26

3.4K 347 16
                                    

Jangan lupa vote!!
.
.
.

Raja Qiren, Ratu Ember, Raja Lan dan juga Pangeran wei wuxian sudah berkumpul di meja makan, Raja Qiren memerintahkan para pelayan untuk memanggil Putri yanzi serta kedua selirnya. Sedangkan Raja Lan dan juga wei wuxian hanya diam menunggu, tampak pemuda manis itu sangat tidak bersemangat.
"Kamu sudah lapar hmm?" Tanya Raja lan menggenggam tangan kesayangannya.
"Tidak, kita tunggu mereka saja" ujar wei ying bersandar pada bahu Raja lan.

Sementara di sisi lain, putri yanzi masuk kedalam kamar khusus tamu kerajaan. Wanita itu menyodorkan sebuah minuman pada sehun yang membuat pria tersebut bingung.
"Apa ini putri?" Tanya sehun.
"Tidak perlu banyak bertanya, Minum saja!. Ini adalah kamar di antara ruang makan dan kamar wei wuxian, nanti dia akan melewati kamar ini jadi saat kau melihatnya segera lakukan rancana kita" ujar Putri yanzi.

Sehun menggangguk kan kepalanya kemudian menerima gelas yang di sodorkan oleh putri yanzi, tanpa curiga pria itu meneguknya yang mambuat senyum licik yanzi terbit.
"Bagus, minuman itu sudah ku campurkan. Jadi beberapa menit lagi akan bereaksi" ujar putri yanzi berlalu meninggalkan sehun yang terkejut.
"Kanapa kau memberikannya padaku juga putri!" Seru sehun tidak terima.
"Aku tau dari awal kau ragu sehun jadi kali ini aku tidak mau mengambil resiko!" Ujar yanzi sebelum menghilang dari balik pintu.

Seseorang yang sedari tadi mengintip dan mendengar semua pembicaraan keduanya menutup mulut tak percaya.
"Aku harus menyelamatkan wei wuxian" lirih sosok itu yang tidak lain adalah selir yangmi.

Awalnya selir yangmi curiga setelah melihat putri yanzi masuk kedalam kamar tamu tempat sehun tidur, dengan pelan wanita paruh baya itu mengikuti yanzi. Tadinya wanita itu tidak memikirkan hal yang buruk tetapi setelah mendengar semua pembicaraan itu selir yangmi sangat terkejut. Sehun dan putri yanzi berniat melakukan hal yang buruk pada wei wuxian.
Dengan cepat selir yangmi pergi menuju ruang makan dimana semua orang sudah menunggunya. Mereka memulai makan malam seperti biasa, namun kali ini hening tidak ada pembicaraan. Bedanya putri yanzi dan selir yangmi yang mencuri pandangan ke arah wei wuxian.

'Apa yang harus ibu lakukan untuk menolongmu wei wuxian' batin selir yangmi khawatir.

'Sebentar lagi kehidupanmu akan hancur wei wuxian' batin putri yanzi sinis.

Wei wuxian memulai makan malamnya dengan meneguk menumannya, namun baru suapan ketiga wei ying merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Rasa panas, pusing dan bergetar pada area pribadinya.
'Apa yang terjadi?' Batin wei ying bergerak tidak nyaman.

Semakin lama wei ying marasakan panas dan gerah semakin menjadi pada tubuhnya, pemuda manis itu menghentikan aktifitasnya kemudian beralih menatap wangji yang ada di sebelahnya dengan kabut gairah.
"Wangji, hmm aku ingin kekamar saja. Tiba tiba nafsu makanku hilang" ujar wei ying mencoba mengontrol desahannya.
"Kamu sakit? Biar ku antar" ujar wangji lembut tetapi pemuda manis itu menggelengkan kepalanya.
"Aku bisa sendiri, kamu selesai kan dulu makanmu. Aku permisi" ujar wei ying.

'Nikmati hari penuh gairahmu wei wuxian sialan!' Batin yanzi melanjutkan makannya.

Melihat kepergian wei wuxian dengan segera selir yangmi pamit pada semuanya beralasan hendak ke toilet. Putri yanzi yang tidak tau kalau rencananya di ketahui oleh selir yangmi hanya bodo amat. Tampak dari kejauhan selir yangmi melihat bagaimana tingkah aneh wei wuxian.
"Wei wuxian" panggil selir yangmi.
"Emhhh, ada apa?" Tanya wei ying mencoba menahan desahannya, pemuda manis itu tidak terlalu waspada pada selir yangmi karna dalam ingatannya dulu selir ini selalu menolongnya disaat tertentu.

"Kamu ingin ke kamar bukan? Biar ibu antar" ujar selir yangmi menarik tangan wei ying.

Disisi lain, sehun yang sudah berada di luar kamar melihat wei wuxian bersama selir yangmi mendesis bingung.
"Ahh kenapa selir yangmi ikut bersama pangeran wei? Tidak mungkin aku menarik wei wuxian sekarang, selir yangmi nanti bisa curiga" gumam sehun frustasi, obat yang di berikan oleh putri yanzi sudah mulai beresksi. Tubuh pria itu mulai panas di selimuti nafsu.
"Ini semua salah putri yanzi, wanita itu melah memberikan obat tersebut padaku" desis sehun mendudukkan tubuhnya keranjang.

Sungguh sehun mengumpati yanzi karna sudah memberikannya obat perangsang, sekarang pria itu hanya bisa melepaskan pakaiannya sembari mengurut penis miliknya.
Sementara disisi lain wei wuxian semakin hilang arah kerna efek obat entah apa dirinya tidak tau, selir yangmi yang melihat itu tidak tau harus berbuat apa.
"Ibu ada apa? Kenapa tubuhku sangat panas" lirin wei wuxian tak berdaya.
"Sepertinya kamu di berikan obat nak" ujar selir yangmi cemas.
"Aku tidak kuat hahh, tolong aku ibu ahh" ujar wei ying mengelijat.

'Raja Lan pasti bisa menolong wei wuxian' batin selir yangmi.

Wanita paruh baya itu langsung pergi meninggalkan kamar, tetapi terlebih dahulu selir yangmi mengunci pintu agar tidak ada yang bisa masuk. Dengan sedikit berlari selir yangmi mencari keberadaan Raja lan, untungnya mereka berdua berpapasan dan tampa pikir panjang selir yangmi menarik tangan Raja lan menuju kamar wei wuxian yang sudah dia anggap putra itu.
"Apa yang kau lakukan selir yangmi!" Seru Raja lan marah karna di tarik tanpa izin.
"Kumohon Raja lan, ini sangat penting. Wei wuxian sangat membutuhkan anda saat ini, saya tau anda dan juga wei wuxian belum menikah tetapi hanya anda yang bisa melakukannya" ujar selir yangmi memelas.

Mendengar ucapan wanita tersebut, kening Raja lan sedikit tertarik karna bingung dengan arah pembicaraan. Tetapi karna selir yangmi mengatakan ini menyangkut calon Ratunya akhirnya Pria tersebut menurut.
Sampai di depan kamar wei ying nya, wangji dapat mendengar lirihan sang kekasih yang membuat wangji khawatir.
"Apa yang terjadi?" Tanya Raja lan dingin, jika menyangkut keselamatan sang Ratu wangji akan menjadi orang yang lebih menyeramkan.
"Saya mempercayakan semuanya pada anda Raja lan, permisi" ujar Selir yangmi.

TRANSMIGRASI (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang