22

4.1K 392 28
                                    

Jangan lupa vote!!
.
.
.

Jantung Raja lan serasa keluar mendengar panggilan wei ying padanya, karna sejak sadar waktu itu wei ying tidak pernah lagi memanggil namanya dengan sebutan 'Raja'.
"Aku ingin kalian semua keluar!" Ujar Raja lan dingin dan seketika itupun hawa di kamar wei ying serasa mencengkam. Semua orang keluar dan hanya tersisa wangji dan juga wei ying.

'Gawat! Apa wangji akan membunuhku' batin wei ying takut.

Raja lan langsung mendekati wei ying dengan tatapan kosong, tanpa aba aba naik keranjang menindih tubuh wei ying. Wei ying tidak bisa untuk tidak tetkejut dengan serangan mendadak wangji, berusaha memberontak tetapi tenaganya tidak kuat.
"Wangji ap_ emhhhh"

Sebelum wei ying menyelesaikan ucapannya bibirnya sudah di bungkam oleh bibir wangji dengan bringas, tangan wangji bahkan tidak tinggal diam untuk melepaskan semua pakaian pemuda manis itu. Wei ying memberontak sekuat tenaga membuat wangji semakin kencang menahan tubuhnya.
"Emhhhhh...wa...emhhhh"

Wangji tidak membiarkan wei ying berbicara sedikitpun, pakaian pemuda manis itu sudah terlepas dan di lempar kesembarang arah oleh wangji. Tangannya meremas pantat berisi wei ying membuat sang pemilik mendesah dalam ciuman ganas calon suaminya, mata wei ying melotot saat merasakan dua jari wangji mengobrak abrik hole miliknya.
"Akhhh..emhhhhh...ahh...ti..da...akk"

Cukup lama wangji mengerakkan jarinya di lubang wei ying, merasa jalan miliknya sudah siap dengan cepat wangji melepaskan hunfu miliknya.
"Hah...wangji aku jela_ emhhhhh"

Seperti kerasukan setan wang ji kembali membungkam bibir pemuda manis itu, air matanya mengalir karna merasa dirinya akan menyakiti orang yang di cintainya. Tetapi wangji tidak punya pilihan lain, ingatan wei ying nya sudah kembali dan sebentar lagi pasti pemuda manis itu akan kembali membencinya dan menjalin kasih dengan sehun. Memikirkan nya saja membuat wangji berang tidak terima, tangannya memposisikan panis besar itu pada hole merah berkerut calon Ratunya.
'Maafkan aku wei ying, aku sudah gila karna cintamu. Biarkan kali ini aku egois agar kau bisa tetap bersamaku! Dengan membuatmu hamil maka kau akan tetap berada di sisiku' batin wangji memasukkan miliknya dengan cepat.

JLEPPP

"Akhhhhh..sa..kittttt...ahhhh" pekik wei ying merasa bagian bawahnya serasa terbelah dua. Air mata pemuda manis itu mengalir begitu saja.

"Kau milikku wei ying! Hanya milikku" ujar wangji mulai menggoyangkan pinggulnya.

"Ahhh..ahhhh...wan..gjii....ahhh"

Plop
Plop
Plop

Suara penyatuan mereka terdengar saking ganasnya genjotan wangji pada pemuda manis itu, darah mengalir di sela sela percintaan mereka karna ini adalah kali pertama bagi wei ying.

"Emhhhh...ahhh...pe..lan...ahhhh...ahhh"

Gerakan wangji semakin membuat wei ying mengelijat, desahan demi desahan keluar dari mulut keduanya apalagi saat wangji memperdalam tusukannya.
"Ahhh...milikku..ahhhh...hahhhhh"

"Ahhhh..sa...kitttt..ahhhhh...per..lahann...emhhh"

Merasa cairannya akan keluar wangji semakin kasar menyetubuhi pemuda manis itu, bahkan suara gesekan ranjang menjadi bukti akan kebringasan seorang Raja lan. Bibir wangji tidak berhenti melumat bibir bengkak wei ying kesukaannya.
"Ahhhh...aku..keluar...ahhhh"

Crottttttt

Semburan dari milik wangji membuat wei ying memekik keras, rasa panas dan juga penuh didalam perutnya. Tubuh wei ying bergetar hebat dengan nafas ngos ngosan, wangji membelai wajah merah penuh keringat itu dengan air mata mengalir.
"Maaff, biarkan aku egois sekali saja wei ying" lirih wangji.
"Baru bebarapa hari ini aku merasakan cinta darimu hiks merasakan kebahagiaan yang telah lama aku impikan namun semuanya lenyap karna ingatanmu yang sudah kembali hiks" tangis wangji, wei ying sangat tau seberapa tersiksanya pria yang telah menganggahinya secara paksa itu.

"Dua tahun wei ying hiks dua tahun aku bersabar menunggu cintamu, tapi kamu benar benar tidak melirikku sama sekali hiks biarkan aku egois kali ini hiks" lirih wangji memeluk pinggang pemuda manis yang menatapnya itu.
"Maafkan aku hiks maafkan aku"

"Jangan menanggis wangji, aku paham" ujar wei ying yang sejak tadi diam.

Mata wangji terpaku menatap kearah wei ying, bukankah seharusnya pemuda manis itu marah dan membencinya karna apa yang telah dia lakukan? Lalu?.
"Kamu tidak marah?" Ujar wangji mengatup kedua pipi pemuda manis itu.
"Kau ingin aku marah?" Tanya wei ying dan langsung di balas dengan gelengan cepat dari pria di atasnya.
"Aku memang mengingat kembali wangji, tetapi aku tidak lagi membencimu. Dulu aku sangat bodoh hingga mencampakkanmu begitu saja tetapi sekarang tidak" ujar wei ying tersenyum.

Air mata wangji kembali mengalir setelah mendengar peryataan wei ying, dengan erat pria itu kembali memeluk tubuh ramping itu mengucapkan terimakasih sebanyak banyakknya.
"Kau sangat kejam wangji! Pantatku sakit" ujar wei ying mencairkan suasana.
"Maafkan aku sayang maaf" bisik wangji mencium tekuk calon ratunya.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang