VOTE NYA DI KENCENGIN YA TEMAN!!
.
.
.Pagi ini semua anggota kerajaan sudah ada di meja makan untuk sarapan, bau khas masakan yang baru di masak sangat menguggah selera. Namun ini sangat berbeda dengan Putri yanzi, serta Raja Qiren.
"Ada apa yanzi? Ayo makanlah" ujar Ratu ember yang sejak tadi heran melihat tingkah putrinya.
"Aku tidak suka bau makanan ini ibu, sangat busuk" ujar yanzi menutup hidungnya.Ratu ember segera mengerti akan apa yang terjadi pada putri nya, ia tau selera ibu hamil kadang kadang berubah ubah.
"Baiklah, sepertinya kamu sedang tidak enak badan sayang. Pergilah kekamarmu istirahat, nanti ibu akan bawakan makanan kekamarmu" ujar Ratu ember mengelus rambut putrinya sayang.Wei wuxian yang melihat tingkah berlebihan kakak tirinya merasa muak, dia yang merasa hamil saja tidak seperti itu. Ya walaupun belum di periksa oleh tabib tapi wei wuxian yakin bahwa dirinya tengah hamil. Dengan kasar pemuda manis itu melahap sarapannya karna merasa sangat lapar, entah kenapa melihat wajah yanzi seperti itu membuat wei wuxian pengen menendang wanita itu.
Wei wuxian juga melirik sekilas selir yangmi yang tampak biasa biasa saja seperti dirinya, tidak lebay itu itu pengen muntah. Terdengar dengusan kesal dari wei wuxian yang bisa di dengar oleh wangji.
"Ada apa?" Tanya wangji menatap wajah cantik calon Ratunya.Di tanya seperti itu wei wuxian hanya menggelengkan kepalanya, dapat pemuda manis itu rasakan sentuhan halus di kepalanya yang di berikan oleh wangji. Rasa kesal yang sempat hinggap dalam hati wei ying langsung sirna digantikan senyum manis.
"Yanzi benar, makanan ini sangat bau" suara Raja Qiren setelah melihat kepergian putrinya.
"Aneh bagaimana baginda? Makanan ini terlihat sama seperti sebelumnya" ujar Ratu ember menatap kearah suaminya heran. Tidak hanya Ratu ember yang bingung, bahkan selir liying serta selir yangmi ikut bingung karna perkataan Raja Qiren. Sedangkan wei wuxian menatap Raja Qiren sembari tersenyum sinis.'Taunya cuma genjot genjot, istrinya hamil saja tidak di tau' batin wei ying melanjutkan sesi makannya. Sekarang pemuda manis itu tau kenapa selir yangmi tidak mual saat makan, sebab yang menggantikan sesi ngidamnya adalah Raja Qiren.
"Aku tidak tau, aku sangat mual hanya dengan menghirup aroma makanan ini" ujar Raja Qiren menutup hidunya.
"Sepertinya baginda sedang tidak sehat" ujar Ratu ember.
"Sepertinya iya, aku akan pergi saja. Wei wuxian bisakah kau menyuruh dayang ziyi membuatkan aku makanan" ujar Raja Qiren tiba tiba.Alis wei wuxian terangkat mendengar permintaan Ayahnya, pemuda manis itu hanya menggangguk saja karna masih asik menyantap sarapannya. Sedangkan selir liying menatap kepergiaan Raja dengan tatapan sulit di artikan, dan itu di lihat jelas oleh wei wuxian.
'Sepertinya aku menemukkan target pertama' batin wei ying menyeringai.~
Disisi lain saat ini Ratu ember tengah menuntun suaminya menuju kamar, wanita itu dengan penuh perhatian merebahkan tubuh suaminya.
"Aku merindukan Seren" ujar Raja Qiren sembari memijit pelipisnya yang terasa pusing. Ratu ember hanya terdiam mendengarkan curahan sang suami.
