang membuat pria paruh baya itu ciut.
Sedangkan di samping Ratu ember yang tengah berbaring lemah, putri yanzi menatap iri pada wei wuxian yang bisa dengan mudah memerintah pria pujaannya.Setelah Raja lan selesai mengobati Ratu ember, pria itu berlalu pergi meninggalkan kediaman Ratu ember bersama wei wuxian. Mereka pergi tanpa berpamitan sedikitpun, hal itu membuat Raja Qiren merasa terhina namun tidak bisa berbuat apa apa.
Sampai di kediaman wei wuxian, wangji menuntun pujaan hatinya keranjang karna sejak tadi pemuda manis itu mengeluh mual.
"Apa tidak sebaiknya di periksa tabib?" Tanya wangji khawatir akan kondisi sang kekasih.
"Tidak usah, ini hanya kelelahan saja wangji" ujar wei ying sembari memejamkan kedua matanya lemas.Wajah pucat wei wuxian membuat wangji keberatan akan penolakan itu, namun ia tidak ingin memaksa dan memilih diam sembari mengelus kepala calon Ratunya berharap bisa meringankan rasa tidak nyaman wei wuxian.
Satu minggu berlalu begitu cepat, keadaan Ratu ember sudah mulai membaik semua berkat Raja lan. Selama itu pula Putri yanzi menunggu kedatangan seorang Raja atau pangeran dari kerajaan lain untuk meminangnya, namun sepertinya nasib nya kurang beruntung karna tidak ada yang datang untuk sekedar mendekatinya.
"Kenapa tidak ada yang datang mengajukkan lamaran ibu" tanya putri yanzi kesal, wanita itu takut kalau dirinya keburu hamil sebelum menikah.
"Kamu tenanglah sayang, ibu yakin banyak dari mereka merasa tidak pantas bisa bersanding dengan calon putri mahkota sepertimu" ujar Ratu ember.
"Ibu, bagaimana jika aku menjadi selir Raja Lan saja?" Tanya putri yanzi menatap ibunya serius.Mendengar perkataan sang putri membuat Ratu ember terkejut, wanita itu menatap tidak percaya pada anaknya.
"Ibu sudah pernah merasakan bagaimana menjadi seorang selir nak, itu sangat tersiksa. Jangan pernah berfikir melakukan itu" ujar Ratu ember menatap marah anaknya.
"Bu, aku bisa merebut Raja lan seperti ibu yang merebut Ayah dari permaisuri saren dulu" seru putri yanzi.
"Kamu mungkin bisa membunuh Wei wuxian! Tapi kamu tidak akan bisa menggantikan wei wuxian di hati Raja lan! Kau lihat ibu yanzi! Bahkan setelah ibu membunuh permaisuri saren, ibu tidak pernah mendapatkan gelar permaisuri itu. Kau jangan bodoh" ujar Ratu ember menguncang bahu anaknya."Lagipula kenapa kau sangat ingin menikah hah? Dulu kau tidak seperti ini" ujar Ratu ember manatap curiga putrinya.
Putri yanzi mendengar perkataan ibunya merasa gugup setengah mati, wanita itu meremas kedua tangannya. Rasa takutnya sangat besar kali ini, takut jika kesalahannya di ketahui oleh sang ayah. Ayahnya sangat keras dan bisa saja jika Ayahnya tau ia sudah bersetubuh dengan pria maka gelarnya akan di copot.
"Ibu, maafkan yanzi. Yanzi sudah melakukan kesalahan" ujar yanzi menjatuhkan tubuhnya bersimpuh di kaki sang ibu.
"Apa yang kau katakan yanzi? Kesalahan apa" ujar Ratu ember terkejut.
"Ibu aku sudah tidak suci lagi, ak_
"Siapa yang melakukannya? Apa itu Raja lan?" Tanya Ratu ember menatap putrinya.
"Bukan, sehun yang melakukannya" lirih yanzi yang membuat Ratu ember menutup mulutnya menggunakan tangannya saking syoknya.Ratu ember mendudukkan tubuhnya keranjang sembari memijit keningnya yang tiba tiba berdenyut karna mendengar fakta dari sang putri. Wanita itu tampak menghelan nafas berkali kali.
"Kita harus memastikannya, ikut ibu menemui tabib" ujar Ratu ember berjalan menarik tangan putrinya menuju rumah tabib kerajaan.
"Ibu bagaimana jika dia mengatakan pada ayah?" ujar yanzi.
"Dia tidak akan mengatakkannya, ibu akan memberikan tabib 100 keping emas untuk menutup mulutnya" ujar Ratu ember.Mereka berdua pergi menuju rumah tabib kerajaan yang memang ada di sana, saat sampai di sana Ratu ember langsung memberi perintah pada tabib itu untuk memeriksa anaknya. Dan banar! Yanzi tengah hamil dan sudah berjalan 1 minggu lebih, awalnya tabib itu terkejut dan ingin bertanya namun tatapan Ratu ember membuatnya terdiam.
"Ambil ini dan jangan berutahu kehamilan yanzi pada siapapun!" Pinta Ratu ember melemparkan 100 keping emas yang sudah di wadahi kain kepada tabib yang memeriksa putri yanzi.Tabib itu hanya mengangguk, ia mendapatkan keuntungaan. Lagipula tabib itu sudah mengikuti Ratu ember sejak lama dan sudah ikut serta atas kematian Permaisuri Saren.
'Yanzi hamil? Ini sangat menarik' batin seseorang yang berada di luar sembari tersenyum misterius.