"Saat dia hamil dulu, aku merasa mual merasakan makanan istana. Saren tidak banyak meminta tapi entah kenapa aku yang menjadi banyak meminta saat itu" ujar Raja terkekeh mengingat saat istri kesayangannya hamil wei wuxian dulu."Raja itu sudah sangat lama, tidakkah kamu mencoba untuk melupakannya" ujar Ratu ember sejak tadi geram.
"Aku tidak akan pernah mau melupakan semua kenangan tentang permaisuriku, entah kenapa saren tidak pernah datang kedalam mimpiku. Apa dia sangat membenciku?" Gumam Raja Qiren terkekeh sedih.
"Seandainya wei wuxian tidak ada di dunia ini pastinya aku tidak akan kehilangan permaisuriku" lirih Raja Qiren, setiap mengingat kepergian permaisurinya. Raja Qiren seolah semakin membenci akan kehadiran wei wuxian, baginya wei wuxian adalah malapetaka untuk hidupnya."Bisakah kau melupakan wanita itu yang mulia? Aku yang selalu ada disampingmu sekarang bukan dia" ujar Ratu ember yang sejak tadi merasa geram mendengar perkataan suaminya. Wanita itu sudah sangat muak akan semuanya, ia sudah melenyapkan penghalang kebahagianya. Namun itu tidak bisa membuat Raja Qiren menatapnya seperti pria itu menatap Permaisuri saren, bahkan saat dirinya meminta untuk bisa tidur dikamar mendiang Permaisuri saren dan suaminya. Hal itu sangat di tentang keras oleh suaminya.
Ratu ember sangat kesal apalagi matanya melihat dengan jelas bagaimana sebuah lukisan besar bergambar wajah permaisuri saren di pajang di tengah tegah tempat tidur ini."Itu berbeda" ujar Raja Qiren.
"Apa bedanya? Apa kelebihan dari saren!" Seru Ratu ember meninggikan suaranya."EMBER!!!" Seru Raja Qiren menatap marah kearah Ratu nya.
"Kelebihan permaisuriku begitu banyak dan tidak bisa di jabarkan! Bahkan kau tidak bisa menandinginya sedikitpun! Ingat! Kau hanya seorang selir yang ku angkat menjadi Ratu sekarang, jangan memancingku untuk mengatakan sesuatu yang merendahkanmu!" seru Raja Qiren meninggikan suaranya.
Ratu ember mengepalkan tangannya untuk menahan lonjakkan emosi dalam tubuhnya, wanita itu tidak terima atas semua perkataan sang suami. Tanpa berkata Ratu ember meninggalkan kamar suaminya.
~
"Bagaimana hasilnya? Apa aku sedang hamil?" Tanya selir liying kepada tabib kerajaan.Tabib yang memeriksa keadaan selir liying hanya menggelengkan kepalanya, hal itu membuat selir liying bingung.
"Jika bukan aku lalu siapa?" Gumam selir liying berfikir."Keguguran anda yang sudah beberapa kali membuat kemungkinan untuk bisa di buahi lagi sangat kecil" jelas tabib tersebut.
Selir liying mengepalkan tangannya erat, semua peristiwa yang menimpanya di sebabkan ambisi dari Ratu ember. Wanita itu sangat licik, setiap mengetahui para selir hamil maka Ratu ember akan memaksa untuk mengguggurkannya bayi mereka. Itu disebabkan anak mereka akan menghambat jalan Putri yanzi menjadi putri mahkota.
"Tidak mungkin Ratu ember hamil, dan yang patut aku curigai adalah yangmi" gumam selir liying yang bisa di dengar jelas oleh tabib yang memeriksanya.Tabib itu melirik singkat kearah selir liying, wajah tabib itu tampak menunduk menyembunyikan fakta yang ia ketahui.
Tanpa permisi selir liying berjalan keluar ruangan tersebut menuju kekediaman selir yangmi.
'Saya berdoa semoga anda baik baik saja selir yangmi' batin tabib itu.